Mohon tunggu...
Muhammad Hanapi
Muhammad Hanapi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja sebagai satpam di cluster PKSiana di Perumahan Kompasiana Indah. Ramah terhadap yang Pro, yang Kontra, dan juga yang Netral tentang PKS. Membantu mewujudkan politik sebagai "The Funny Game" bukan "Dangerous Game". :D

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beginilah Cara Johan Budi Menghancurkan KPK

13 Mei 2013   08:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:40 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika para koruptor bertanya bagaimana caranya menghancurkan KPK, mereka layak untuk bertanya kepada Johan Budi. Orang inilah yang berperan sangat jelas dalam upayanya melemahkan dan menghancurkan KPK dari dalam. Cara-cara yang sudah jelas melanggar hukum sering digunakan justru katanya untuk menegakkan hukum. Seolah hukum hanyalah miliknya sehingga boleh disalahgunakan sesuka hati. Itulah penafsiran saya atas perdebatan antara Fahri Hamzah dengan Johan Budi di media-media beberapa hari ini.

Dalam kasus yang menimpa LHI misalnya proses penangkapan yang tampak sangat kebelet itu dikatakan karena ini kasus tertangkap tangan. Sehingga harus dieksekusi malam itu juga. Padahal hingga sekarang, bukti tertangkap tangan tidak pernah ada. Kebohongan itu terus diulang-ulang oleh Johan Budi. Sehingga karena tidak bisa mempertanggung jawabkan statemen tertangkap tangan itu, KPK jadi cacat. Johan Budi lah yang membuat KPK jadi cacat.

Kasus penyitaan mobil LHI baru-baru ini juga membuat KPK menambah satu cacat lagi. Tanpa surat resmi, KPK ingin menyita mobil orang. Tentu saja yang punya mobil tidak terima. Karena KPK adalah lembaga resmi, bukan punya Johan Budi pribadi, maka caranya juga harus resmi. Sebab jika tidak resmi, sudah pasti akan ada banyak KPK gadungan yang memanfaatkan kondisi untuk melakukan penipuan. (Baca beritanya di sini --> Awas, KPK Gadungan Berkeliaran)

Sungguh sangat disayangkan lembaga milik rakyat yang sejatinya untuk memberantas korupsi malah dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Bukti nyata adalah pembiaran KPK terhadap Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng yang  telah jadi tersangka tetapi masih bebas berkeliaran. Dua orang tersangka kasus korupsi Hambalang yang nilainya triliunan itu, hingga kini masih bisa kongkow-kongkow di tivi, masih bisa hidup normal tanpa diusut kekayaannya. Kenapa? Sementara, LHI berapa nilai yang dituduhkan? Katanya sih 1 M. Itupun sampai sekarang belum terbukti (dan tidak akan pernah terbukti karena tidak pernah sampai ke tangan LHI).

Tentu saja publik bisa menilai bahwa ada kekuatan politik yang bermain dan memanfaatkan KPK sebagai alat untuk menjatuhkan pihak lawan. Siapakah mereka? Tentu saja yang tidak suka dengan PKS dan sekaligus juga tidak suka dengan KPK. Karena ini dipertontonkan secara telanjang. Tidak perlu kecerdasan khusus untuk memahaminya. Dengan kasus ini, dua sasaran ingin dihancurkan sekaligus, PKS dan KPK. Ibarat kata pepatah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Kenapa KPK dan PKS ingin dihancurkan? Karena kedua entitas ini berbahaya bagi koruptor. Berbahaya pula bagi kelangsungan pemerintahan yang korup. Jujur saja, PKS meskipun tidak bersih 100%, tetapi paling sedikit kasus korupsinya. Itupun kebanyakan ternyata adalah tuduhan semata yang akhirnya tidak terbukti.

Jadi wahai para koruptor, berterimakasihlah kepada Johan Budi. Semakin cacat KPK, semakin cepat tujuan Anda tercapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun