Ini mungkin pembahasan subjektif dari sudut pandang saya.
Tiap nama itu memiliki spirit sendiri sendiri. Bukan spirit dalam arti makhluk halus, melainkan jiwa bahkan mungkin sudah pada tingkatan roh.
Contohnya saya. Saya memiliki dua nama panggilan. Helmi dan Firda, bahkan dulu ketika masa kecil mengaji di masjid perumahan saya dipanggil firdauz oleh pak ustad saya.
Helmi adalah nama saya di luar rumah. Sebagai Helmi ego saya adalah seorang yang pinter cerdas dan keren. Sebagai Helmi saya adalah pribadi yang kreatif, banyak akal dan menyenangkan.
Firda adalah nama saya ketika berada di rumah. Sebagai Firda saya lebih pasif, pendiem bahkan cenderung sering serba salah alias kikuk. Dan bahkan sebagai Firda saya lebih bersifat kecewek cewekan karena masa kecilku suka main boneka dan baca baca horozkop dan primbon. Tapi juga masih imbang dengan sifat cowok juga karena aku pun mainnya bareng temen temen cowok kebanyakan.
Sebagai Firdauz, aku lebih berkesan spiritual. Suka mengaji dan pribadiku lebih alim dan adem.
Memang semua itu efek sugesti. Karena lewat mulut nama kita disebut akan masuk ke telinga kita dan terekam di otak. Dan nama pun sebagian dari doa. Nama yang biasa dipanggil akan mempengaruhi jiwa kita. Karena memang alam bawah sadar akan merekam itu dan membentuk karakter lewat nama panggilan.
Mungkin sering di primbon atau pembacaan karakter diminta menulis nama. Ya, saya yakin hubungannya ada di paragraf di atas. Karena memang nama bisa membentuk karakter selain pengaruh dari lingkungan sosial.
Oleh sebab itu bagi rekan kompasianer calon orangtua, pilihlah nama yang terbaik dan terbagus bagi putra putri anda. Karena saya sangat bersyukur banget punya nama yang artinya sangat indah.
Helmi Firdauzi : Ilmu Surga Firdaus/ Kesabaran Firdaus / Tidak Mudah Lupa
Banyuwangi, setelah subuh 17/12/14/