Dalam kondisi ketidakpastian global seperti pandemi COVID-19, perusahaan dihadapkan pada tantangan yang mengharuskan mereka tidak hanya mempertimbangkan aspek finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dalam menghadapi risiko. Pendekatan tradisional dalam manajemen risiko, yang hanya berfokus pada mitigasi teknis, tidak lagi memadai untuk menangani kompleksitas risiko yang ada. Sebagai solusinya dengan, Pengembangan kerangka kerja baru yang menggabungkan strategi manajemen risiko dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, diharapan menciptakan perusahaan yang lebih fleksibel dan tangguh.
Model konseptual yang menghubungkan manajemen risiko dengan keberlanjutan, tidak hanya mengidentifikasi risiko-risiko internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan, tetapi juga memperkenalkan pendekatan multidimensional untuk mengevaluasi risiko pada berbagai level, mulai dari tingkat perusahaan hingga level sistemik. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat memahami risiko dari sudut pandang yang lebih holistik, memungkinkan penanganan risiko yang lebih terintegrasi dan komprehensif. Pandangan ini menyoroti perlunya perusahaan untuk tidak hanya fokus pada mitigasi dampak finansial dari risiko, tetapi juga mempertimbangkan bagaimana strategi risiko dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, komunitas, dan lingkungan sekitarnya.
Pentingnya dilakukan kolaborasi antara perusahaan dan para pemangku kepentingan untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka kerja yang disarankan menekankan bahwa risiko lingkungan, rantai pasokan, dan risiko siber memerlukan pendekatan yang kolaboratif, dengan semua pemangku kepentingan bekerja bersama untuk menciptakan strategi pencegahan dan mitigasi yang efektif. Pendekatan yang kolaboratif ini menunjukkan bahwa risiko tidak dapat dikelola secara isolasi, dan perlu adanya kesadaran kolektif tentang bagaimana setiap tindakan perusahaan dapat memengaruhi rantai nilai secara keseluruhan. Dengan menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai elemen utama dalam strategi manajemen risiko, perusahaan dapat memperkuat posisinya dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Diperlukan Wawasan yang relevan mengenai pentingnya pendekatan manajemen risiko yang berorientasi pada keberlanjutan, terutama dalam konteks pascapandemi. Penggabungan antara strategi keberlanjutan dan manajemen risiko tidak hanya membuat perusahaan lebih tangguh, tetapi juga memperkaya nilai perusahaan dalam aspek sosial dan lingkungan. Ini adalah langkah strategis yang penting untuk masa depan, karena pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk lebih adaptif dalam menghadapi perubahan. Dengan memprioritaskan tujuan keberlanjutan dalam manajemen risiko, perusahaan dapat menjalankan peran yang lebih aktif dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan memperkuat kontribusinya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H