Ekonomi kelautan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil dan pekerja pesisir di Indonesia. Namun, untuk mewujudkannya, kita perlu memperhatikan sektor-sektor yang dapat menyerap tenaga kerja secara optimal dan memberikan manfaat yang merata.
Pengalaman Nelayan dan Pelaku Usaha Tambak Nelayan kecil dan pelaku usaha tambak di Indonesia sering kali menghadapi tantangan dalam mengakses “kue” dari ekonomi kelautan. Mereka berjuang dengan masalah seperti akses terbatas ke teknologi, kurangnya pendidikan dan pelatihan, dan ketidakstabilan harga hasil tangkapan.
Sektor yang Menjanjikan Menurut pengamatan saya, sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang paling menjanjikan untuk menyerap tenaga kerja pesisir. Alasannya adalah pariwisata kelautan, seperti wisata bahari dan ekowisata, dapat menciptakan berbagai peluang kerja, mulai dari panduan wisata, pengelola akomodasi, hingga penjual suvenir dan makanan.
Namun, kita juga harus memperhatikan sektor lain seperti perikanan berkelanjutan dan budidaya laut. Dengan pendekatan yang tepat, sektor-sektor ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi nelayan kecil dan pekerja pesisir.
Untuk memastikan bahwa nelayan kecil dan pekerja pesisir mendapatkan manfaat dari ekonomi kelautan, kita perlu melakukan beberapa hal. Pertama, pemerintah harus memberikan dukungan dalam bentuk akses ke teknologi dan pelatihan.
Kedua, kita perlu mempromosikan praktik berkelanjutan dan melindungi hak-hak nelayan kecil dan pekerja pesisir. Ketiga, kita harus memastikan bahwa manfaat dari ekonomi kelautan didistribusikan secara merata.
Mari kita berbagi cerita dan pengalaman kita untuk membantu mewujudkan ekonomi kelautan yang inklusif dan berkelanjutan. Saya menantikan untuk mendengar cerita Anda di topik ini dan berharap dapat melihat Anda di talkshow tentang ekonomi biru dan kedaulatan negara pada tanggal 25 November di Kompasianival 2023. Mari kita bersama-sama optimalisasi ekonomi kelautan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H