Membicarakan sejarah kerajaan siak tentu tak afdhol mengulik satu peninggalannya yang berdiri kokoh hingga saat ini. Istana Siak Sri Indrapura atau nama lainnya Istana Matahari Timur, istana dengan gaya arsitektur eropa arab india dengan warna dominan putih ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang pernah berkuasa di bumi Melayu Riau.
Selasa 19 Desember 2023 lalu , kami mahasiswa Departemen Sejarah melaksanakan kuliah kerja lapangan di Istana Siak untuk menggali lebih dalam peninggalan Kerajaan Siak utamanya mengeksplor Istana Siak yang penuh dengan nilai sejarah serta ragam benda-benda peninggalan yang amat bernilai. Saya menemukan banyak sekali benda peninggalan yang merubah kepedulian saya akan pentingnya menjaga benda-benda sejarah agar senantiasa lestari dan dapat bertahan hingga 1000 tahun kedepan. Hampir semua peninggalan yang saya temui membuat saya "excited" untuk menggali lebih dalam, seperti kaca kristal yang membuat saya semakin cantik persis seperti cerita yang tersebar di masyarakat.
Istana siak sri indrapura dahulunya adalah tempat tinggal nya para raja-raja serta sebagai pusat pemerintahan. Namun sekarang istana siak sri indrapura ini telah menjadi objek wisata sejarah yang dibuka untuk umum, sehingga banyak dari berbagai sekolah maupun universitas yang berkunjung ke istana Siak Sri Indrapura ini untuk belajar lebih dalam mengenai sejarah kerajaan istana siak sri indrapura, dan untuk melihat berbagai macam peninggalan yang ada di dalam istana ini.
Mengunjungi Istana Kerajaan Siak adalah pengalaman yang memikat dan memperkaya pengetahuan saya tentang sejarah Indonesia. Istana Kerajaan Siak bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga sebuah penjaga warisan budaya yang membawa kita melintasi waktu. Dengan megahnya arsitektur dan keindahan ornamen-ornamen, istana ini terus menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Siak Sri Indrapura. Dalam sejarahnya kerajaan siak adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang terbesar di Riau dengan 12 sultan yang pernah bertahta. Awalnya kerjaan ini bernama kerajaan buatan yang terletak di tepi sungai jantan (Siak) didirikan tahun 1723 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syarifuddin. Pada tahun 1750, ibukota kerajaan buatan dipindahkan ke Mempura dan bergantilah nama kerajaan buatan menjadi kerajaan Siak Sri Indrapura.
Selain menjadi saksi perjalanan sejarah Kesultanan Siak, Istana dengan nama "istana Asserayah Hasyimiah" yang memiliki luas 30 m x 15 m  dengan 13 ruangan di dua lantai ini  juga menyimpan berbagai barang-barang dan artefak bersejarah, seperti pakaian adat, senjata tradisional, Kursi singgasana kerajaan yang berbalut emas, duplikat mahkota Kerajaan, brankas Kerajaan, payung Kerajaan, tombak Kerajaan, duplikat patung kepala ratu Wilhelmina, dan  komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia. Komet ini adalah salah satu alat musik yang digunakan pada saat masa kerajaan berlangsung. Alat musik ini sejenis gramophone yang dibuat Jerman. Menariknya alat musik ini hanya ada dua di dunia, satu di Jerman dan satu di Kerajaan Siak. Alat musik komet di istana siak sri indrapura ini masih dapat berfungsi dengan baik hingga saat ini. Untuk menghasilkan alunan musik, Komet ini dibantu dengan piringan hitam yang disimpan di laci bagian bawah. Piringan hitamnya pun berukuran besar dan terbuat dari baja. Disebutkan jika satu piringan hitam akan menghasilkan alunan musik dengan durasi sekitar 10 menit. Pengatur musik dan nadanya terletak pada bagian belakang piringan hitam yang berbentuk bintik-bintik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H