Mohon tunggu...
Emilisa Rosina
Emilisa Rosina Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemacetan Malioboro, Ampun!

25 Mei 2012   05:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:49 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada kata yang mampu melukiskan bagaimana kondisi kemacetan yang terjadi di Jalan Malioboro kota Yogyakarta. Kemacetan lalu lintas tersebut sudah tidak lagi main-main lagi, tidak ada hari tanpa macet! Banyak sekali pengendara yang saling mendahului tanpa aturan untuk mencapai tujuannya dengan lebih cepat meskipun kondisi jalan sangat padat. Para pejalan kaki juga tidak lagi memperoleh kenyamanan dan rasa aman. Hal ini dikarenakan banyak alternatif jalan yang kemudian dipakai tidak pada tempatnya, seperti penggunaan trotoar oleh para pengendara sepeda motor, dan pengendara mobil yang tidak memberikan kesempatan bagi para pejalan kaki untuk menyebrang di zebra cross sehingga terkadang pejalan kaki hanya asal menyeberang saja. Ironis, sangat beresiko bagi keselamatan para pejalan kaki yang seharusnya mendapatkan fasilitasnya. Resiko bukan hanya dialami oleh para pejalan kaki tapi juga oleh para pengendara kendaraan bermotor itu sendiri. Pengendara kendaraan bermotor yang saling kebut itu bisa saja mengalami kecelakaan. Kerugian selanjutnya juga adalah mengenai biaya lebih yang harus dikeluarkan para pengendara karena terjebak kemacetan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kerugian lainnya bisa berupa rusaknya komponen kendaraan sebelum waktunya dan kondisi jalanan yang semakin memburuk karena asap kendaraan yang dapat mematikan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya. Kerugian lain yang paling mencolok, yaitu waktu berharga yang terbuang karena kemacetan berkepanjangan yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas individu maupun perusahaan. Efek panas dari matahari saat kemacetan terjadi juga membuat kondisi psikis pengendara terganggu, seperti munculnya sikap tidak toleran, gampang marah, dan stress. Kemacetan parah lalu lintas di Jalan Malioboro Yogyakarta sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Selain ketidakdisiplinan para pengendara dan pejalan kaki, tidak adanya penataan ulang kota juga sangat berpengaruh. Semuanya hanya seperti perencanaan yang tidak terealisasikan. Lihat saja contohnya, yaitu banyaknya penjual souvenir dan keperluan lainnya yang semakin banyak dan awut-awutan. Kemacetan jalan juga bertambah parah dengan adanya sampah-sampah yang ada di sepanjang Jalan Malioboro. Sampah-sampah tersebut berbau busuk dan menyumbat saluran-saluran air sehingga mengakibatkan banjir saat musim penghujan. Kemacetan Jalan Malioboro-Yogyakarta Solusi yang dapat ditawarkan adalah manajemen waktu yang lebih baik dari masyarakat. Dari pihak pemerintah kota, tindakan yang dapat diambil adalah dengan melakukan penataan kota. Hal ini memang memerlukan visi yang kuat dari pemerintah kota yang tentu saja tidak korup. Aparat keamanan juga harus secara telaten mengatur lalu lintas jalanan dan menindak tegas para pengendara yang tidak memperdulikan aturan-aturan lalu lintas, karena pada dasarnya semua kekacauan ini dapat diatasi, asalkan aparati tidak main mata dengan kecurangan. Dengan demikian, sanksi tidak hanya ditujukan bagi pengendara maupun pejalan kaki yang melanggar tata tertib lalu lintas, tapi juga bagi aparat keamanan yang tidak jujur dan penuh dengan nepotisme.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun