Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Uang: PKS HANCUR (Bag. 7)

1 November 2014   06:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:58 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengarkan Rakyat Kau! (source: newscientist.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kota Impian (source:newscientist.com)"][/caption]

Malam,

Angin berbisik,

Wahai pemimpin. Aku memang bukan pemimpin.

Aku peduli. Inilah kepedulianku kepada kau.

[caption id="" align="aligncenter" width="220" caption="Jangan Sedih atas Masa Lalu, Jangan takut atas Masa Depan (source: newscientist.com)"]

Jangan Sedih atas Masa Lalu, Jangan takut atas Masa Depan (source: newscientist.com)
Jangan Sedih atas Masa Lalu, Jangan takut atas Masa Depan (source: newscientist.com)
[/caption]

Angin berbisik,

Maka, jadilah engkau seperti Gajah yang mampu mendengar bunyi infrasonik. Kau dapat mendengar dari kejauhan untuk komunikasi. Sementara yang lain mesti dekat untuk bisa mendengar.

Angin berbisik,

Maka, jadilah kau seperti Jangkrik yang mampu mendengar bunyi infrasonik, dapat bersembunyi, bukan pengecut. Tapi untuk susun strategi karenaia dapat mendengar meski dari kejauhan. Sementara yang lain mesti dekat untuk bisa mendengar.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Dengarkan Rakyat Kau! (source: newscientist.com)"]

Dengarkan Rakyat Kau! (source: newscientist.com)
Dengarkan Rakyat Kau! (source: newscientist.com)
[/caption]

Angin berbisik,

Maka, jadilah engkau seperti kelelawar yang mampu mendengar bunyi ultrasonik. Bahkan ia mampu yang memanfaatkan bunyi ultrasonik untuk modifikasi penglihatan. Sementara yang lain mesti dekat untuk bisa melihat dalam mega-malam.

Maka, jadilah kau seperti Lumba-lumba mampu mendengar bunyi ultrasonik. Ia dapat menemukan mangsa meski dari kejauhan. Sementra yang lain mesti dekat untuk bisa melihat dalam mega-samudera.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Pandangan Harus Tajam (source: newscientist.com)"]

Pandangan Harus Tajam (source: newscientist.com)
Pandangan Harus Tajam (source: newscientist.com)
[/caption]

Angin berbisik,

Wahai pemimpin meski kau jauh di barat (Jakarta) jangan kau lupa emas di timur (Papua).

Angin berbisik,

Bukankah kau bisa mencetak uang dengan jaminan emas Papua?

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Penambangan Emas (source: newscientist.com)"]

Penambangan Emas (source: newscientist.com)
Penambangan Emas (source: newscientist.com)
[/caption]

Angin berbisik,

Undang-Undang Perbankan bisa diubah.

Penting lagi, harus ada niat.

Hati-hatilah!

Angin berbisik,

“Kau aturlah Bank itu, batasilah kekuasaannya!”

“Telitilah sejarah Bank!”

“Maksudku Bank Sentral Pak.”

“Bank Indonesia juga boleh Pak.”

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kuasailah Pertanian Negeri Ini! (source: newscientist.com)"]

Kuasailah Pertanian Negeri Ini! (source: newscientist.com)
Kuasailah Pertanian Negeri Ini! (source: newscientist.com)
[/caption]

Angin berbisik,

Sekarang Bank Indonesia berwacana: “Mempertahankan stabilitas sistem keuangan.”

Setidaknya, kau harus ingat kekata Fadhel Kaboub “Money is one of the most controversial issues studied by all schools of economicthought!”

[caption id="" align="aligncenter" width="220" caption="Pertajam Diri dengan Banyak Membaca! (source: newscientist.com)"]

Pertajam Diri dengan Banyak Membaca! (source: newscientist.com)
Pertajam Diri dengan Banyak Membaca! (source: newscientist.com)
[/caption]

Bersambung…

read more:

Bg. 6

Bg. 5

Bg. 4

Bg. 3

Bg. 2

Hakikat Harta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun