Saat ini sedang maraknya tentang kecerdasan buatan AI (artificial intelligence), bahkan hal ini dipercaya akan mendominasi teknologi di masa depan. Chat GPT (Generative Pre-Trained Transformer), adalah sebuah program keluaran perusahaan OpenAI yang dapat menjawab segala pertanyaan dalam bentuk percakapan, atau bahasa alami manusia.
DI indonesia Chat GPT dianggap sangat membantu, karena dapat digunakan langsung dengan bahasa Indonesia. Misalnya dalam kegiatan menulis atau menganalisis artikel .Â
Selain itu, kita bisa meminta ChatGPT memperbaiki tulisan -- seperti meningkatkan kejelasan dan membuatnya lebih langsung atau akurat.Â
sebagai contoh pembuatan artikel ilmiah dalam bahasa Inggris kadang rumit dan susah diringkas. Mintalah chatGPT meringkas poin-poin penting dari satu paragraf artikel ilmiah.
Dengan bantuan tersebut, mahasiswa bisa dilatih untuk meningkatkan ketrampilan pemahaman artikel ilmiah. Bahkan, ChatGPT bisa juga diminta untuk menulis surat puisi, lirik lagu dan lainnya.
Namun dalam sudut pandang yang lain Banyak sekolah dan universitas terkemuka di dunia, termasuk di Prancis, Inggris dan Amerika Serikat melarang penggunaan ChatGPT dalam proses belajar mengajar.
Mereka khawatir bahwa penggunaan ChatGPT akan meningkatkan potensi plagiarisme dan dikhawatirkan mengancam integritas akademik.
tapi tidak sedikit pendapat yang mengasumsikan bahwa ChatGPT dapat membantu para guru atau pengajar dalam memberikan penjelasan materi yang mendetail dalam proses belajar mengajar.Â
Ke dua hal ini tentunya menyebabkan pro dan kontra dari para penggunannya, tidak hanya di dunia pendidikan ChatGPT juga sudah mulai digunakan untuk mendukung penelitian seperti contoh yang sudah saya jelaskan tadi, bahwa kecanggihannya dapat membantu kita dalam menyelesaikan riset artikel ilmiah seperti penentuan judul, topik suatu paragraf atau ide penulisan.Â
diantara perdebatan itu banyak hal yang menjadi keterbatasan dalam penggunaannya karna dianggap tidak akurat dan banyaknya pembahasan dengan konteks yang tidak tepat.Â
