Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Agar Anak Anda Salat Tanpa Disuruh

15 Oktober 2016   06:05 Diperbarui: 15 Oktober 2016   08:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah genap 5 bulan saya tidak menulis. Hari ini saya ingin bercerita. Hehe ‘dengarkan’ ya!

Keinginan orang tua sangat partisipatif terhadap materi seputar parenting dalam kelas yang saya pimpin, lebih tepatnya grup whatssapp yang berisi orangtua siswa dan saya sebagai wali kelas 5 C (Al Qolam) SD IT Permata Hati. Kelas tersebut berjumlah 22 orang siswa.

Memang awalnya grup tersebut untuk silaturahim dan komunikasi seperti pemberitahuan pengumuman kepada orang tua terkait libur, kegiatan khusus, dan jam pulang siswa. Kemudian berkembang menjadi forum kajian parenting. Jumat lalu kami mengundang seorang trainer populer bernama Satria Hadi Lubis. Beliau memberikan kajian sangat bermanfaat” di grup whatsapp “Silaturahim al Qolam 5 C”. dengan tema “Menyadarkan anak akan tanggung jawabnya terhadap Islam”. Yang menggerakkan saya untuk memulai kajian ini adalah suatu pendapat yang sering saya dengar bahwa kematangan perkembangan anak dipengaruhi oleh orang tua sebesar 80%.

Masalah rumah tangga Rasulullah SAW sebenarnya beragam. Ada masalah nafkah, di mana para istri Rasulullah SAW meminta kenaikan nafkah sehingga membuat Rasulullah bersedih karena hal tersebut di luar kemampuan beliau. Ada juga masalah kecemburuan, karena kita tahu istri beliau lebih dari satu yang masing-masing meminta perhatian dari beliau. Ada masalah tuduhan selingkuh yang dialamatkan kepada asiyah ra. Yang menuduh selingkuh bukan Rasulullah SAW, namun sebagian peduduuk Madiah waktu itu. Pendek kata, secara umum sebenarnya rumah tangga Rasulullah SAW juga rumah tangga yang mempunyai berbagai masalah. Namun Rasulullah SAW berhasil mengatasi masalah tersebut sehingga dengan bangga beliau mengatakan baiti jannati (rumahku adalah surgaku),” tulis beliau melalui wahtsapp pada Jum’at 30 September 2016.

Beliau melanjutkan, “Cara Rasulullah SAW menyelesaikan masalah rumah tangga beliau adalah dengan prinsip SAKINAH yaitu: (1) S-Sibuknya menyelesaikan masalah besar (yakni Tauhid), bukan sebaliknya.; (2) A-Awalnya sangka baik dan kepercayaan; (3) K-Keutamaannya disiplin tanpa disuruh; (4) I-Interaksinya kelembutan dan menyenangkan; (4) N-Nilai-nilainya memberdayakan, bukan menjatuhkan;(5)A-Ambisinya masuk Surga bersama-sama; (6) H-Hatinya penuh cinta, walau ada kekurangan”.

Kajian parenting dan anak dari Trainer Satria Hadi Lubis ini sebenarnya sangat panjang. Di bagian akhir kajian, beliau menuliskan: “Anak sampai kapanpun tetap menjadi ujian bagi orang tuanya. Ketika anak menjadi nakal, maka orang tua harus menjalani ujian kesabaran. Sebaliknya ketika anak sholih maka orang tua harus menjalani ujian syukur.”

Terdapat suatu pertanyaan setelah kajian tersebut yang saya nilai menjadi ide pokok kajian, yaitu pertanyaan dari seorang wali murid bagaimana caranya agar anak sholat tanpa harus disuruh dahulu. Trainer Satria Hadi Lubis menceritakan bahwa cara anak agar sholat tannpa disuruh sbenarnya tidak ada. Sebab anak belum tumbuh kesadaran untuk sholat. Jadi menyuruh anak untuk sholat adalah hal yang wajar. Namun agar anak sigap untuk sholat maka hal tersebut harus menjadi kebiasaannya dahulu. Nanti ia akan merasa bersalah sendiri kalau tidak sholat atau menunda sholat. Juga dengan terus menerus melihat ayah ibunya sholat tepat waktu. Selain itu terus berikan pemahan tentang keutamaan sholat, sehingga anak paham pentingnya sholat. Pemahaman akan membuat seseorang menjadi mau melakukan sesuatu tanpa disuruh.

Demikian ceritaku minggu lalu, cerita kamu gimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun