Zalim ini, pertama kali dosa yang dilakukan manusia, dosa manusia pertama. Adam álaihisalam berdoa dan teksnya diabadikan dalam al-Qur'an
(Adam dan Hawa) berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri dan jika tidak Engkau ampuni bagi kami dan Engkau tidak sayangi kami sungguh kami menjadi termasuk orang-orang yang merugi (QS. al-Áraf[7]:23).
Zalim itu dosa besar. Zalim itu dijadikan sebgai alasan dimasukkan ke dala neraka. Sehingga hendaknya manusia berhati-hati.
Itu sangat berbahaya. Apa zalim itu? Zalim itu adalah aniaya, bisa kepada diri sendiri, bisa pula kepada orang lain. Syirik adalah contoh menganiaya diri sendiri. Penyalahgunaan Narkoba contoh merusak diri sendiri sekaligus orang lain. Bersyukurlah di negeri kita, pengedar narkoba dihukum mati.
Di sudut pandang lain, orang Arab berbangga dengan Indonesia karena sebagai penganut islam terbesar di dunia. Ya Indonesia ini penganut Islam terbesar di dunia. Tapi sebenarnya adalah bukan pengikut Islam terbesar di dunia. Bagaimana dapat dikatai pengikut Islam sementara narkoba manjadi teman.
Lihatlah kasus-kasus narkoba ynag mencengkeram negeri ini. Konon di Merangin ini nomor 2 kasus narkobanya setelah kotajambi.
Ini sangat memalukan negara dengan penganut Islam terbesar di dunia.
Yang memabukkan itu dikerjakan oleh setan. Dan artinya manusia yang mabuk juga adalah setan, maaf saya katakan begini, inilah sepertinya singgungan al-Quran kepada pihak-pihak yang melakukan kejahatan (penyalahgunaan) narkoba.
Wahai orang-orang yang beriman', sungguh khomr (minuman memabukkan) dan perjudian dan berhala-berhala dan mengundi nasib dengan anak panah (adalah) perbuatan keji (termasuk) perbuatan Setan, maka jauhilah ia (perbuatan keji) supaya kamu beruntung (dunia dan akhirat). Sungguh hanyalah Setan ingin menimbulkan di antara kamu permusuhan dan kebencian (akibat) khomr (minumam yang memabukkan) dan perjudian. Dan setan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan dari Sholat. Maka tidakkah kamu mau berhenti? (QS. Al-Maidah[5]:90-91)
Syetan itu musuh yang nyata. Oleh karena itu tinggalkanlah bisnis yang haram ini! Pengedar, pengguna hukumnya sama saja, dosanya sama juga.
Semua yang memabukkan adalah khomr (arak), dan setiap arak adalah haram (HR. Muslim)
Bahwa yang dinamakan khomr (arak) adalah apa-apa yang menutupi pikiran (HR. Muslim & Bukhari)
Sesungguhnya Allah mengharamkan khomr (arak), maka barangsiapa yang telah mengetahui ini dan dia masih mempunyai khomr walaupun sedikit, jangan minum dan jangan menjualnya (HR. Muslim)
Rasulullah shollallhu'alaihiwasallam melaknat tentang khomr, sepuluh golongan (1) yang memerasnya; (2) yang minta diperaskan; (3) yang meminumnya; (4) yang membawanya; (5) yang minta dibawakan; (6) yang menuangkannya; (7) yang menjualnya; (8) yang makan harganya; (9) yang membelinya; (10) yang minta dibelikan. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kita harus kahawatir, dan jangan abai dengan kasus penyalahgunaan obat-obatan ini, kita harus khawatir dengan masa depan generasi penerus kita.
Contoh lain aniaya? Ada. Merangin ini dikenal dengan air yang bening, itu dulu. Sekarang mana ada lagi. Air sudah keruh, ikan tak banyak lagi. Kalau air ini sudah terkontaminasi akibat penambangan emas dengan raksa itu, kita tidak tahu seperti apa dampaknya untuk saudara-saudara kita yang lain yang mengunakan air, bahkan kita juga tak tahu nasib hewan-hewan air.
Inilah realitanya saudara-saudara.
Celakanya itu dibiarkan. Kalau pagar mulai memakan tanaman, ini suatu tanda kehancuran. Kalau manusia tidak berusaha mencegah kezaliman, Allah tidak segan menurunkan azab. Sudah saatnya penguasa negeri ini bertindak. Yang tidak boleh itu bertindak keras. Yang diajarkan Agama, bertindak tegas. Allah telah jelaskan,
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang peneolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan (QS. Hud:113).
Khutbah Jumát @Masjid al-Hidayah, Ustadz Sukarman, SHI, 29/5/15, Bangko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H