Mohon tunggu...
M. Helmi Efendi
M. Helmi Efendi Mohon Tunggu... -

Selalu bermimpi . . . . .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patah yang Sempurna

25 September 2012   08:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PATAH YANG SEMPURNA

Matahari indah menyapa dengan sinarnya, kicau burung melantunkan irama merdunya, desiran dedaunan ikut bertasbih, alam seakan menyapa indahnya dunia.….langkah kaki para petani memecah kesunyian. Begitu pula langkah Hajir yang dengan istiqomah mengayunkan geraknya ke sawah milik juragannya…..ini merupakan rutinitasnya setiap hari. Panas terik, hujan lebat..…seakan ikut bersama cucuran keringat demi memperoleh sepiring nasi.

“Assalamu’alaikum pak”…..sapa Hajir pada pak petani yang sudah asyik bekerja disawah..

“Eeeh nak Hajir, wa’alaikumsalaam…..sendirian nak?

“iya pak…..!

Selanjutnya Hajir berlalu melanjutkan perjalanan, karena sawah yang ingin didatangi masih 2 kilometer lagi, alhmadulillah sungguh sebuah kerja keras.

Sampai ketempat tujuan tak membuat Hajir segera beristirahat, pekerjaan sudah menanti. Sawah yang ingin digarap, harus dibersihkan dulu dari rumput-rumput liar yang tumbuh subur karena cukup lama tak dirawat.

Separuh pekerjaan telah rampung diselesaikan, tak terasa matahari telah menjulang tinggi, Hajir sadar sebuah kewajiban lain telah menantinya, gumam Hajir dalam hati. Bergegas Hajir bersihkan diri, dan mengambil air wudhu di kali yang tidak jauh dari tempatnya bekerja.

Pondok sederhana tempat peristirahatan dijadikannya tempat bersujud kepada Sang Pencipta.

Sejenak ia terlena dalam nikmatnya karunia Allah, letih hilang bersama lantunan ayat yang terlontar dari mulutnya yang kering…..

Selesai dalam peribadatan, Hajir terdiam dalam renungan yang khusyu…..renungan yang membawanya pada kenangan kedua orang tua beberapa tahun yang lalu.

Ah…..mereka telah menjadi penghuni syurga, hatinya berujar…..

Pekerjaan kembali menanti, segera ia tinggalkan sarung dan peci lusuh bekas pemberian almarhum ayahnya dulu dan segera berganti dengan seragam kerjanya, seragam yang sudah tak karuan warna dan modelnya, Hajir hanya tersenyum…..

Hari semakin sore, matahari mulai bergeser menyembunyikan diri ini bertanda hari mulai senja, bekalkupun sudah habis dari tadi. Lalu Hajir mengemasi peralatan kerjanya dan segera pulang kerumah atau tepatnya gubuk tua peninggalan almarhum kedua orangtuanya. Setelah sampainya di gubuk tercinta Hajir pun membersihkan diri setelah selesai mandi Hajir segera mengambil peralatan ibadahnya untuk menunaikan kewajibannya Kepada Sang Pencipta. Setelah menunaikan kewajiban sholat ashar dan maghrib Hajir pun termenung sejenak dengan memegang perutnya yang  merintih kesakitan ternyata sehabis pulang kerja tak ada satu makanan pun yang mengganjal dalam perutnya, setelah itu Hajir pun bergegas ke dapur mengambil satu takar beras dan langsung memasaknya setelah nasi matang Hajir langsung masak telur mata sapi tidak berapa lama setelah selesai masak terdengar suara adzan berkumandang Hajirpun segera mengambil air wudhu untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Malam ini Hajir telah terikat janji dengan juragan tempatnya bekerja, “semoga ini menjadi berkah” harap Hajir dalam hati.

Setelah makan malam di gubuk tercintanya kemudian Hajir melangkahkan kaki pergi menuju rumah juraganya.

Tak lama Hajir sampai di rumah juragannya lalu mengetuk pintu dan..…”Assalamu’alaikum”…..ucap Hajir sebagaimana kebiasaanya setiap bertamu…..tapi dari dalam rumah belum ada jawaban. Kemudian Hajir ketuk pintu lagi yang kedua kalinya dan “Assalamu’alaikum”…..ucap Hajir.

“Wa’alaikumsalaam”…..sesaat pintu dibuka, dan…..Hajir amat terkejut karena ada seorang wanita dibalik pintu itu.

“Silahkan masuk”, suara lembut itu memecah kesunyian…..

“Bapaknya ada”? Tanya Hajir…..

“Bapak masih ada kerjaan sedikit, silahkan tunggu sebentar..…” sahut putrinya juragaan.

Tak lama Hajir menunggu juragan Hasyim keluar menghampiri, dan gadis itu segera masuk. Nampaknya ia adalah putri juragan Hasyim.

“Eh nak Hajir, sudah lama nunggu ya’?

“ah, engga pak, barusan saja saya datang”

“Zahra..…Zahra…..Zahra” juragan itu memanggil seseorang, sepertinya itu putrinya tadi.

Benar saja wanita itu kembali keluar dan menghampiri sang juragan.

“iya yah, ada apa?”

“tolong kau buatkan kopi buat nak Hajir”

Putri juragan Hasyim itu hanya mengangguk tanda mengiyakan.

“ah tak usah pak, gak usah merepotkan” aku berusaha menolak

“jangan, rezeki jangan pernah ditolak walau hanya secangkir kopi” ucap juragan itu

Aku hanya diam membenarkan ucapannya.

“Bagaimana pekerjaannya, kira-kira kapan bisa selesai”?

Tanya juragan Hasyim padaku…..

“Alhamdulillah, Insya Allah bila tidak ada aral atau halangan dua hari ini sudah bisa di garap”

“wah, bagus kalo begitu”

Tak lama, putri juragan itu keluar dan meyuguhkan kopi…..

Hajirpun dipersilahkan minum,

“Ayo Hajir minum kopinya’’ ucap juragaan Hasyim…..

“Enggih Pak terima kasih maaf jadi merepotkan” sahut Hajir…..

Tidak berapa lama ngobrol-ngobrol tak terasa waktupun sudah larut malam.

Sekarang sudah jam berapa Pak? Tanya Hajir kepada juragaan…..

Sekarang sudah jam 9 nak, jawab juragaan kepada Hajir……

Hajirpun segera pamitan kepada juragaan, Pak permisi saya pamit pulang,

Ucap Hajir kepada juragaan.

Tunggu sebentar, ucap juragaan.

“Zahra…..Zahra…..Zahra” juragaan itu memanggil putrinya.

Iya yah sahut putrinya. Ada apa Ayah????? Ucap Zahra kepada Ayahnya.

“Ini nak Hajir mau pamit pulang” jawab Ayahnya kepada Zahra.

“Iya yah tunggu sebentar” ucap Zahra.

Gak berapa lama zahrapun keluar.

Hajirpun bergegas pulang.

Lho ko buru-buru nak Hajir? Sahut juragaan Hasyim…..

Gak Pak nih dan larut malam besok saya harus kerja ke sawah lagi, takut besok bangun kesiangan.

Oooh gitu, iya nak hati-hati dijalan, ucap juragaan kepada Hajir.

Oooh enggih Pak, terima kasih banyak semaunya maaf merepotkan, ucap Hajir kepada juragaan Hasyim.

“Assalamu’alaikum” ucap Hajir…..

“Wa’alaikumsalam” jawab juragaan Hasyim…..

Hajirpun pulang menuju rumahnya.

Sebelum masuk ke dalam rumah Hajir pergi ke sumur mengambil air wudhu lalu balik ke rumah menuju tempat tidur.

Yaa Allah Yang Maha Kuasa sungguh cantik dan indah-Nya ciptaan-Mu ucap Hajir dalam hatinya.

Ternyata Hajir teringat “Zahra” anak juragan Hasyim yang tanpa disengaja ketemu dirumah juragannya beberapa jam yang lalu.

Tak berapa lama berbaring dan menghayal Hajirpun tertidur lelap hingga tepat pukul 03.00 dini hari Hajir terbangun dan berharap hari ini harus lebih baik dari pada hari kemaren kemudian Hajir keluar rumah mengambil air wudhu lalu mengrjakan sholat malam.

Kemudian Hajir berdo’a dan meminta kepada Sang Pencipta.

“Yaa Allah kalau dia memang yang terbaik buat hamba dan itu memang pilihan-Mu maka persatukanlah kami berdua, tapi kalau sebaliknya dia memang tidak pantas buat hamba maka jauhkanlah dia dari ingatan hamba, semua hamba serahkan kepada-Mu Yaa Allah”.

Tidak berapa lama kemudian terdengar suara adzan berkumandang Hajirpun bergegas menunaikan kewajibannya.

Setelah menunaikan kewajibannya, Hajirpun bersiap-siap pergi kerja ke sawah tempat juragannya dengan membawa bekal secukupnya. Adapun rutinitas Hajir tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Akhir cerita Hajirpun memberanikan diri mengungkapkan isi hati dan perasaannya kepada Zahra anak Bapak juragan Hasyim tempat dia kerja.

Dengan lapang dada cinta dan kasih sayang Hajir diterima oleh Zahra dan Bapak juraganpun sangat setuju dengan hubungan mereka……….!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun