Mohon tunggu...
Anugrah Emier Rahadian
Anugrah Emier Rahadian Mohon Tunggu... -

(08211540000103) STUDENT AT URBAN AND REGIONAL PLANING ITS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Transmigrasi Terhadap Pembangunan di Indonesia

9 Desember 2015   12:58 Diperbarui: 9 Desember 2015   14:51 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia dengan menduduki peringkat empat sedunia. menduduki peringkat empat dunia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa. Sedangkan penyebaran penduduk terbesar berada di Pulau Jawa dengan prosentasi 57,5% jumlah penduduk Indonesia.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana mengungkapkan berdasarkan sensus penduduk Indonesia, pemerintah memprediksi terjadi pertumbuhan penduduk 28 persen pada 2035. Berdasarkan data proyeksi Badan Pusat Statistik, pertumbuhan penduduk di Jawa Barat 18,6 persen pada 2035. Ia mengatakan kepadatan penduduk secara berurutan juga terjadi di Provinsi Jawa Timur 41,1 juta jiwa, Jawa Tengah 37,2 juta jiwa, Sumatera Utara 16,07 juta jiwa, Banten 16,03 juta jiwa, dan Jakarta 11,4 juta jiwa. Adapun pertumbuhan penduduk di Jakarta berada di kisaran 3,9 persen hingga 2035. (Sumber : www.tempo.co, 2014)

 Pulau Jawa terpadat di dunia dan menduduki urutan nomor satu. Pulau memiliki luas 126.700 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 124 juta jiwa. Arus urbanisasi menjadi salah satu faktor kepadatan penduduk di Pulau Jawa. DKI Jakarta menjadi tujuan utama arus urbanisasi di Indonesia. Kepadatan peduduk yang terpusat di satu daerah akan memberikan dampak negatif dalam pembangunan seperti meningkatnya angka pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, munculnya urban sprawl, berkurangnya RTH dan masih banyak lagi dampak negatif dari kepadatan penduduk tersebut

Pemerintah dalam hal ini harus berupaya untuk meratakan penduduk Indonesia. Transmigrasi merupakan program pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari daerah yang padat menuju daerah lain yang tidak padat penduduk. Penduduk yang melakukan Transmigrasi dinamakan transmigran. Indonesa masih memiliki banyak pulau dengan tingkat kepadatan penduduk rendah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.  

Dari transmgrasi juga dapat membuat pusat pertumbuhan baru di daerah yang kurang padat penduduk tersebut. Dari berkembangnya pusat pertumbuhan baru itu dapat memberikan peluang usahan dan mencipatakan wirausaha – wirausaha baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang berada di kawasan baru tersebut.

hingga kini telah dibangun 3.608 satuan permukiman (SP) transmigrasi yang berada di 619 kawasan transmigrasi, diantaranya telah berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru berupa 1.183 desa definitif, 385 eks satuan permukiman transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kecamatan, 104 eks satuan permukiman transmigrasi mendukung terbentuknya ibu kota kabupaten, serta 2 ibu kota provinsi. Di sisi lain, gerakan transmigrasi tak hanya sekedar menyerap tenaga kerja. Gerakan transmigrasi, menurut Menteri Marwan juga bisa meningkatkan semangat dan membangun solidaritas kita sesame anak bangsa. (Sumber : www.liputan6.com, 2015)

Mengapa tertarik ikut transmigrasi? Bagi pulau yang sudah padat seperti pulau jawa serta sulitnya mencari sumber penghidupan baru, transmigrasi merupakan salah satu peluang untuk mengubah nasib/peruntungan. Karena di tempat yang baru, peluang berusaha (untuk tahap awal) tidak perlu dicari karena pemerintah sudah menyediakan lahan pertanian dan perkebunan yang siap untuk digarap.  

program transmigrasi ini harus didukung pihak-pihak terkait lain. Terutama pemerintah daerah dan kementerian atau lembaga lainnya sesuai bidangnya. Apalagi peluang potensi kawasan transmigrasi juga sangat besar dan memiliki prospek usaha yang sangat besar.

Buktinya, 619 kawasan transmigrasi akan dikerjasamakan dengan swasta dan lembaga pemerintah lainnya. Dari 45 investor yang telah bekerja sama, sedikitnya Rp15 triliun investasi telah diserap di kawasan transmigrasi. (www.liputan6.com, 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun