Mohon tunggu...
Muhammad Herdi Fabryansyah
Muhammad Herdi Fabryansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Jurnalistik di UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyucian Jiwa Menurut Tasawuf

28 Desember 2023   13:30 Diperbarui: 29 Desember 2023   09:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam Ilmu Tasawuf terdapat sebuah kajian untuk menyucikan dan membersihkan jiwa dari segala sesuatu keburukan yang disebut dengan Tazkiyat Al-Nafs. Menurut psikologi tasawuf, nafs berfokus pada pengembangan jiwa yang terasing dari Allah dengan memberikan bimbingan dan konseling, dan menghubungkan kembali jiwa yang terisolasi dengan Allah. Tazkiyat al-Nafs merupakan langkah pengembangan diri untuk menjadi pribadi yang suci, mendekatkan diri kepada Allah dan mendekatkan diri kepada hamba-hamba Allah, dengan cara terbebas dari penyakit hati dan sifat-sifat tercela serta mencerahkan jiwa dengan cahaya Ilahi. Tazkiyat al-Nafs hanya dapat dicapai melalui ibadah dan amal shaleh. Dalam buku Kuliah Akhlak Tasawuf dijabarkan bahwa esensi manusia menurut al-Qur'an adalah makhluk yang terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu fisik, roh, dan nafs yang melahirkan konsep jasmani rohani, dan nafsiah. Maka dari itu, diperlukan tazkiyat al-nafs yaitu penyucian jiwa, pengembangan jiwa manusia, proses pertumbuhan, pembinaan dan pengembangan akhlakul karimah dalam diri dan kehidupan manusia.

Pembagian jiwa menurut Al-Qur'an dibagi menjadi 3 antara lain: 1) Jiwa al-Ammarah, Manusia yang berjiwa al-ammarah menurut al-Qur'an adalah al-fasiqin atau orang yang fasik, yaitu pribadi yang terbelah, bukan pribadi yang utuh. Maksudnya adalah orang yang tidak punya pendirian. 2) Jiwa al-Mutma'innah, Jiwa mutma'innah adalah jiwa yang berhasil menghadapi dorongan dari dalam dirinya untuk berbuat kejahatan hingga jiwanya mantap dalam merasakan manisnya iman, indahnya ilmu dan amal, serta menemukan makna hidup dan hidup bermakna dalam ridho Allah. 3) Jiwa al-Lawwamah, jiwa al-lawwamah menurut psikologi tasawuf adalah jiwa yang menyadari bahwa perbuatannya salah, kemudian menyesali dan mengecam dirinya, tetapi kesadaran itu bersifat kondisional.

Tazkiyat Al-Nafs dapat dillakukan dengan beberapa cara diantaranya :
-Tatthahur, yaitu menyucikan jiwa dari penyakit hati seperti iri, dengki, kufur, syirik, sombong, dan sifat-sifat tercela lainnya.
-Tahaqquq, yaitu Adalah bagaimana seorang muslim agar selalu merasa dekat dengan Allah, salah satunya dengan berdzikir. Di tahap ini sangat berpengaruh dalam penyucian jiwa, karena dzikir yang dilakukan seperti istighfar akan mengikis sedikit demi sedikit noda hitam yang ada didalam hati, taubat terus menerus merupakan contoh dari tahaqquq.
-Takhalluq, yaitu berakhlak, dengan akhlak yang baik meneladani Rasulullah Saw akan membuat hati orang yang melakukannya selalu rindu dengan Rasulullah Saw dan tentu akan membersihkan jiwanya.

Orang beriman yang menyucikan jiwanya, menurut Al-Qur'an, adalah orang yang beruntung, sedangkan orang beriman yang mengotori jiwanya atau membiarkan jiwanya dalam keadaan kotor secara terus-menerus hingga akhir hayat adalah orang yang rugi. Tazkiyat Al-Nafs atau menyucikan jiwa dari kotoran dosa besar yang pernah dilakukan manusia dengan tobat nasuhah adalah solusi bagi manusia untuk mengakhiri hidup dengan jiwa bersih. Dalam proses Tazkiyat Al-Nafs (penyucian jiwa), Al-Qur'an membimbing orang-orang beriman agar mendahulukan tindakan pencegahan daripada tindakan penyembuhan (curative). Disebutkan dalam Al-Qur'an, tindakan pencegahan diprioritaskan karena lebih strategis, hemat, dan aman daripada tindakan penyembuhan.

Materi mengenai Tazkiyat Al-nafs ini disampaikan oleh Dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, Yang Terhormat Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun