Mohon tunggu...
Emilianus Yakob Sese Tolo
Emilianus Yakob Sese Tolo Mohon Tunggu... -

Saya orangnya biasa-biasa saja secara intelektual. Tetapi suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menulis Itu Mudah

15 Juli 2011   07:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menulis itu mudah. Mungkin banyak orang tidak percaya dengan pernyataan ini. Tetapi, pernyataan ini tidak keliru sebab semua orang memiliki potensi menjadi penulis. Yang terpenting adalah terus berlatih menulis. Kemampuan menulis bukan bakat yang diwariskan secara genetif. Menulis adalah keterampilan yang dipelajari. Oleh karena itu, menjadi penulis tidak harus pintar. Semua orang -apa pun latar belakangnya- bisa menjadi penulis asal dia mau belajar dan berlatih secara serius.

Ketika seorang menulis, seorang penulis membutuhkan ide. Kemudian, ide dihurufkan menjadi kata, kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, paragraf menjadi sebuah tulisan. Pertanyaannya, dari manakah ide-ide itu diperoleh? Ide-ide itu muncul dari pengalaman. Oleh karena itu, seorang penulis harus jeli dan peka terhadap pengalaman yang berseliweran di sekitarnya. Selain itu, membaca adalah aktivitas yang harus dilakukan bagi seorang penulis. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Dengan membaca, penulis memperkaya ide-idenya dengan ide-ide yang ditulis oleh orang lain.

Apakah menulis hanya membutuhkan ide? Jelas tidak. Setelah ide itu dikumpulkan, tahap berikut adalah mengorganisir ide-ide itu ke dalam struktur yang teratur. Dengan menstrukturkan ide, tulisan akan lebih “sedap” dibaca. Dengan struktur yang baik, hubungan antara ide yang satu dengan yang lain mudah dipahami.

Menulis itu identik dengan melukis. Pelukis menghadirkan ide dalam lukisan dengan cat, kanvas dan kuas. Sedangkan, penulis mewacanakan ide dengan kata. Jadi, senjata seorang penulis adalah kata. Namun, kata yang tersusun membentuk kalimat dan paraggraf harus ditata secara koheren dan sistematis agar tulisan yang dihasilkan menampakkan keindahan. Tulisan yang baik itu sama dengan sebuah lukisan yang indah.

Proses menstrukturkan ide butuh logika. Dalam proses menulis, logika seorang penulis harus tetap terjaga agar tulisan yang dihasilkan tersusun atas ide-ide yang saling berkaitan secara rasional. Oleh karena itu, sebelum menulis, penulis harus membuat struktur tulisan yang jelas dan tegas. Dengan demikian, baik pembaca maupun menulis akan sangat dibantu dengan struktur yang telah dibangun oleh penulis untuk memahami apa yang ditulis.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses menulis adalah tata bahasa. Membaca tulisan yang tidak mengikuti kaidah bahasa akan sangat mengganggu pembaca walaupun ide dan pesan yang ingin disampaikan itu menarik. Tata bahasa harus menjadi perhatian serius sebab melalui tata bahasa yang baik ide dan pesan yang ingin disampaikan akan mudah ditangkap dan dipahami oleh pembaca.

Namun, untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik butuh proses editing yang baik pula. Kualitas dari seorang penulis tidak dilihat dari kecepatan, tapi ketepatan menulis. Oleh karena itu, seorang penulis tidak boleh tergoda untuk cepat-cepat menyelesaikan sebuah tulisan. Tulisan yang sudah jadi harus dibaca ulang beberapa kali. Ketika membaca, penulis harus menjadi editor bagi tulisannya sendiri. Yang diedit bukan hanya kata yang salah diketik, tapi juga logika dan runtutan pemikiran yang ditulis. Proses mengedit tidak saja sekali, tapi berkali-kali.

Seorang penulis terkenal, Dan Brown, dalam pengakuannya mengatakan bahwa setiap halaman dalam novelnya telah diedit lebih dari sepuluh kali. Bayangkan saja jika novelnya yang 600 halaman, maka Anda bisa bayangkan betapa tabahnya seorang Brown membaca ulang setiap halaman dari novelnya. Ini berarti Brown sadar bahwa untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik perlu proses editing yang ketat dan tegas. Tulisan yang baik selalu dihasilkan oleh proses editing yang baik pula.

Sekali lagi saya katakan bahwa menulis itu mudah. Menulis itu seperti belajar sebuah bahasa asing. Hari pertama susah. Tetapi setelah sebulan ia menjadi lebih mudah. Setahun, seorang sudah bisa bicara tanpa berpikir tentang tata bahasa dan grammarnya karena itu semua sudah menyatu dalam jiwanya. Demikian juga dengan menulis. Awalnya susah, tetapi setalah melewati beberapa bulan, semuanya menjadi lebih mudah.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat. Bukan berarti saya mau menggurui. Saya belum apa-apa dalam hal menulis. Tapi saya hanya mau berbagi dari apa yang saya tahu. Menulislah, sebab dengannya Anda terus menghidupi api semangat jiwa Anda. Jangan pernah tidak menulis, sebab hanya dengan itu Anda memberi jejak pada sejarah.


Jakarta 15 Juli 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun