Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Sikap Kita terhadap Isu Kemanusiaan? Serius! Sebuah Tanya!

1 Januari 2025   18:09 Diperbarui: 1 Januari 2025   18:23 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber tangkapan layar antaranews.com

Ketika puisi saya dinilai provokatif dan dapat mengajukan banding maksimal 2 x 24 jam, kenapa selama itu untuk saya bisa melakukan banding? Ketika saya klik link banding muncul tampilan "Oops! Link Expired."

Jika puisi (konten) tersebut cepat direspon setelah dua menit kemudian dari upload sistem 15.35 WIB adakah admin sedang sibuk (notitifikasi menyebutkan bahwa konten mengandung kata sensitif sehingga ditunda tayang)? setelah itu dua menit kemudian muncul notifikasi baru menyebutkan bahwa setelah konten berjudul masa depan kemerdekaan buana ditayangkan kembali karena tidak terbukti menggunakan kata kunci (keyword) yang sensitif. Setelah itu lima menit kemudian muncul notifikasi BApak Buyung Nurman memberi rating artikel Masa Depan Kemerdekaan Buana) Saat saya buka dinilai sebagai artikel AKTUAL. Setiap lima menit kemudian muncul notifikasi yang sama sampai lima kali yang menyebutkan bahwa konten berjudul "Masa Depan Kemerdekaan Buana"  diturunkan dari penayangan karena berpotensi melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana perihal provokatif.

Bagaimana saya dapat berpikir admin sedang sibuk jika dalam notifikasi saya ada 7 kali dengan selang setiap 3 atau lima menit? Mengapa selama itu untuk saya bisa melakukan banding? Mengapa harus  2 x 24 jam?

Apa yang sedang ditakuti Admin Kompasiana? ApakahBapak/Ibu admin Kompasiana tidak takut dengan Konstitusi RI tentang kemerdekaan berpendapat pasal 28E ayat 3 "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat"? Apakah Bapak/Ibu admin tidak menyuarakan masa depan kemerdekaan dunia? Apakah Bapak/Ibu admin tidak membaca sejarah bagai mana Bung Tomo Memprovokasi rakyat Surabaya melawan tentara Inggris? Literatur manakah yang dipegang Bapak/Ibu admin sehingga lupa menyuarakan kemerdekaan bangsa yang sedang terjajah? Tidakkah Bapak/Ibu admin membaca teliti isi konten tersebut?

Di sana bagaimana nasib Ukraina?

Yang lainnya?

Bangsa-bangsa yang terjajah dengan utang, pikir, dan budaya?

Bukankah kalimat tersebut tidak hanya menyentuh Palestina tapi juga Ukraina dan negeri lainnya yang terlilit utang, terpengaruh pikiran dan budaya yang merusak?

Apakah salah saya memprovokasi Negara penjajah temporer untuk diboikot? (Saya gunakan juga kata temporer dalam konten tersebut karena ini sifatnya sementara sehingga sifat penjajah akan mungkin hilang beriring waktu, artinya ini mengkritik sifatnya agr berubah.)

Literatur mana yang dianut, konstitusi mana yang dianut  Bapak/Ibu admin Kompasiana? Apakah kurang  jelas dengan perangai Amerika Serkat dan Israel yang begitu kejam? Paus Fransiskus juga menyebut serangan Israel baru-baru ini sebagai kekejaman!

Jika saya menyinggung Hamas bukankah masih dalam kalimat tanya? perhatikan kalimat puisi di bawah ini (nanti)! Jika saya menyinggung Wamenlu RI Anis Matta menyeru pencabutan keanggotaan Israel dari PBB, bukankah itu merupakan pernyataan resmi pemerintah RI di Forum OKI beberapa hari yang lalu? 

Jika saya menyebut Israel penjajah bukankah saya menyebut juga dengan kata temporer? Literatur mana yang dibela Bapak/Ibu admin sehingga lupa dengan bukti nyata kekejaman Israel karena elitnya? Tidakkah Bapak/Ibu admin membaca ICC mengeluarkan surat penangkapan terhadap PM Israel, Menhan Israel dan Petinggi Al-Qassam? 

Apakah Bapak/Ibu admin menilai Israel bukan penjajah? Tidakkah Bapak/Ibu admin melihat bahwa resolusi-resolusi PBB tidak dipatuhi Israel? Tidakkah Bapak/Ibu admin membaca tuduhan-tuduhan Israel kepada pejuang kemerdekaan di Palastina tidak terbukti (menyelundupkan makanan, berlindung di balik sandera, berlindung di balik tempat ibadah, sekolah, rumah sakit sementara Israel menyerang secara brutal)? Tidakkah Bapak/Ibu admin membaca laporan video Aljazeera kekejaman Israel setahun terakhir bahkan organisasi netral seperti jurnalis dan puluhan aktivis kemanusiaan di bawah PBB juga ikut terbunuh? Bagaimana keputusan dan sikap Bapak/Ibu admin melihat itu semua? Perhatikan kalimat puisi di bawah ini! (kalimat pertanyaan dan kata "temporer")

Perwira Hamas hanya ribuan, jutaan rumah dihancurkan, mengapa?

"Israel pantas dicabut dari PBB!" seru Anis Matta.

Elit Israel pantas dihukum, pantas diembargo warga.

PM Israel sedang mencatat sejarahnya.

Diberi nobel penjajah temporer paling bengis durhaka.

Disemat pendusta, pemfitnah, dan sadis se-buana.

Berperikesetanan, mengusir para pemilik tanah, merampas tanah bukan haknya.

Membebaskan sandera untuk selamatkan muka, demi kuasa.

Tidakkah Bapak/Ibu admin membaca pembukaan UUD 1945 RI yang menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan? Bagaimana Bapak/Ibu admin menyikapi kalimat jelas terang benderang ini? Jika mengecam Israel saja tidak boleh, jadi bagaimana lagi cara menghapuskan penjajahan di atas dunia ini? Tidakkah Bapak/Ibu admin lihat cita-cita negara dalam konteks global ini?

Apakah Bapak/Ibu admin tidak tahu pidato bung Karno mengkritik neo-imperialisme di podium majelis umum PBB tahun 1960-an? Masih kah Bapak/Ibu admin Kompasiana menganggap penjajahan (imperialisme) itu omong kosong? Apakah bapak/Ibu tidak menyaksikan laporan Aljazeera dalam video One Year of Israel's War on Gaza dinyatakan sebgai berikut 84% of health facilities destroyed or damaged, 560 educational facilities attacked by Israel, more than 600 moscques and 3 churches destroyed or damaged, 67% of clean water and sanitation infrastructure destroyed, 68% of roads turned to gravel and rubble ?  Demikian rusaknya Gaza, laparnya Gaza, tidak tenteramnya warga beribadah (600 lebih Masjid rusak, 3 Gereja rusak), demikian rusaknya fasilitas air bersih, kesehatan dan pendidikan di Gaza? Adakah Bapak/Ibu membayangkan hampir menuju dua tahun anak-anak gaza sangat susah untuk berpendidikan dan beribadah, makan dan minum? Bayangkan itu terjadi pada anak-anak Bapak/Ibu Admin Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun