Lama ga nulis di Kompasiana. Sekarang saya ingin memberikan sebuah review singkat tentang buku yang baru saja say abaca, judulnya “Hoegeng, Polisi dan Menteri Teladan”.
[caption id="attachment_327577" align="aligncenter" width="520" caption="Doc.Pribadi"][/caption]
Buku ini adalah tentang salah satu sosok pemimpin yang paling jujur dan bersih yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Sebagai generasi muda (iya saya masih muda loh :p) saya tidak tahu banyak soal beliau namun sering medengar bapa saya bilang kalau beliau adalah Menteri dan Kapolri yang sangat luar biasa bersih. Saya penasaran dan akhirnya menemukan buku ini
Alm Jend (Pol) Hoegeng Iman Santoso, adalah Kapolri pada masa transisi Orde Lama menuju Orde Baru. Beliau juga pernah dipercaya Presiden Soekarno menduduki jabatan sebagai Kepala Jawatan Imigrasi Indonesia, Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet dan Menteri Iuran Negara
Buku ini ditulis oleh Suhartono, wartawan Kompas berdasarkan cerita dari Soedharto, mantan sekretaris Hoegeng.
Karena buku ini ditulis berdasarkan penuturan Soedharto, maka awal penulisan buku adalah dari awal perjalanan beliau menjadi sekretaris Hoegeng. Bagaimana Hoegeng dalam kesehariannya dimata sang sekretaris, pribadinya, tindak tanduknya, kepemimpinannya, bagaimana ia bekerja, sampai bagaimana juga kehidupan keluarganya. Ada 8 bab dalam buku ini, dan saya menikmati setiap babnya, saya jadi tahu Negara ini pernah punya pemimpin sekaliber Hoegeng, yang begitu sederhana dan lurus
Ada beberapa point yang begitu memorable buat saya dari kisah kehidupan Hoegeng :
1. Sungguh-sungguh dalam bekerja
Beliau datang bekerja jam 5.30 pagi (Jam kantor jam 7), pas saya baca itu saya ketawa, yaelah jaman sekarang mana ada pejabat datang kerja jam segitu...ah jangankan pejabat, rata-rata semua orang gitu datang kerja mah 15 menit sebelum masuk aja hihi..
Beliau ga segan-segan turun ke jalan atur lalu lintas walaupun sudah jadi Kapolri, beliau ga malu demi ketertiban umum
Beliau meresikokan hidup menangani kasus-kasus serius dengan serius. Termasuk yang melibatkan pengusaha besar Indonesia, dan pejabat-pejabat negara
Beliau sold out untuk apa yang jadi tugas dan tanggung jawabnya.
2. Transparan dalam bekerja
Menurut Soedharto, selama bekerja Hoegeng selalu terbuka dalam menerima tamu-tamunya, karena ruang kerjanya juga tidak disekat. Anak buahnya yang dalam ruangan dapat tahu siapa saja tamu yang datang dan apa yang dibicarakan. Ga ada tuh tamu-tamu ga jelas bawa amplop ga jelas bisa datang tanpa diketahui anak buahnya
3. Tidak pernah memanfaatkan jabatan
Ini kadang buat saya agak ga masuk diakal, beliau ga mau nerima rumah dinas, pas jadi Menteri maupun Kapolri. Fasilitas lain juga ga diambil, mulai dari mobil dinas sampai beras jatah. Akhirnya mobil dinas diambil sih, tapi cukup buat dinas dan keluarga, tidak lebih. Terus pas mobilnya mau ditawarin dengan harga sangat murah, beliau menolak mentah-mentah tawaran tersebut
Alasan-alasan beliau kurang lebih sama karena katanya keadaan negara saat itu lagi susah, rakyat banyak miskin, beliau gamau menambah beban negara
Beliau juga tidak mau anak-anaknya mendompleng namanya untuk bias kuliah di ITB atau buat melancarkan urusan-urusan yang lain, bahkan beliau mendidik anak-anaknya untuk mandiri dengan berjualan.
Oke anak pejabat jualan? Coba anak pejabat jaman sekarang, pada ngapain aja tuh?
Beliau juga tidak bisa disuap, sebagai pejabat kadang beliau menerima banyak barang, mulai dari bingkisan dari Kapolda didaerah saat beliau kunjungan sampai perabotan dan mobil pemberian pengusaha. Dan tidak ada satupun yang diterimanya, semuanya dikembalikan, termasuk yang diberikan untuk keluarganya.
[caption id="attachment_327578" align="aligncenter" width="488" caption="Doc.Pribadi"]
Kehidupan Hoegeng dalam kehidupan seorang pemimpin yang layak untuk dikenang. Benar seperti ditulis dalam buku ini, beliau layak dimakamkan ditaman makam Pahlawan. Ketika saya membaca buku ini saya hampir menitikkan air mata, saya sungguh terharu bahwa dulu negara ini pernah memiliki sosok pemimpin seperti beliau. Kesederhanaan dan integritasnya dalah nilai-nilai hidup yang sangat mahal yang saya sebagai generasi muda nyaris sulit mendapatkannya dalam diri pemimpin-pemimpin negara saat ini
Dimanakah sekarang polisi-polisi seperti Hoegeng?
Dimanakah sekarang menteri-menteri seperti Hoegeng?
Di Indonesia hanya ada tiga Polisi yang tidak bisa disuap; Patung Polisi, polisi tidur dan Hoegeng
(Gus Dur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H