Mohon tunggu...
Filsafat

Orang Berdosa Besar Tetap Mukmin Selama Masih Beriman kepada Allah

27 September 2018   00:01 Diperbarui: 27 September 2018   00:50 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

  • Murji'ah 

Aliran ini disebut murji'ah karena dalam perinsipnya mereka menunda penyelesaian persoalan konflik  politik antara Ali bin Abi Thalib, Mu'awiyah bin Abi Sufyan dan Hawarij kehari perhitungan di akhir nanti. Menurut pendapat lain, mereka disebut Murji'ah karena menyatakan bahwa orang yang berdosa besar tetap mukmin selama masih beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Adapun dosa besar orang tersebut ditunda penyelesaiannya di akhirat. Maksudnya kelak di akhirat baru di tentukan hukuman baginya.

Paham kaum murji'ah mengenai dosa besar berimplikasi pada masalah ke imanan seseorang. Bagi kalangan murji'ah orang beriman yang melakukan dosa besar tetap dapat disebut orang mukmin dan perbuatan dosa besar tidak mempengaruhi kadar ke iman. Alasannya, keimanan merupakan keyakinan hati seseorang yang tidak berkaitan dengan perkataan atau perbuatan.

Pandangan aliran murji'ah tentang status pelaku dosa besar dapat ditelusuri dari devinisi iman yang dirumuskan oleh mereka. Tiap-tiap sekte murji'ah berbeda pendapat dalam merumuskan devinisi iman yang dirumuskan oleh mereka. Pandangan tiap-tiap subsekte tentang status pelaku dosa besarpun berbeda-beda pula.

Secara garis besar, sebagaimana telah dijelaskan subsekte hawarij dapat dikategorikan dalam dua kategori: ekstrim dan moderat. Untuk memilah mana subsekte yang ekstrim atau moderat, Harun Nasution berpendapat bahwa subsekte murji'ah yang ekstrim adalah mereka yang berpandangan bahwa keimanan terletak didalam kalbu. Adapun ucapan dan perbuatan tidak selamanya merupakan refleksi dari apa yang ada di didalam kalbu. Oleh karna itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah agama tidak berarti tidak menggeser atau merusak keimanannya. Bahkan keimanannya masih sempurna dimata tuhan.

Diantara kalangan murji'ah yang berpendapat serupa diatas adalah subsekte Al-Jamiyah, As-Salihiyah, dan Al-Yunusiyah.

Golongan Al-jahmiyah yang di pelopori oleh Jahm Ibn Sofwan. Berpendapat bahwa iman adalah mempercayai Alloh SWT., rasul-rasul-Nya, dan segala sesuatu yang datang dari Alloh SWT. Sebaliknya, kafir adalah tidak mempercayai hal-hal tersebut di atas.

Golongan Al-Salihiyah dengan tokohnya Abu Hasan as-Sahili. Sama dengan pendapat Al-Jahmiyah, golongan ini berkeyakinan bahwa iman adalah semata-mata makrifat(mengetahui) Allah SWT,sedangkan kufur(kafir) adalah sebaliknya yakni tidak mengetahui Allah SWT.

Golongan Al-Yunusiyah pengikut Yunus bin An-Namiri. Berpendapat bahwa iman adalah totalitas dari pengetahuan tentang Allah, kerendahan hati, dan tidak takabur. Kufur adalah kebalikan dari itu.

Mereka berpandangan bahwa iman adalah tasdiq secara kalbu saja atau dengan kata lain, ma'rifah(mengetahui) Allah dengan kalbu: bukan secara demonstratif, baik dalam ucapan atau tindakan. Oleh karna itu, jika seseorang telah beriman dalam hatinya ia dipandang tetap sebagai orang mukmin sekalipun menampakkan tingkah laku seperti yahudi atau nasrani. Menurut mereka, ikrar dan amal bukanlah bagian dari iman. Kredo klompok murji'ah ekstrim yang terkenal adalah perbuatan maksiat tidak dapat menggugurkan keimanannya sebagai ketaatan tidak dapat membawa kekufuran. Dapat disimpulakan bahwa murji'ah ekstrim memandang pelaku dosa besar tidak dapat disiksa di neraka.

Adapun murji'ah moderat ialah mereka yang berpendapat pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di neraka, ia tidak kekal didalamnya bergantung pada ukuran dosa yang dilakukannya. Masih terbuka kemungkinan bahwa tuhan akan mengampuni dosanya sehingga ia bebas dari siksa neraka. Diantara subsekte murji'ah yang masuk dalam kategori ini adalah Abu hanifah dan pengikutnya. Pertimbangannya, pendapat Abu hanifah tentang pelaku dosa besar dan konsep iman tidak jauh berbeda dengan kelompok murji'ah moderat lainnya. Ia berpendapat bahwa pelaku dosa besar masih tetap mukmin, tetapi dosa yang di perbuatnya bukan berarti tidak berimplikasi. Seandainya masuk neraka, karna allah menghendakinya ia tidak akan kekal didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun