Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Financial

Koperasi Ummat Madani, Bukan Skenario Suku Bunga

3 September 2021   12:57 Diperbarui: 3 September 2021   13:00 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 14 Agustus menjadi momen bersejarah karena perdana Koperasi Umat Madani  (KUM) yang berada di bawah naungan Yayasan Permata Hati Jambi mengadakan sosialisasi dan perekrutan anggota internal lingkup Yayasan Permata Hati. Awal September 2021 anggota telah mencapai 55 orang.

Jika tabungan sebulan Rp 50.000 per orang maka dana terkumpul untuk kegiatan perekonomian tidak kurang dari 2,5 juta rupiah per bulan.

Menurut data Digital Year 2021, 57% penduduk Indonesia adalah penduduk urbanisasi (WeAreSocial, 2021). Menurut hemat kami pada daerah urban kemungkinan besar telah dijangkau oleh layanan internet dan oleh bank konvensional.

Sehingga setidaknya ada 57 persen dari 270.203.917 jiwa (BPS, 2020) yang bermitra dengan bank konvensional di Indonesia. Diperkirakan jumlah orang yang menabung pada bank konvensional Indonesia tidak kurang dari 154 juta orang. Dengan jumlah itu, bila menabung dengan nominal Rp 50.000 maka akan terkumpul dana tidak kurang dari 7,7 triliun rupiah per bulan.

Bila bunga tabungan 1% dan bunga deposito 3% maka bank mendapatkan keuntungan sebesar 2% yaitu tidak kurang dari 154 milyar rupiah per bulan. Misalnya BNI menetapkan suku bunga deposito (tabungan) sebesar 2,75% (bisnis.com), suku bunga kreditnya untuk Non-KPR sebesar 8,75% (ojk.go.id), maka selisih 6% ini yang menjadi profit BNI. 

Artinya BNI dapat profit tidak kurang dari 462 milyar rupiah per bulan untuk mendulang keuntungan lebih banyak, yang semakin mempermudah pemilik saham bank menumpuk kekayaan dan mempengaruhi kekuasaan pemerintahan dengan kekayaannya.

Di Indonesia terdapat 31 bank non BPD mulai dari BRI, Bank Mandiri, BNI hingga The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan 64 Bank BPD (ojk.go.id). Semuanya dengan mudah mendapatkan keuntungan melalui skenario suku bunganya.

Bagaimana peran koperasi umat madani ditentukan dari kepercayaan dan visi para anggotanya. Sesungguhnya mereka sedang bersaing dengan metode yang jauh berbeda dari bank-bank konvensional, yaitu tidak menerapkan akad riba, tapi akad jual beli dan pinjaman tanpa suku bunga. 

Koperasi umat madani perlu menambah anggota dan manajemen yang maksimum agar menghindari umat dari jeratan riba atau kekuasaan segelintir elit yang menguasai sistem perbankan nasional maupun global. Koperasi Umat Madani perlu mengedepankan scenario jual belinya agar di tengah serangan bank konvensional dengan scenario suku bunganya.

Setiap anggota Koperasi perlu berpikir, tidak mengapa hanya dapat mengelola tabungan 2,5 juta rupiah per bulan dari 55 orang sedangkan Bank Konvensional dapat mengelola tabungan 7,7 triliun rupiah  per bulan dari 154 juta orang. Karena 55 orang dapat menghidupkan akad jual-beli, bukan akad riba. Ini adalah langkah berjuang, bukan mati sia-sia di bawah 'senjata' suku bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun