Majelis Annur menyelenggarakan wisuda Al-Qur'an angkatan ke-2 pada tanggal 5 Januari 2025 di Dusun Sido Rejo Desa Bukit Bungkul Kec Renah Pamenang Kab. Merangin. Murid yang telah menyelesaikan belajarnya dalam setahun akan diuji dan jika lulus akan diwisuda, hari ini peserta wisuda sebanyak 44 orang dengan hafalan juz 30, 1, 2, 3 dan/atau 4 AlQur'an. Ada juga murid yang khataman Jilid Iqro 6 (enam) sebanyak 47 orang. Wisudawan-wisudawati pada acara ini dikenal Majelis dengan sebutan khodimin -khodimat ini berasal dari dusun-dusun desa Bukit Bungkul, seperti dusun Suka Maju, Rejo Mulyo, Sido Rejo, Madu Sari.
Pengasuh majelis An-Nur Ustadz Muhammad Faisal Batubara mengutarakan rasa syukurnya karena acara ini terlaksana dengan baik. "Acara wisuda ini Alhamdulillah walaupun tergolong baru dan tak biasa, seperti acara-acara lain, pernikahan, khitan di Desa, panitia kompak menyukseskannya!" Ujarnya. Pencipta lagu nasyid Desa Bukit Bungkul Bersholawat ini memiliki murid sebanyak 170 orang.
Acara berlangsung meriah diawali pada sesi pagi dengan pawai keliling Desa diiringi tim Hadroh Majelis AnNur membawakan lagu bermacam-macam sholawat maupun nasyid seperti lagu "Man Ana" di tengah jumantara nan mendung. Pada sesi siang, setelah Zuhur, cara juga dimeriahkan dengan pembawaan MC dengan suara seolah berdentum dari BigSpeaker yang memenuhi tenda indah berhias bunga-bunga, kursi beralas merah dan biru berbahan lembut, serta panggung beralas hijau yang mengesankan kesegaran dan kesejukan. Kemeriahan itu ditambah lagi dengan penampilan tari musikal sholawat yang dibawakan anak-anak usia 4-7 tahun. Anak-anak tampil bahagia dan menebar senyuman merah dengan gamis putih bercekak bunga-bunga merah jambu. Para hadirin terhibur dan mendokumentasikan video maupun foto penampilan anak-anak ini .
"Ya Allah, Ampunilah dosa orang tua kami. Ampunilah dosa guru-guru kami, ridhoi kami meniti kehidupan, rahmatilah kami dengan Al-Qur'an." Ujar seorang wisudawati dalam penampilan puisi musikalnya setelah sesi penyerahan piagam wisudawan dan wisudawati. "Terimakasih ustadz ustadzahku engkau menghilangkan kebodohanku," dilantunkan wisudawan wisudawati setelah sesi pembacaan puisi teriring getaran Unit BigSpeaker.
Di akhir acara bapak Kades Bukit Bungkul, Cecep Supriyadi berfoto bersama setelah sesi penyerahan hadiah kepada wisudawan-wisudawati terbaik. Kemudian dilanjutkan dengan Mau'izatil Hasanah (ceramah agama) oleh KH Jamaludin dari Desa Tambang Mas, Kec. Renah Pamenang.
"Saya tidak punya tujuan macam-macam, saya hanya ingin mengajak warga tuk senantiasa bersholawat agar dicintai Nabi Muhammad", ujar pengasuh majelis An Nur Ustadz Muhammad Faisal Batubara pada malam setelah waktu Isya, hari Sabtu 4 Januari 2024 dalam sesi Program Desa Bukit Bungkul Bersholawat yang dihadiri puluhan warga karena terkendala hujan lebat menjelang waktu Magrib. Biasanya acara bulanan ini dihadiri ratusan warga. Malam itu dikhususkan pula dengan Acara haul Al-Maghfurlahu Kiyai H. Nawawi Abdul Aziz dan  Al-Maghfirlaha Nyai Hj. Walidah Munawwir.
Demikianlah yang terobservasi di lapangan. Penulis tertarik juga membahas poin-poin penting di balik acara ini.
1. Anak-anak usia sesuai tuntunan profil pelajar Pancasila diharapkan menghayati ajaran agamanya masing-masing. Sehingga setelah mereka belajar di sekolah negeri/swasta mereka melanjutkan sesuai jadwal di Majelis AnNur. Pergaulan sehat terwakilkan dengan keikutsertaan mereka belajar membaca dan menghafal Qur'an. Jika tidak, anak-anak berpotensi mengisi waktu dengan hal yang kurang manfaat, tidak berguna bahkan hal yang berbahaya seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
2. Jika orang tua merasa tidak mampu mengajarkan Qur'an maka perlulah mempercayakan pendidikan Qur'annya kepada Guru Qur'an karena anak-anak berpotensi dididik oleh media sosial intagram, tiktok, atau dididik oleh game mobile legend, atau Free Fire. Media sosial dan game online tidak salah, yang penting diatur masa/waktu aktivitasnya dan disesuaikan dengan prioritas.
3. Panitia pernikahan dibiayai oleh keluarga inti atau keluarga besar (seperti khitan, Â haul orang tua, syukuran , kenduri lainnya) sedangkan panitia wisuda ini adalah simpatisan dan aktivis bukan di bawah naungan Yayasan. Tapi komunitas alias majelis AnNur. Hal ini menggambarkan hayat (hidup) bangsa yaitu bergotong royong. Semua berkorban. Mulai dari kursi milik RT 8 , Soundsytem dan BigSpeaker milik anggota majelis An-Nur, Hadroh milik majelis An-Nur, dekorasi tenda dan bunga dipenuhi dari sumbangan orang tua murid dan sumbangan lainnya.
4. Majelis sholawat plus nasyid (kombinasi Hadroh-Organ Tunggal) telah menyaingi jumlah hadirin konser Musik Pop pada tingkat Desa. Musik Pop tidak salah, yang penting tidak mengganggu ibadah dan tidak diiringi dengan perbuatan -perbuatan negatif.
5. Keikutsertaan warga yang dimotori majelis An-Nur ini baik acara sholawat bulanan maupun wisuda ini menjadi penanda bahwa agama membawa sifat kebenaran abadi. Ia akan bertumbuh mandiri. Peran negara dapat melipatgandakan penganut agama maupun ideologi. Karena saya melihat pengajian telah menjamur di sejumlah daerah. Di RT saya berdomisili saja, ada perkumpulan Yasin Islam dan perkumpulan majelis Kristen (arisan dan nyanyian ibadah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H