Pasti ada di antara kita yang berbuat baik bukan? Tapi tidak semua kebaikan menuai kebaikan yang sama. Alih-alih kebaikan, yang kita dapat justru cacian dan hinaan yang menghampiri. Sudah berusaha bertahun-tahun tapi tidak juga menuai hasil.
Lalu apa yang kita lakukan selanjutnya? Menyerah atau berhenti berbuat baik lagi?
Pasti tidak sedikit yang berbuat demikian. Ini yang sering kali kita lupa. Berhati-hati lah dengan kebaikan! Sering kali karena kebaikan itu tanpa sadar kita justru menginginkan pujian, menginginkan kebaikan yang sama, lalu saat hinaan yang didapat kita berhenti berbuat baik. Ternyata kita tak sepenuhnya ikhlas dalam beramal!Â
Ingat. Kita hidup di dunia dengan penduduknya yang bermacam-macam karakter. Ada yang suka memberi, ada yang suka diberi, ada yang suka memuji, ada yang suka dipuji, ada yang suka iri hati, ada pula yang selalu sabar meski dicaci maki.
Kita pasti tau mana yang baik dan mana yang buruk. Tergantung bagaimana kita mengendalikan hawa nafsu karena sejatinya rasa ingin dipuji, diberi, dan iri hati itu selalu ada semua itu bersumber dari nafsu  dan kita lah yang seharusnya memegang penuh kendali nafsu bukan nafsu yang mengendalikan kita.
Yang jelas jangan karena keburukan orang lain kita justru berhenti berbuat baik!Â
Ikhlas ada tapi tak tampak, layaknya surah Al-ikhlas. Surah Al-ikhlas memang ada tapi ayatnya tak satupun yang menyatakan demikian.
Ikhlas. Satu kata tapi sulit untuk dipraktikkan.Â
Teruslah memberi meski niat awalnya ngin dipuji hingga ikhlas menghampiri lalu kau menyadari "the power of giving" indahnya memberi. Kemudian meyakini jika ternyata kebahagian orang yang memberi itu jauh lebih besar dari pada orang yang diberi.Â
Jemputlah ikhlas dengan senantiasa berbuat baik hingga rasa ingin dipuji itu tak hinggap lagi di hati.Â
Bagi yang telah berusaha bertahun-tahun namun tak kunjung menuai hasil bersabarlah! Jangan jadikan itu alasan untuk berhenti berproses. Teruslah ikhlas berproses hingga kamu menikmati segala prosesnya dan tak lagi mengeluh! Percaya jika janji Allah itu benar.