Mohon tunggu...
Emilia Hartanti
Emilia Hartanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menjadi guru anak-anak usia dini adalah sebuah pilihan yang sangat utama dalam hidup saya. Melihat semua anak-anak usia dini berkembang dalam proses nya adalah sebuah berkat yang sangat saya syukuri dalam kehidupan saya. Disayangi anak-anak, apabila kita tidak datang atau belum datang ke sekolah dicari namanya oleh anak-anak adalah sebuah kesenanganan dan anugerah yang luar biasa. Semangat selalu untuk semua guru-guru anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok A melalui Permainan Tangkap Bola di TK X

29 November 2023   08:56 Diperbarui: 29 November 2023   09:34 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan motorik kasar anak-anak di TK X melalui bermain lempar tangkap bola. Penelitian ini dilakukan karena terdapat permasalahan dalam peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun Kelompok A. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan model Elliot. Subjek yang diteliti adalah anak kelompok A yang berjumlah 23 anak terdiri dari 11 anak perempuan dan 12 anak laki-laki. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan motorik kasar pada anak-anak di kelompok A TK X. Peningkatan dapat dilihat dari observasi yang telah dilakukan, kemampuan awal anak-anak dalam observasi pra tindakan sampai dengan tindakan yang dilakukan di Siklus I proses perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia dini kelompok A ini belum terlihat terlalu jauh berbeda. Dalam Siklus II sudah banyak terlihat perkembangan anak dimana selain dari perubahan tempat ditambahkan dengan motivasi yang dilakukan oleh guru sekaligus peneliti yang terus menerus untuk anak-anak sehingga mereka semakin bersemangat pada saat melakukan gerakan lempar tangkap. Dalam Siklus II ini pun diberi tambahan kertas pijakan berwarna cerah sebagai penanda jarak mereka pada saat melakukan lempar tangkap, lewat hasil yang didapat ternyata dengan perubahan lokasi, motivasi dan semangat dari peneliti juga teman-temannya membawa banyak perubahan. Oleh karena itu dengan adanya tambahan tantangan dalam hal aturan bermain di Siklus III dengan berbaris berhadapan jarak 2 meter dengan bergantian bermain, berpindah ke belakang barisan adalah hal yang dapat anak-anak lalui karena mereka melakukan hal yang menyenangkan untuk mereka yaitu bermain dan mereka mulai terbiasa melakukan gerakan lempar tangkap yang dilakukan secara rutin. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lempar tangkap bola dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak .

Kata kunci : motorik kasar, bermain, lempar tangkap bola.

  • ABSTRACT

This study aims to improve the gross motor skills of children in TK X through playing throwing catch ball. This research is done because there are problems in the improvement of gross motor skills in children aged 4-5 years Group A. The method used in this research is a classroom action research method with Elliot model. Subjects studied are children group A of 23 children consisting of 11 girls and 12 boys. The research instruments used were observation sheets, field notes and documentation. The results showed that there was an increase in gross motor skills in children in group A TK X. The improvement can be seen from the observation that has been done, the children's early ability in pre-action observation up to the action done in Cycle I, the process of development of gross motor ability of early child of group A has not seen too much different. In Cycle II has seen a lot of child development where apart from the change of place added to the motivation made by the teacher as well as continuous researcher for the children so they are more excited at the time of doing the throwing motion. In this second cycle was given additional bright colored footing paper as a marker of their distance during the throwing catch, through the results obtained with the change of location, motivation and spirit of the researchers also his friends brought many changes. Therefore, with the addition of challenges in terms of playing rules in Cycle III by lining up opposite the distance of 2 meters by taking turns playing, moving behind the row is a thing that children can go through because they do a fun thing for them that is playing and they get used to it performing routine throwing movements. It can be concluded that the increase in gross motor abilities of children through the game of catching the ball can be one alternative to improve the abusive motor abilities of children.

.

Keywords: gross motor, play, throw catch ball.


PENDAHULUAN

 Anak usia dini merupakan anak yang rentang usianya 0-6 tahun. Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Taman Kanak-kanak merupakan salah satu program Pendidikan Anak Usia Dini. Salah satu  bidang yang dikembangkan di Taman Kanak-kanak untuk anak adalah perkembangan fisik motorik.

Perkembangan fisik motorik merupakan perkembangan yang signifikan bagi anak usia dini. Menurut Hurlock (1980), "Perkembangan fisik anak usia dini mencakup empat aspek, yaitu: sistem saraf, otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, kelenjar endokrin, serta struktur tubuh (tinggi, berat, dan proporsi tubuh)". Keempat hal tersebut saling mempengaruhi untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik anak usia dini.

Perkembangan motorik akan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan seorang anak dan setiap anak perkembangan fisiknya berbeda. Perkembangan fisik motorik anak secara umum terbagi menjadi dua, yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan fisik anak usia dini mengikuti suatu pola tertentu yaitu otot besar berkembang sebelum otot yang lebih kecil, bagian tengah tubuh berkembang sebelum area lainnya, dan perkembangan mulai dari atas ke bawah juga sebaliknya. Oleh karena itu dalam proses perkembangan fisik anak, motorik kasar terlebih dahulu dibandingkan dengan motorik halus. Dengan adanya pembuktian tersebut maka peneliti memilih kegiatan motorik kasar lempar tangkap bola karena anak-anak di kelas sangat senang dengan kegiatan yang menggunakan media bola selain itu juga lewat kegiatan lempar tangkap bola maka kelenturan tangan anak akan terlatih.

Pada kenyataan yang ditemukan peneliti di lapangan bahwa pada observasi awal yang dilakukan peneliti pada anak kelompok A kelas K2 A TK X sejumlah 23 anak dengan melakukan kegiatan lempar tangkap bola dapat diketahui bahwa kemampuan motorik kasar anak rendah. Dari data observasi kemampuan motorik kasar anak terlihat bahwa hanya 7 anak (30.4%) anak mampu melakukan kegiatan melempar dan menangkap dengan seimbang, 5 orang anak (21.7%) yang mampu melempar dan menangkap dengan kuat dan hanya 2 orang anak (8.6%) yang mampu melempar dan menangkap dengan lentur yang sudah berada dalam kriteria berkembang sesuai harapan. Untuk anak-anak yang lainnya masih mengalami hambatan pada saat melakukan kegiatan lempar tangkap bola seperti anak masih terlihat sangat kaku, anak belum bisa menjaga keseimbangan dan anak terlihat masih ragu-ragu dalam melakukan melempar maupun menangkap bola.

Padahal seharusnya saat anak berumur  4-5 tahun sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA) dalam Permen Nomor 137 Tahun 2014 yaitu anak usia dini pada rentang usia 4-5 tahun sudah dapat melakukan kegiatan melempar sesuatu secara terarah, menangkap sesuatu secara tepat, serta melakukan gerakan antisipasi. Oleh karena itu maka peneliti mengembangkan kegiatan lempar tangkap bola sebagai kegiatan bermain  untuk anak usia dini.

Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain diharapkan anak dapat lebih fokus dalam kemampuan ketangkasan seperti melempar, menangkap dimana tangan akan sangat digunakan pada saat bermain. Media bola yang digunakan sebagai alat bantu untuk membantu mengembangkan agar anak memiliki kemampuan motorik. Permainan yang menggunakan bola membuat anak dapat terlibat secara aktif dan merespon kegiatan dengan perasaan yang senang dan gembira. Selain itu juga proses pengembangan motorik kasar anak usia dini juga memerlukan bimbingan dan pengawasan dari pendidik.

Dengan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengangkat judul "Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola" di TK X Bandung.

RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

  • Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan penelitian yaitu : Bagaimana perkembangan motorik kasar anak dalam lempar tangkap bola menggunakan metode bermain?

TUJUAN PENELITIAN

  • Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan motorik kasar anak dalam lempar tangkap bola dengan menggunakan metode bermain.

KAJIAN TEORI

Motorik kasar erat kaitanya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Hurlock (1958) mengatakan bahwa "Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri sementara motorik halus meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus seperti ketangkasan jari." Kemampuan menggunakan otot-otot besar ini bagi anak TK tergolong pada kemampuan gerak dasar. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori menurut Depdiknas (2007 : 3), yaitu: kemampuan gerak lokomotor, non-lokomotor, dan gerak manipulatif. Kemampuan motorik anak usia dini akan dipengaruhi oleh kondisi anak sejak dalam kandungan hingga lahir dan anak mampu melakukan aktivitas-aktivitas motorik sesuai dengan tingkat usia anak. Kesehatan prima, lingkungan sehat dan berolahraga akan meningkatkan kemampuan motorik anak secara optimal. Adapun manfaat kemampuan motorik kasar anak usia dini menurut Hurlock (1978: 162) yaitu "Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya untuk memperoleh perasaan senang. Contohnya anak dapat melakukan kegiatan melompat, berlari, berjingkat ataupun terampil dalam memainkan tali, anak merasakan kesenangan dan kepuasan ketika dapat melakukan hal tersebut dengan baik."

Bermain adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas anak untuk bersenang-senang. Apapun kegiatannya selama itu terdapat unsur kesenangan atau kebahagiaan bagi anak usia dini bisa disebut dengan bermain. Sejalan dengan pengertian bermain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 857) disebutkan bahwa "Istilah bermain berasal dari kata main yang berarti melakukan kegiatan untuk menyenangkan hati." Dalam konteks ini bermain harus dipahami sebagai upaya menjadikan anak senang, nyaman, ceria dan bersemangat.

Gerakan melempar pada anak usia dini akan berkembang Sejalan dengan pengertian lempar menurut Djumidar (2005: 7.3) yang menyakan bahwa "Lempar adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyalurkan tenaga pada suatu benda yang kemudian menghasilkan daya pada benda tersebut, daya yang diberikan kepada benda tersebut kemudian memiliki sebuah kekuatan yang mendorong untuk bergerak berbagai arah kedepan atau ke atas. secara optimal seiring dengan perkembangan periode usia dan kematangan otot fisiknya. Kegiatan menangkap biasanya dilakukan secara reflek begitu saja jika ada sesuatu yang mungkin membahayakan pada diri, dan berusaha untuk menghindari. Pendapat menurut Sujiono (2010:5,28) menyatakan bahwa "Menangkap adalah gerakan menengadahkan tangan sebatas perut yang diarahkan untuk menghentikan suatu bola/benda yang melambung atau menggulir di dekatnya." Permainan yang menggunakan bola, menurut pendapat dari Sujiono (2007:10.18) menyatakan bahwa "Tidak memerlukan keterampilan tingkat tinggi, dan memungkinkan semua anak terlibat ke dalamnya, sehingga anak mampu merespon aktivitas dengan gembira, dapat digunakan secara individu maupun kelompok, dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, dapat menyalurkan energi dan aspirasi anak, melalui aktivitas melempar, menangkap, menggelindingkan, dan melambungkan, dapat melibatkan seluruh anak untuk berpartisipasi aktif."


PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan ketika peneliti menjadi guru praktik di sekolah tersebut kemudian menemukan masalah di dalam kelas. proses pembelajaran dalam rangka mengembangkan motorik kasar anak TK. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian model John Eliiot. Model ini merupakan model penelitian yang terdiri dari 3 siklus dan pada siklusnya terdiri dari 3 tindakan.

Penelitian dilaksanakan pada kelompok A, kelas K2 A di TK X dengan jumlah 23 anak, yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.

Indikator yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lempar tangkap bola, yaitu yang pertama anak mampu mempertahankan posisi kedua kaki sedikit terbuka dan lutut ditekuk setelah melakukan gerakan melempar dan menangkap bola, Indikator yang kedua, yaitu anak mampu melempar dan menangkap bola sesuai sasaran (2 meter). Indikator yang ketiga, yaitu anak mampu menggerakkan lengan dengan lentur saat melempar dan menangkap bola.  Instrumen yang digunakan pada setiap tindakan, yaitu penilaian proses, observasi terhadap aktivitas guru dan anak, catatan lapangan, dan dokumentasi berupa foto.

Untuk Siklus I, Guru mengajak anak-anak untuk membuat 2 kelompok barisan berbanjar saling berurutan, yaitu kelompok anak laki-laki dan kelompok anak perempuan. Setiap baris berhadapan sehingga anak memiliki pasangan. Guru kemudian memberi penjelasan yang dilanjutkan pemberian contoh bermain kepada anak. Setelah anak sudah paham dengan penjelasan dari guru maka anak-anak diberi kesempatan satu per satu melempar dan menangkap bola kepada teman. Setiap anak akan mendapatkan giliran secara berurutan sehingga anak-anak perlu berlatih kesabaran menunggu giliran mendapatkan bola.

Untuk Siklus II, guru kemudian memberi penjelasan yang dilanjutkan pemberian contoh bermain kepada anak. Peralatan yang digunakan adalah media kertas berwarna cerah sebagai tanda dan bola yang berukuran kecil yang digunakan anak untuk praktik lempar tangkap untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan kelenturan pada anak.

Untuk Siklus III, guru mengajak anak-anak bermain lempar tangkap bola di luar kelas. Pasangan anak yang telah dipanggil menempatkan diri pada tempat yang telah disediakan. Terdapat 3 barisan berbanjar saling berhadapan dengan jarak 2 meter. Guru kemudian memberi penjelasan yang dilanjutkan pemberian contoh bermain kepada anak, bahwa anak harus melemparkan dan menangkap bola kepada teman dan diusahakan untuk tidak keluar dari tumpuan yang sudah disediakan. Anak diberi kesempatan satu per satu melempar dan menangkap bola. Setiap anak diberikan kesempatan melempar dan menangkap bola. Jika sudah selesai melempar dan menangkap bola maka anak akan berbaris di barisan belakangnya.

Berdasarkan hasil keseluruhan mulai dari pra tindakan sampai dengan siklus III, dapat terlihat bahwa seluruh indikator mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan yang diperoleh bertahap mulai dari pra tindakan hingga dengan siklus III. Hal ini menandakan keberhasilan penerapan metode bermain lempar tangkap bola dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun. Metode bermain sangat tepat untuk mengoptimalkan proses pembelajaran juga dengan adanya pengulangan kegiatan maka anak semakin menguasai cara bermain lempar tangkap bola. Peningkatan juga terjadi karena adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan observer di setiap siklus yang sudah dilakukan, sehingga di siklus berikutnya hasil yang didapat lebih baik daripada siklus sebelumnya.  


KESIMPULAN

Perkembangan kemampuan motorik kasar anak yang dilakukan melalui permainan lempar tangkap bola telah dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas selama kurang lebih 3 minggu dengan menerapkan kegiatan bermain lempar tangkap bola di kelas, terjadi peningkatan pada anak-anak kelompok TK A . Peningkatan terlihat dari hasil rata-rata anak pada saat sebelum dilakukan tindakan sampai dengan pelaksanaan tindakan di siklus III yang terlihat dari tiga indikator, yaitu anak mampu mempertahankan posisi kaki terbuka sedikit dan lutut ditekuk setelah melempar dan menangkap bola, anak mampu melempar dan menangkap bola sesuai dengan sasaran dan anak mampu menggerakkan lengan dengan lentur saat melempar dan menangkap bola. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan bermain lempar tangkap bola dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.


DAFTAR PUSTAKA

Allen, K. Eilenn dan Lynn. R Marotz, 2000. By The Ages Behaviour & Development of Children Pre-Birth through Eight. USA: Delmar Thomson Learning.

Bambang Sujiono, dkk. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka

Depdiknas. (2008). Pedoman Pembelajaran Kemampuan Motorik Kasar di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Fadillah, M. (2017). Bermain dan Permainan. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Jamaris, Martini. (2006). Pekembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo.

Lydia Ersta Kusumaningtyas. 2016. Bermain dalam rangka mengembangkan Motorik pada Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Awal Vol.1. No.1 September 2016 ISSN 2528-004X

Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.


Pedoman KTSP 2013.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Referens.


Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada media grup.


Suyanto, Slamet. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.




Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun