Mohon tunggu...
EmilyWu
EmilyWu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Cerpenis, Menerima Jasa Penulisan Novel.

Walaupun aku tak bersayap, aku ingin terbang ke langit mengambil matahari, bintang dan bulan. Ide cantik selalu menarik untuk kuketik dan kususun dengan indah menjadi sebuah kisah...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Ultah untuk Pacar

6 Juni 2023   07:57 Diperbarui: 6 Juni 2023   08:02 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kreasi pribadi, menggunakan Canva

Hari itu aku sedang mencari kado ultah untuk  Marvan, pacar baruku, ketika tertangkap mataku sosok Adyam, mantan pacarku yang sudah hampir 3,5 tahun tidak bertemu.

Aku berusaha menghindari Adyam, namun sepertinya mata Adyam lebih cepat melihatku dibanding usahaku untuk tak terlihat olehnya.

"Indu!" Adyam memanggil namaku.

Mau tidak mau aku mengangkat wajahku menatap Adyam.

"Indu, apakabar kamu?" Tanyanya lagi.

"Baik." Jawabku singkat.

"Sedang cari apa?" Tanyanya lagi.

"Sedang melihat-lihat saja." Kataku sedikit berdusta, entah kenapa aku tidak ingin mengatakan pada Adyam bahwa aku sedang mencari kado ultah untuk Marvan, pacarku, yang baru jadian denganku 1 minggu yang lalu.

"Kita ngopi di situ yuk, lama lho kita tidak bertemu" Ajak Adyam tiba-tiba.

Aku terdiam, ingin menolak, tapi Adyam sudah menarik tanganku sebelum aku sempat mengatakan, "maaf aku tidak bisa."

Kami duduk berhadapan. Adyam masih seperti 3.5 tahun yang lalu, kulit putih bersih, rambutnya yang dibiarkan gondrong sampai di bawah telinga tergerai, bahkan wangi parfum yang dia pakai dan wangi shampoo nya pun masih sama persis dengan 3,5 yang lalu.

Adyam hari ini mengenakan kaos putih dengan gambar lukisan gadis bertopi, berpakaian seksi, membuat dia kelihatan begitu ganteng tampan dan keren.

"Kamu mau pesan apa? Hari ini aku yang traktir." Katanya sambil menyodorkan lembaran menu.

"Ehm...kamu aku pesankan coklat dingin dan cake bertabur keju saja ya? Itu minuman dan makanan kesukaan kamu, aku ingat kan? Ingatanku masih bagus ya?" Katanya santai, tanpa menungguku memilih menu.

Tidak tahukah Adyam bahwa saat ini aku sama sekali tidak bisa menata hatiku untuk sedikit lebih tenang, bahkan debar kencang di dadaku rasanya bisa terdengar oleh seluruh pengunjung di mall.

"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Adyam lagi, ketika kami menunggu pesanan kami datang.

Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya. Meskipun aku sudah punya Marvan, tapi kami baru pacaran seminggu, masih terlalu dini untuk aku mengakui Marvan sebagai kekasihku.

"Sejak putus dari kamu, aku sudah berganti pacar sekitar 5 kali atau...hem, lebih sepertinya, tapi untuk kali ini aku serius. Namanya Bellona, dia lebih tua dari aku, kami sudah hampir 2 tahun pacaran, saat ini kami sedang menyicil rumah bersama, kalau sampai putus..., gawat." Celotehnya.

Mendengar apa yang dikatannya hatiku rasanya sakit sekali. Sekian tahun berpisah dari Adyam, jujur aku masih berharap suatu hari nanti aku masih bisa kembali padanya, tapi ternyata Adyam sudah menemukan gadis yang akan diajaknya menuju jenjang yang lebih serius, sedang aku? Aku masih mencoba melupakan Adyam dan belajar menerima cinta seorang Marvan.

"Hari ini Bellona ulang tahun, aku sedang mencarikan kado untuknya." Ceritanya tanpa kuminta.

Aku terdiam sedikit terkejut, dengan tanggal ultah Bellona di hari ini. Aku menatap tas kertas berwarna coklat yang aku letakkan di atas meja, yang berisi sebuah kado untuk Marvan, yang hari ini juga berulang tahun.

"Kamu beli apa tadi?" Tanyanya sambil mengeluarkan sebuah benda dari kotak yang juga dia letakkan di atas meja, Dan ternyata benda yang dikeluarkan dari kotak itu berupa sebuah miniatur gitar.

Aku kaget untuk kedua kalinya. Miniatur gitar itu sama persis dengang miniatur gitar yang aku belilkan untuk Marvan.

Adya menunjukkan selembar kartu ucapan kepadaku.

"Ini ucapannya, romantis nggak?" Tanyanya.

Aku melihat tanggal, bulan dan tahun lahir yang tertera di kartu itu persis sama dengan tanggal kelahiran Marvan.

Pelan-pelan aku mengeluarkan miniatur gitar yang aku beli untuk Marvan, aku tunjukkan pada Adyam.

Sorot mata Adyam menunjukkan rasa kaget, ketika melihat miniatur gitar yang ada di tanganku.

"Kamu membeli ini untuk pacar kamu?"

Tanyanya, sepertinya dia agak bingung atau kaget, karena dari tadi aku belum berterus terang bahwa aku sudah punya pacar.

"Ngomong-ngomong, siapa nama pacar kamu?" Tanya Adyam tiba-tiba.

"Marvan." Jawabku jujur.

Adyam mengernyitkan keningnya.

"Marvan? Apakah dia sangat menyukai benda-benda mini dan mengoleksinya" Tanya Adyam lagi.

Aku mengangguk. Marvan memang sangat suka dengan miniatur benda. Dia bercerita bahwa dia punya sandal jepit mini, jaket dan selop kulit mini, becak mini, sepeda onthel mini dan masih banyak lagi koleksi benda mininya yang fotonya tersimpan di HP nya dan pernah ditunjukkan padaku.

"Inikah dia?" Adyam kembali bertanya sambil menunjukkan layar HPnya di mana disitu ada foto Marvan dengan seorang wanita. Aku tidak kenal dengan wanita itu, hubunganku dengan Marvan baru sepekan, belum banyak yang aku ketahui tentang Marvan.

Aku mengangguk.

"Dia saudara kembar Bellona, pacarku, mereka kembar dampit, mereka punya hobby yang sama, yaitu mengkoleksi benda mini" Kata Adyam, memberi penjelasan tanpa kuminta.

Aku menatap Adyam dengan tatapan terkejut bin kaget.

Pacarku dan pacar Adyam ternyata bersaudara, saudara kembar dampit. Hal itu bisa menyebabkan kemungkinan aku bertemu Adyam akan menjadi lebih sering, situasi dan kondisi ini pasti lebih mempersulit usahaku untuk melupakan Adyam, maka saat ini juga, aku bertekat untuk mengakhiri hubunganku dengan Marvan yang baru berusia 7 hari.

_Tamat_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun