Mohon tunggu...
Emi Shelvianah
Emi Shelvianah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Home

Menyingkirkan Gengsi Orangtua: Kunci Membangun Kedekatan dan Kesejahteraan Mental Anak

20 April 2024   19:00 Diperbarui: 20 April 2024   19:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang Sebagian orang tua tidak mengetahui jika anak merasa kesepian. Bisa jadi dikarenakan oleh rasa gengsi orang tua terhadap anak dan kurangnya perhatian yang diberikan. Sebagai contoh saat anak ulang tahun, orang tua merasa gengsi untuk sekedar mengucapkan "selamat ulang tahun" pada anak mereka. Atau contoh lain saat anak mendapatkan prestasi, orang tua seringkali tidak mengapresiasi anak dengan kata- kata motivasi untuk mengungkapkan bahwa anak sudah melakukan dengan baik. Pada saat momen momen seperti itulah, hal yang diinginkan anak adalah sebuah perhatian orang tua. walaupun hanya sekedar ucapan sederhana seperti ucapan "selamat ulang tahun"bisa membuat mereka merasa bahagia dan dihargai. 

      Apakah rasa gengsi orang tua dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak? Tentu saja hal tesebut berdampak terhadap pertumbuhan sikap dan kesehatan mental anak. Anak- anak cenderung meniru sikap gengsi orang tua mereka. Mereka mungkin merasa enggan untuk mengucapkan ulang tahun pada orang tua, gengsi dalam mengucapkan maaf atau merasa malu saat meminta bantuan orang lain. Contoh lain dalam Masyarakat jawa, anak diperkenankan untuk menggunakan Bahasa krama kepada orang yang lebih tua. Nah, jika anak tidak diajarkan dan tidak dibiasakan sejak dini, mereka kemungkinan akan merasa malu dan enggan menggunakan bahasa krama saat berinteraksi dengan orang tua saat dia remaja nanti. Selain itu anak juga akan merasa jauh dan kesepian dari orang tua. Anak akan merasa bahwa dia lebih suka dalam kesendirian dan itu akan berpengaruh buruk terhadap Kesehatan mental anak. 

       Meskipun beberapa anak dapat memaklumi sikap gengsi orang tua, atau bahkan mulai memperbaiki sedikit demi sedikit sifat buruk yang mereka tiru, banyak anak merasa bingung dan terluka oleh sifat tersebut. Mereka bertanya tanya apakah dirinya telah melakukan kesalahan atau apakah suatu prestasi yang dicapai kurang dimata orang tua mereka. Anak akan merasa dirinya rendah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan dan lebih terbuka terhadap anak. Biasakanlah untuk memberi kata kata motivasi, ucapan selamat pada anak agar dia merasa dihargai dan dicintai. Orang tua dapat belajar mengucapkan kata maaf jika melakukan kesalahan. Dengan membangun kebiasaan ini, orang tua dapat membantu membentuk pribadi anak yang lebih baik bagi masa depan serta dapat membangun memperkuat hubungan orang tua dengan anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun