Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengambil Pelajaran Dari Bu Mega dan Pak Beye

18 Agustus 2015   08:20 Diperbarui: 18 Agustus 2015   08:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (sumber: kompas.com)"][/caption]

Ada yang unik dari upaca peringatan proklamasi kemerdekaan yang ke-70 kemarin, 17 agustus 2015, Bu Mega hadir setelah selama 10 tahun ngambek. Saya melihatnya dari sudut keterbukaan pemimpin. Keterbukaan bagi saya ketika belajar tentang sikap ilmiah, ia didampingi oleh sikap ingin tahu, jujur, objektif, tekun dan teliti.

Keterbukaan terhadap tekanan, kata Prof Rhenald Kasali, membuat seseorang lebih tenang, tidak larut dalam emosi atau gerakan-gerakan yang membenturkan antarkelompok, tidak terlalu mencemaskan hal-hal yang belum tentu kebenarannya. Ia lebih optimis melihat hari esok.

Mendapat takanan adalah hal yang biasa, ia mungkin saja suatu saat kecewa dan cemas, tapi itu cuma sebentar saja. Ketika perekonomian negara memburuk, ia berkata “Kita harus bekerja lebih serius. Situasi sulit ini pertanda kita sedang naik ke atas, bukan ke bawah”.

Nah menyangkut keterbukaan ini, pemimpin tidak selayaknya ngambek terlalu lama, sebagaimana ngambeknya eks Presiden (Megawati-Bu Mega) selama sepuluh tahun pemerintahan eks Presiden SBY (Pak Beye). Megawati tidak pernah hadir daam upacara memperingati proklamasi kemerdekaan Indonesia semasa pemerintahan SBY. baru pada tahun ini lah Megawati menghadri upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Semoga sikap ini tidak dicontoh oleh pemimpin lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun