Mohon tunggu...
emha albana
emha albana Mohon Tunggu... Seniman - Jurnalis, Film Maker, Auhtor, Konten Kreator

Hanya pelaku dalam peradaban, penulis di negeri yang enggan membaca, konten kreator zero capital, jurnalis tanpa media, rakyat tanpa pengakuan, seniman tanpa galery, saya tidak hebat tapi terlatih.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Mengubah Dunia : Sejarah dan Dampak Terhadap Tatanan Pemerintahan

7 Januari 2025   09:02 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:02 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah dan Dampak Film Terhadap Tatanan Pemerintahan ( Sumber : emhaalbana )

Sepanjang sejarah, film telah menjadi medium yang lebih dari sekadar hiburan. Dengan kekuatannya untuk memengaruhi emosi, pola pikir, dan opini publik, karya-karya tertentu bahkan mampu mengguncang tatanan sosial dan pemerintahan. Dari berbagai era dan belahan dunia, film sering kali menjadi alat ampuh untuk menyuarakan perubahan, menggugat kekuasaan, dan menciptakan revolusi mental.

Awal Mula: Propaganda dalam Film

Di awal abad ke-20, film mulai dimanfaatkan sebagai alat propaganda yang efektif. Salah satu contoh paling terkenal adalah "The Birth of a Nation" (1915) karya D.W. Griffith. Meskipun kontroversial karena mendukung pandangan rasis, film ini menunjukkan bagaimana sinema dapat membentuk opini publik dan memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap isu-isu besar, termasuk politik.

Contoh lainnya adalah "Battleship Potemkin" (1925) dari Uni Soviet. Disutradarai oleh Sergei Eisenstein, film ini menggambarkan pemberontakan pelaut yang menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan otoriter. Film ini digunakan oleh pemerintah Soviet untuk membakar semangat revolusi, sekaligus memperkenalkan teknik montase yang mengubah wajah sinema dunia.

Era Perlawanan: Film Sebagai Kritik Sosial

Selama Perang Dunia II, film semakin memainkan peran besar dalam membentuk opini publik. Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang menggunakan film untuk mendukung moral pasukan dan membangun narasi tertentu. Namun, setelah perang, lahir gelombang film-film yang lebih kritis terhadap pemerintah dan kekuasaan.

Misalnya, "The Great Dictator" (1940) karya Charlie Chaplin adalah satir tajam terhadap Adolf Hitler dan rezim Nazi. Film ini menjadi suara keberanian pada masa ketika dunia masih terpecah oleh konflik global. Di sisi lain, "Dr. Strangelove" (1964) karya Stanley Kubrick menyentil paranoia era Perang Dingin dengan gaya humor gelap, menyoroti absurditas perlombaan senjata nuklir.

Kekuatan Dokumenter: Membongkar Fakta

Dokumenter juga memainkan peran penting dalam mengubah persepsi publik terhadap pemerintah. Salah satu contoh paling berpengaruh adalah "The Fog of War" (2003), yang menampilkan wawancara dengan mantan Menteri Pertahanan AS, Robert McNamara. Film ini mengungkap keputusan kontroversial pemerintah Amerika selama Perang Vietnam dan menyoroti sisi manusiawi di balik konflik besar.

Film dokumenter lainnya, seperti "An Inconvenient Truth" (2006), berhasil mengubah kebijakan global terkait perubahan iklim. Meski fokusnya bukan pada pemerintahan secara langsung, film ini memaksa pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tindakan terhadap isu lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun