Surat Terbuka untuk Bapak Jokowi
Pak Jokowi,
Sebelum saya berangkat ke TPS untuk menggunakan hak pilih saya, saya sempatkan dulu untuk menulis surat ini.
Pak Jokowi,
Bila kelak bapak benar-benar jadi calon presiden, tolongyakinkan kami bahwa bapak mencalonkan diri menjadi Presiden bukan untuk meninggalkan Jakarta begitu saja, tapi justru untuk membangun Jakarta lebih baik lagi, karena wewenang bapak sebagai Presiden tentu akan lebih luas.
Selain itu yakinkan juga kepada kami, bahwa niat anda menjadi presiden adalah untuk membangun seluruh Indonesia supaya jangan hanya Jakarta yang merasakan semangat perjuangan anda, tapi seluruh wilayah Indonesia.
Pak Jokowi,
Bila kelakbapak benar-benar terpilih jadi Presiden:
1.Jangan terlalu merasa berhutang budi pada bu Megawati dan PDI, karena walaupun bu Megawati dan PDI yang menjadikan anda calon Presiden, anda tidak akan menjadi Presiden kalau rakyat tidak memilih anda.
2.Jangan mau jadi bonekanya bu Megawati dan PDI.Pilihlah wakil presiden anda sendiri, yaitu orang yang mampu bekerja sama dengan anda, satu visi dan misi dengan anda, berkwalitas, punya kemampuan, jujur, berwibawa. Jangan mau dipaksa menjadikan Puan Maharani-Putri bu Mega untuk menjadi wakil anda bila memang menurut anda itu tidak sesuai dengan hati nurani anda. Jangan takut menolak dan berkata tidak, bila itu untuk kebaikan bangsa kita.
3.Jangan mau dititipi menteri, kalau akhirnya anda jadi calon presiden karena koalisi beberapa partai, tetap tegas pilih menteri anda sendiri. Kalau ada ketua partai yang mau nitip kadernya untuk menjadi menteri dan ternyata titipan partai itu bukan orang yang berkwalitas, sekali lagi jangan takut menolak dan berkata tidak. Jangan takut dimusuhi oleh para ketua partai. Ingat bila anda menjadi presiden karena Rakyat, maka rakyat akan selalu di pihak anda.
Seandainya Pak Jokowi benar-benar terpilih jadi presdiden, selesai pemilihan langsung katakan pada bu Mega: “ Terimakasih sudah membuat saya memiliki tangan yang lebih panjang untuk membangun Indonesia, tetapi tegas saya katakana saya tidak mau diintervensi dalam bentuk apapun saat nanti saya menjalankan amanat rakyat. Saya menghargai dan menghormati Ibu dan akan makin menghargai dan menghormati Ibu, bila ibu mendukung keputusan saya untuk menjalankan pemerintahan ini dengan bersih.”
Tinggalkan atribut PDIP anda, karena sejak anda dipilih jadi Presiden anda bukan lagi orang PDIP anda milik semua partai dan seluruh rakyat Indonesia.
Ingat jadi Presiden itu bukan menjadi orang besar, justru dia menjadi orang yang paling rendah, menjadi pelayan bagi rakyat. Karenaterpilih menjadi Presiden berarti terpilih untuk melayani bukan dilayani dan bukan untuk mengakali.
Sekian surat dari saya.
Saya mau ke TPS dulu menggunakan hak pilih saya.
Mari kita bersama membangun Indonesia tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H