Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasihnya Lebih Dulu dari Lahirku

23 Desember 2014   13:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:39 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasihnya Lebih Dulu dari Lahirku (image source: ianadventures.files.wordpress.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="385" caption="Kasihnya Lebih Dulu dari Lahirku (image source: ianadventures.files.wordpress.com)"][/caption]

Ibu tanya lebih dulu, kabarku.

Aku sering telat tanya,

Lagi-lagi, Ia lebih dulu.

Ibu kukasih lemari.

Ia tak mau,

Ternyata cuma malu,

Begitu laras kasihnya,

Itu didiknya, tentang kasih,

Kelak ia tetap anggun dengan, ia.

Dulu, ia tegur aku nge-game kemalaman,

Aku bentak,

Ia menangis,

Parahnya aku, kok begitu,

Pun aku menangis,

Ia hadir dengan laras maafnya.

Maka terimalah lemari ini,

Aku tak bermaksud membayar kasihmu,

Kerana kasihmu lebih dulu,

Lebih dulu dari lahirku,

Kerana aku lebih banyak keliru,

Salah paham aku tentang,

tanyamu,

pintamu,

harapmu.

Maka aku kenalkan dirimu ibu kepada teman dan bosku,

Bahwa aku riang punya ibu sepertimu,

Dan harus tahu, aku tak malu mengenalkanmu.

Ibu, dirimu mengingatkanku kepada-Nya,

Meski ibu tak sengaja,

Meski ibu sengaja,

Dan ternyata HARI IBU itu, setiap hari.

By: Mahendra@Bangko, Merangin, Prov. Jambi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun