Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu Kita Aisyah

10 Desember 2017   00:02 Diperbarui: 10 Desember 2017   00:19 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Screenshot Film

Sering terdengar ungkapan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya, sikap anak tidak jauh dari kedua orang tuanya. Inilah yang terjadi pada ibu kita, Sayyidati 'Aisyah Radiyallahu'anha yang dilahirkan dari kedua orang tua yang mulia. Berikut tentang kehidupannya:

Keluarga 'Aisyah

  • Dari namanya diketahui nama ayahnya. Ayahnya salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga.
  • Ayahnya bernama Abdullah bin Abi Kuhafah At Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Nabi karena cepatnya dia masuk Islam. Sedangkan Ash Shiddiq adalah gelar yang diberikan Nabi karena ia segera membenarkan Nabi dalam berbagai peristiwa.
  • Sedangkan ibunya 'Aisyah bernama Ummu Ru'man.
  • Ayah Ibunya orang mulia yang dengan keimanannya melakukan hijrah (Mekah ke Madinah)
  • Ayahnya adalah orang yang pertama masuk Islam di kalangan orang dewasa.
  • Ayahnya tidak pernah menyebah berhala sejak kecil dan tidak berbuat kotor sebagaimana istrinya.
  • Ayahnya membenarkan Isra' Mi'rajnya Nabi, sementara yang lain mendustakan Nabi.
  • Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Dari Abu Bakar dan Ummu Ru'man yang mulia lahir anak mulia bernama 'Aisyah.
  • Dari segi nama 'Aisyah berasal dari kata 'Asa () yang berarti kehidupan. Ketika disebut 'Aisyah maksudnya adalah wanita yang hidup.
  • 'Aisyah kecil sekadar tahu tanggung jawab besar ayah ibunya dalam dakwah Islam, tapi 'Aisyah kecil belum memahaminya.

Pernikahan yang barakah

  • 'Aisyah berselisih umur dengan Nabi yaitu 44 tahun.
  • 2 tahun setelah Khadijah wafat Nabi bermimpi menikahi 'Aisyah (lihat HR Ahmad 25304, 23012, 23823).
  • Dirimu telah dua kali diperlihatan daalam mimpi dan ada seorang ;e;ali yang membawamu dengan berbaju Sutra. Lalu dia berkata "Ini adalah istrimu". Lalu Nabi berkata, "Bila ini dari Allah azzawajalla, maka Allah akan menerapkan" (HR Ahmad 23012, 23823).
  • Jika Khadijah adalah satu-satunya yang Nabi nikahi selama hidup Khadijah, berbeda dengan 'Aisyah , ia adalah satu-satunya gadis yang Nabi nikahi. 'Aisyah adalah wanita yang gigih belajar, cerdas dan berakhlak yang mewarisi kecerdasan dan akhlak kedua orangtuanya.
  • Nabi menikahi 'Aisyah saat usia 6 tahun dan hidup bersama saat usia 9 tahun.
  • 'Aisyah baru ke Madinah (usianya 9 tahun) setelah beberapa bulan dari peristiwa Hijrah.
  • 'Aisyah adalah istri ke-3 Nabi.

Cinta Nabi kepada 'Aisyah

  • Keutamaan 'Aisyah terhadap wanita-wanita lain bagaikan keutamaan tsarid dibanding seluruh makanan (HR Bukhari 13486, Muslim 4478,Tirmidzi 13882, Ahmad 24099, An Nasa'i 13885, Ibnu Majah 3277).
  • Istri-istri Nabi di Madinah pernah menuntut keadilan karena merasa Nabi tidak adil dalam perlakuan pada istri-istrinya. "Hai putriku (Fatimah) tidakkah kau menyayangi apa yang kusayangi?" Fatimah menjawab, "Tentu saja." Nabi berkata, "Kalau begitu cintailah wanita ini ('Aisyah)." Setelah itu Fatimah kembali ke istri-istri Nabi. Setelah itu utusan bukan Fatimah lagi tapi Zainab yang baik agamanya, baik taqwanya, baik kejujurannya, silaturahimnya, sedekahnya dan kedekatanya kepada Allah SWT.
  • Zainab berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya istri-istrimu menuntut keadilan tentang Puteri Abu Bakar!" Kemudian Zainab menerjang 'Aisyah. 'Aisyah belum bereaksi sampai ia yakin bahwa Nabi tidak melarangnya untuk membalas terjangan Zainab. Kemudian Aisyah menerjang dan menindih Zaianab hingga menang dengan serangan yang lembut. Nabi berkata, "Aisyah memang putri abu Bakar." (Lihat HR Muslim 4472).
  • Nabi berkata "Jangan kau sakiti aku dalam masalahAisyah, karena tidak satu wahyu pun yang turun kepadaku saat aku bersama istri kecuali itu adalah 'Aisyah" (lihat HR Bukhari 2393, 3491).
  • Nabi sangat dekat dengan istri-istrinya dan orang-orang yang beriman. Suatu hari 'Aisyah lomba lari dengan Nabi kadang sahabat ikut juga, 'Aisyah pernah menang (lihat HR Ahmad 24313). Di kemudian hari Nabi juga sekali menang sebagai balasan atas kekalahan sebelumnya (lihat HR Ahmad 25075). Saat itu diperkirakan usia 'Aisyah belasan tahun karena 'Aisyah hidup bersama Nabi hingga Nabi wafat hanya 10 tahun.
  •  Nabi bersama 'Aisyah 10 tahun sedangkan bersama Khadijah 25 tahun. Wajar jika Nabi lebih teringat dan sangat memuji Khadijah dan menimbulkan kecemburuan dalam diri 'Aisyah.

'Aisyah menghadapi fitnah

  • 'Aisyah adalah wanita yang kisahnya berhubungan dengan peristiwa di mana Allah menurunkan surat An Nur ayat 11, yaitu  untuk membela 'Aisyah. Jika dalam persidangan manusia tidak dapat memberikan bukti pembelaan, maka di sini, Allah sendiri yang membela 'Aisyah dengan menurunkan kabar bahwa ia bebas dari tuduhan zina.
  • Kisahnya (lihat HR Bukhari 3826, 4381), 'Aisyah tertinggal dari rombongan karena mencari kalungnya yang terjatuh. Shafwan bin Al Mu'aththal As Sulami Adz Dzakwan bertugas mengecek lapangan dan pulang paling akhir. Ia terkejut karena menemukan 'Aisyah yang tertinggal. 'Aisyah naik untanya sedangkan Shafwan berjalan dengan menjaga pandangan.
  • Siapakah yang menfitnah atau mmebawa kabar bohong (tuduhan zina antara 'Aisyah dengan Shafwan)? Dia adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.
  • Fitnah ini membuat stress 'Aisyah, sedih. Usianya kini belasan tahun ( 15 tahun). Karena perstiwa ini terjadi pada tahun 6 H.
  • 'Aisyah maupun Shafwan tidak bersalah, sedangkan Abdullah bin Ubay bin Salul lah yang salah.
  • Nabi berkata "Jika engkau benar Allah akan menyucikanmu, jka engkau telah berbuat dosa, bertobatlah dengan penuh penyesalan niscaya allah akan mengampuni dosamu."
  • 'Aisyah menjawab, "Aku hanya dapat mengatakan apa yang dikatakan ayah Yusuf 'alahissalam, maka bersabar itu lah yang lebih baik."
  • 'Aisyah berharap Allah menurunkan wahyu unuk mengabarkan kejadian yang sebenarnya atau menyucikannya.
  • Setelah sebulan kemudian turun ayat yang membenarkan 'Aisyah atau menyucikannya dari fitnah yang dilancarkan Abdullah bin Ubay bin Salul.
  • Fitnah atau cobaan yang berat ini dihadapi 'Aisyah sdengan sabar meskipun ia merasakan kepahitan dan kesedihan. Kejadian ini bukan hal ringan karena sebulan kemudian baru kebenarannya ditampakkan Allah SWT. Namun dari peristiwa ini terlihat ketinggian ilmu dan kematangan jiwanya ('Aisyah).
  • Bagaimana dengan remaja kala ini dalam menghadapi masalah?
  • Di Pontianak siswi (16 tahun) berinisial MA tewas menggantung diri, diduga karena  hubungan yang kurang baik karena ditemukan bukti SMS yang berisi kekecewaan terhadap teman laki-lakinya. (pontianakpost.co.id /2015 / reporter ARF)
  • Di bawah ini kejadian yang tercatat media online merdeka.com di tahun 2015 (reporter: Ya'cob Billicota,13/10/2015):
  • Di Pelalawan, Riau, siswa berinisial HE (18 tahun) menenggak racun serangga karena diputus hubungan dengan teman perempuannya.
  • Di Bangli, siswi berinisial SD (16 tahun) juga menenggak racun serangga karena tidak paham bahaya pacaran.
  • Di Bali juga, siswa berinisial SM (17 tahun) melompat dari lantai III sekolahnya karena membuktikan sayangnya kepada tema perempuannya yang menuduh SM selingkuh.
  • Bahkan di tahun 2017 terjadi peristiwa bunuh diri. Pria bunuh diri (25 tahun) karena depresi  masalah di keluarganya dan teman perempuannya. (detik.com / 2017 / reporter: Chaidir Anwar Tanjung).
  • Siswa SMK Teknas Denpasar berinisial GA (16 tahun) tewas bunuh diri karena hubungan yang kurang baik dengan teman perempuannya. (nusabali.com / 2017 / reporter: NV)
  • Masih banyak lagi cara-cara remaja yang keliru dalam menghadapi masalah yang sebenarnya perlu bimbingan orang tua. Orang tua dan anak mesti menjalin komunikasi yang baik agar setiap masalah ditemukan solusinya.
  • Komunikasi yang baik antara Nabi dan 'Aisyah  menjadi pesan bijak dalam menghadapi fitnah atau masalah berat. Itu teladan sepanjang masa.

Hidup dengan kemuliaan

  • Kecemburuan 'Aisyah karena Nabi sering memuji Khadijah (wanita Surga).
  • Pernah suatu ketika 'Aisyah memecahkan piring di hadapan tamu Nabi karena cemburu (lihat HR Bukhari 4824, 2301, Muslim 4477, Ahmad 23701, 23719, 23350, Abu Daud 3096, An Nasa'i 3893, 3894, Ibnu Majah 2325). Nabi memaafkannya sambil membereskan tumpahan makanan dan piring yang pecah. Nabi mempersilakan tamu untuk makan "Makanlah, makanlah, ibu kalian sedang cemburu."
  • Para sahabat sering meminta pendapat jika menemukan masalah yang tidak dapat mereka selesaikan. 'Aisyah sering mengoreksi ayat dan hadits dan hukum yang keliru diberlakukan untuk kemudian dijelaskan kembali maksud sebenarnya.
  • 'Aisyah adalah orang yang paling dekat dengan Nabi sehingga banyak menyaksikan turunnya wahyu kepada beliau (HR Bukhari 2). 'Aisyah mendapatkan ilmu langsung dari Nabi.
  • Ulama hadits menematkan 'Aisyah pada urutan ke lima penghafal hadits terbanyak setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu 'Abbas.
  • Ada kalanya beberapa hadits tidak diriwayatkan oleh penghafal hadits lainnya karena 'Aisyah dekat dengan Nabi di rumah.
  • Nabi merasa lebih tenang berada di rumah 'Aisyah sejak beliau sakit hingga wafat. Nabi wafat di pangkuan 'Aisyah (HR Bukhari 3490, 2869, Muslim 4474).

Membersamai Pemerintahan Islam

  • Setelah Nabi wafat 'Aisyah menjadi universitas bagi penimba ilmu. Selain itu kaum muslimin sering berziarah ke makam Nabi.
  • Ketika Utsman bin Affan wafat karena pembunuhan oleh pemberontak, 'Aisyah termasuk shahabiyah yang kuat menuntut keadilan agar para pemberontak diberikan hukuman.
  • Ali dan 'Aisyah berhasil menghentikan fitnah perang Jamal. Fitnah perang ini terjadi karena penyusup yang menipu, licik dan jahat yang hampir membuat pasukan Ali dan 'Aisyah hancur tidak tersisa.
  • 'Aisyah biasa sholat malam, sedekah, lisan yang hasanah, dan puasa. Hal ini tentu bagian dari caranya mencintai Allah (HR Bukhari 6058, 1761, 1930, 1931, 2402, 1063, Muslim 1688, 1233, Ahmad 17535, 18654, Ibnu Majah 181, 1833, Tirmidzi 2339).
  • Meskipun setelah khalifah Ali bin Abi Thalib wafat keadaan umat belum bersatu teguh ditandai dengan adanya khalifah Al Hasan dan ada klaim khalifah di Syam, 'Aisyah berada di jalur perdamaian. Agaknya adanya kesadaran bahwa Allah berkehendak menguji umat Islam dengan kebijaksanaanNya.  Allah lebih mengetahui hikmahNya. Allah mengetahui yang lahir dan yang ghaib.
  • Ketika tidak bersama Nabi pun, 'Aisyah dikenal ketinggian karakternya, wanita Quraisy yang baik itu pandai mengendarai Unta, memelihara harta dan sedekah, penyayang dan memenuhi hak orang-orang yang mempunyai hak (termasuk hak suami) (lihat HR Bukhari 3179).


'Aisyah, Wanita Surga

  • Ketika usia 'Aisyah 17 tahun, sesaat Amru bin Ash diutus untuk memimpin pasukan dalam perang Dzatus Salasil pada tahun 8 H. Amru bin 'Ash bertanya:
  • "Fa atay tuhu ayyunnas ahabbu ilayka?" (Siapakah orang yang engkau cintai?) tanya Amr bin Ash kepada Nabi.
  • "Aisyatu," ('Aisyah binti Abu Bakar) jawab Nabi.
  • "Min rijali?" ([kalau]dari golongan laki-laki?)
  • "Abu ha" (Bapaknya)
  • "Tsumma man?" (Lalu siapa lagi?)
  • "Umaru" (Umar bin Khattab)
  • Setelah itu Nabi menyebut beberapa nama sahabat lainnya, setelah itu Amru bin Ash berhenti bertanya karena khawatir dirinya termasuk orang yang paling akhir disebut Nabi (lihat HR Bukhari 4010, 3389, Muslim 4396, Ahmad 17143, Ibnu Majah 98).
  • Meskipun masih sangat muda (17 tahun) ia disebut umamahatul mukminin karena iman, ilmu, amal, dakwah, dan akhlaknya.
  • Amru bertanya sesaat sebelum perang Dzatus Salasil pada tahun 8 H artinya saat itu Aisyah berusia 17 tahun yang telah berkumpul padanya kemuliaan iman, ilmu, amal, dakwah dan akhlak.
  • 'Aisyah juga wanita yang kuat karena ia pernah mengalahkan Nabi dalam lomba lari, dan mengalahkan Zainab dengan serangan lembut (lihat HR Bukhari 3179).
  • Setelah khadijah wafat Nabi memperistri wanita tua Saudah binti Zama'ah. Kemudian menikahi Aisyah, saat 'Aisyah berusia 6 tahun (setingkat usia kelas 1 SD), kemudian hidup bersama Nabi pada usia 9 tahun pada tahun 1 Hijriah (setingkat usia kelas 4 SD).
  • Setelah itu beliau menikahi Hafshah binti Umar bin Khattab (3H), Zainab binti Khuzaimah (4H), Zainab binti Jahsy bin Rayyab (6H), Juwairiyah binti Al-Harits (6H), ummu Habibah Ralah binti Abu sufyan (7H), Shafiyah binti Huyai bin Akhtab (7H), Maimunah binti al-Harits (7H).
  • Saat Nabi wafat meninggalkan 9 istri, Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah wafat lebih dulu dari Nabi.
  • Tujuan Nabi menikahi 'Aisyah, begitu pula Hafshah adalah untuk mempererat persaudaraan dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab (2 sahabat ynag dijamin dengan Surga). Dengan kedekatan ini dakwah akan tumbuh lebih mudah di tengah sengitnya permusuhan dari pihak musyrikin dan kafirin.
  • Tradisi Arab menghormati hubungan perbesanan.
  • Tujuan pernikahan itu juga menjadikan wanita sebagai  ummahatul mukminin , ibu teladan orang-orang beriman bagi beragam kabilah/suku. Ini memudahkan beliau membina orang-orang potensial di masing-masing suku kaum wanitanya lewat tanganptangan istri-istri beliau. Wajar jika Nabi lebih mudah membina kaum wanita karena peran sitri-istri beliau dari beragam suku/kabilah.
  • Dakwahpun secara tidak langsung memmepngaruhi musuh Islam Abu Sufyan dan Khalid bin Walid karena Ummu Salamah satu suku dengan Khalid bin Walid. Khalid sendiri satu suku dengan Abu Jahal dari bani Makhzum. Sedangkan Ummu Habibah adalah putri kandung Abu Sufyan. Khalid dan Abu Sufyan kemudian masuk Islam dan pasukan Islam.
  • Tidak mungkin Nabi memberdayakan kaum perempuan sebagaimana memberdayakan kaum laki-laki tanpa menjalin hubungan yang erat. Sementara ada banyak suku di Arab. Maka lewat penikah dengan beberapa orang berpengaruhlah Nabi berdakwah.
  • Selain itu juga ada praktik Nabi menikahi istri yang diceraikan anak angkatnya agar orang Arab menyadari bahwa anak angkat bukan anak kandung. Tradisi ini sangat sulit dihapus kecuali dengan perintah Allah untuk menikahi Ummu Salamah orang penting di Bani Makhzum.
  • Hampir seluruh suku telah dibina Nabi, sehingga dukungan penuh ia dapatkan dan kemenangan terjadi pada tahun 8 H, kota Mekkah tunduk kepada Nabi dan jamaah Islam.
  • Bila dikaji ternyata tidak ada pernikahan nabi setelah Mekkah merdeka dari kebodohan (kekafiran dan kemusyrikan). Mekkah ini tempat kelahiran Nabi, kota tempatnya Ka'bah, kiblat umat Islam. Tidak ada pernikahan Nabi setelah tahun 8 H. Nabi terakhir menikah yaitu pada tahun 7 H. Benarlah bahwa tujuan pernikahan Nabi agar sebagian besar istri beliau (yang muda maupun lebih tua) mendakwahi suku-sukunya masing-masing di kalangan wanita.
  • Adapun 'Aisyah yang hidupnya relatif lebih lama (usia 66 tahun), ada hikmah di dalamnya.
  • 'Aisyah meriwayatkan banyak hadits. Mutiara hikmah bagi orang-orang beriman.
  • 'Aisyah sering dimintai pendapatnya di zaman Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan maupun Ali bin Abi Thalib. Hingga Ali wafat dan tahun-tahun sesudahnya,  bahkan hingga 'Aisyah wafat pada bulan Ramadhan tahun 58 H ia tetap menjadi rumah ilmu bagi kaum muslimin.
  • Agaknya didikan Nabi pada Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali tetap terbayang-bayang oleh ucapan atau perbuatan (hadits-hadits) Nabi yang diriwayatkan dari Aisyah. Menggenapi peristiwa yang harus diteladani oleh kaum muslimin sepanjang masa.
  • Tidak ada yang menjadikan penduduk bumi ini mulia kecuali dengan apa-apa yang membuat para sahabat Nabi mulia dengan iman, ilmu, amal, akhlak dan dakwahnya yang menebar teladan sepanjang masa dengan syukur, sabar dan mengejar ampunan Allah Azza wajalla.
  • Sa'ad bin Hisyam berkata, "Ya ummul mu'minin anbi'niy 'an khuluqi Rasulillahi shollallahu 'alaihi wasallam!"(Wahai Ummul mukminin kabarkan kepadaku akhlak Rasul SAW!). 'Aisyah berkata, "Alasta taqraul Qur'an?" (Bukankah engkau telah membaca Qur'an?) Sa'ad menjawab, "Bala." (benar). 'Aisyah berkata, "Fa inna khuluqa nabiyyillahi shollallahu'alaihiwasallam kana Qur'an." (Maka sesungguhnya akhlak Nabiyullah SAW adalah Qur'an) (Lihat HR Muslim 1233, Ad Darimi 1439).
  • 'Aisyah pun tentu berusaha mendekati Akhlak Nabi dalam kesehariannya. Akhlak Qur'ani.
  • Simaklah hadits riwayat dari Bukhari 3159 dan 4828, Muslim 4462, Ahmad 2805, Tirmidzi 3813 tentang wanita teladan orang-orang yang beriman, Asiyah binti Muzahim (istri Fir'aun), Maryam binti Imran (ibunya Nabi Isa), Khadijah binti Khuwailid (istri Nabi SAW), Fatimah binti Muhammad (putri Nabi SAW) dan 'Aisyah binti Abu Bakar (istri Nabi SAW sekaligus putrinya sahabat Nabi SAW).
  • Wa qod uhiya ila rasulillahishollallahualaihiwasallam ayyubasysyiraha bi baytil laha fil jannati (Sesungguhnya diwahyukan pada Rasululllah untuk memberi kabar gembira kepadanya (Khadijah) dengan rumah di Surga yang dipersembahkan untuknya) (HR Bukhari 4828).
  • Basysyara rasulullahi shollallahu'alaihiwasallam, Khadijatu bintu Khuwailid baytin fil jannati (Rasulullah memberi kabar gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di Surga) (HR Muslim 4462).
  • Afdholu nisail jannati arba'u (wanita penghuni Surga yang paling mulia adalah 4 orang): Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (HR Ahmad 2805).
  • Hasbuka min nisail 'alamin (Cukuplah bagi mu dari wanita-penghulu-dunia): Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiyah istri Fir'aun (HR Tirmidzi 3813).
  • Kamala min rijali katsirun wa lam yakmul min nisai illa Asiyatu mraatu fir'auna, wa Maryamu bintu imrana. Wa inna fadhla 'Aisyah 'alan nisai kafadhli tstsaridi 'ala saairith tho'am (Manusia sempurna dari kalangan laki-laki banyak dan tidak ada manusia yang sempurna dari kalangan wanita kecuali Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti 'Imran. Dan keutamaan 'Aisyah dibandingkan wanita-wanita lain adalah bagaikan keutamaan makanan 'tsarid' terhadap makanan yang lain (HR Bukhari 3159).
  • Tsarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah.
  • Wa ssabiquuna ssaabiquun. Ulaa ikal muqorrabuun. Fii jannatin na'im. (QS. Al-Waqi'ah [56]: 10-12). Dan orang-orang yang paling dahulu , merekalah yang paling dahulu. Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah), berada dalam Surga kenikmatan. (QS. 56: 10-12)
  • Wa ssabiquuna ssaabiquun. (Dan orang-orang yang paling dahulu, merekalah yang paling dahulu) Mereka itu adalah para Nabi atau Ahlu 'Illiyyin (berada di tempat yang tinggi lagi luas).
  • Atau mereka adalah dari setiap umat (dulu maupun sekarang).
  • Atau mereka adalah orang-orang yang pertama kali pergi ke Masjid.
  • Atau mereka adalah orang-orang yang pertama kali pergi (berjuang) di jalan Allah.
  • Atau mereka adalah orang-orang yang bersegera untuk berbuat kebaikan.
  • Atau mereka adalah orang-orang yang bersegera  kepada ampunan Allah.
  • Atau mereka adalah orang-orang yang bersegera kepada Surga (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun