Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masa Depan Kemerdekaan Buana

3 Januari 2025   18:42 Diperbarui: 3 Januari 2025   18:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi Gaza Meninggal, 2024 (https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/_241221060834-464.png)

Jumantara tak berhenti menyaksi kelakuan orang pongah menganga.

Bentala tak berhenti menangisi korban-korban sipil Palestina.

Wanita, anak, pria semua menderita, kelaparan, kehilangan merdeka.

Laut Tengah pun tidak berhenti mengucap kasihan rasa.

Si Rewel berkoa-koar "Kami ini korban, kami ditodong!"

Gunung-Ganang membukti bahwa kau  ompong.

Gedung gedang bersyahadat kau penyolong.

Biarlah! Gedung Putih dan koalisi menyokong.

Nyala nurani mengakar, menjalar  tetap menantang.

Banyak saksi Si Rewel amat amis.

Pejuang-pejuang kemerdekaan semakin wangi.

Ini soal kemanusiaan, bukan semata Islam.

Sampai Paus Fransiskus cap kau kejam.

Tanah Palestina berlumur darah belum kering.

Pejuang dituduh teroris, betapa licik para duta mereka di negara-negara.

Pembunuh dan penyiksa bebas leluasa.

Gedung Putih Presiden Amerika tak menghukumnya.

Memang tak layak memimpin etika buana.

Media pelan sadar bejatnya Israel Perdana Menterinya.

Sadari ambruknya politik, etika elit Amerika.

Sadari ambrolnya adab Amerika dan sekutu.

Abai pada Hak Asasi Manusia.

Begitulah kalau sembah sains-teknologi, jadi lupa manusia.

Pakai standar ganda, tuduh majelis PBB standar ganda.


Perwira Hamas hanya ribuan, jutaan rumah dihancurkan, mengapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun