PERNYATAAN PENULIS:
Tulisan ini dibuat sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020-21 Mata Kuliah Politik di Australia. Penulis menyatakan bahwa tulisan ini bersifat murni akademis dan tidak ada kepentingan politik maupun finansial dari penulis maupun pihak-pihak lain.
 Sebagai salah satu negara yang terdekat dengan Australia, hubungan diplomatis antara Indonesia dan Australia terjalin dalam banyak hal, seperti pelatihan pertahanan, bantuan ekonomi dan pertukaran budaya. Salah satu bentuk hubungan antara Australia dan Indonesia yang dirasakan oleh masyarakat luas adalah hubungan dalam bidang pariwisata, karena kedekatan jarak antara kedua negara tersebut dan juga hubungan baik antara kedua negara. Tetapi, pada masa pandemi Covid-19 ini, seperti negara-negara lain yang terdampak, sektor pariwisata dari kedua negara cukup terdampak dengan berat. Hal ini tentu mempengaruhi hubungan antara Australia dan Indonesia.
Apabila dilihat dari angka statistik, Indonesia adalah tujuan pariwisata terbesar kedua bagi masyarakat Australia, dengan sekitar 910,000 masyarakat Australia datang ke Indonesia pada tahun 2012 (Upe, 2013) dan sebaliknya Australia menjadi tujuan pariwisata terbesar ke-12 dari masyarakat Indonesia. Maskapai penerbangan negara Indonesia, Garuda Indonesia, memiliki bagian pasar terbesar dari penerbangan Indonesia-Australia dengan pembagian pasar sebesar 45%, sedangkan maskapai penerbangan negara Australia, Qantas juga melayani beberapa rute antara Indonesia dan Australia. Maskapai-maskapai swasta seperti JetStar, AirAsia dan Virgin Australia juga melayani rute seperti Sydney-Denpasar dan Sydney Jakarta. Salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi oleh turis Australia di Indonesia adalah pulau Bali, dengan kurang lebih 1,2 juta jiwa turis asing dari Australia mengunjungi Bali pada tahun 2019.
Akan tetapi, pandemi Covid-19 membatasi lalu lintas pariwisata Australia-Indonesia pada tahun 2020. Perbatasan negara-negara di seluruh dunia ditutup untuk mencegah penularan virus Covid-19 dan untuk mengontrol kondisi pandemi di dalam negeri. Hal ini memiliki dampak yang sangat berasa terutama di bidang pariwisata baik pariwisata dalam negeri dan pariwisata luar negeri. Pariwisata di Indonesia sangat dipengaruhi oleh Covid-19 ini, dimana Kementerian Pariwisata Australia melarang warga negaranya untuk berwisata ke Indonesia, termasuk ke pulau Bali karena penyebaran Covid-19 yang masih ganas di Indonesia. Rahmat (2020) menyatakan bahwa temuan survei The Lowy Institute menemukan bahwa 95 persen responden dari masyarakat Australia tidak yakin dengan kemampuan pemerintahan Indonesia dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di negaranya, sehingga berpotensi berdampak pada pariwisata luar negeri Australia ke Indonesia (Rahmat, 2020).
Meskipun respon masyarakat dan pemerintahan Australia terhadap pariwisata luar negeri di Indonesia menunjukkan ketidakpuasan, pemerintahan Indonesia sendiri memfokuskan pemulihan sektor pariwisata luar negeri terutama di Bali. Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan bahwa Bali akan menjadi "travel bubble" yang menjadi tempat wisata terbatas di Indonesia bagi wisatawan asing dengan prioritas vaksinasi bagi seluruh masyarakat Bali (Nugroho, 2021). Tetapi, pemerintah Indonesia tetap menutup batas negara Indonesia bagi seluruh turis asing dan juga melarang warga negaranya untuk berwisata ke Australia (Cahyana, 2020). Bali sebagai "travel bubble" dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan pariwisata di Indonesia terutama karena Bali adalah pusat pariwisata yang paling populer di Indonesia. Akan tetapi, usaha-usaha pemerintahan Indonesia ini sepertinya tidak berhasil membuat turis dari Australia untuk mendatangi Indonesia, karena angka turis Australia ke Indonesia pada tahun 2020 menurun sebesar 70 persen.
Hubungan Australia-Indonesia dalam bidang pariwisata yang sebelumnya sangat akrab sedikit melonggar pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Hal ini tentu sangat mempengaruhi sektor pariwisata asing di kedua negara tersebut, terutama bagi negara Indonesia yang menjadi tujuan wisata yang paling sering kedua dikunjungi oleh wisatawan asing dari Australia. Untuk menangani hal ini, kedua negara tentu memberlakukan kebijakan-kebijakan yang berbeda. Australia melarang masyarakatnya secara tegas untuk bepergian ke luar negeri terutama Indonesia karena pemerintahan Australia mementingkan pemulihan total dari pandemi, sebaliknya pemerintahan Indonesia mementingkan pemulihan ekonomi terutama di sektor pariwisata karena angka wisatawan asing dari Australia dan negara-negara lain menurun drastis. Terganggunya hubungan pariwisata antara kedua negara ini harusnya dapat diselesaikan dengan baik melalui penanganan pandemi yang sebaik-baiknya oleh kedua negara. Apabila pandemi Covid-19 ini dapat dikendalikan dengan baik oleh kedua negara, maka wisatawan asing di kedua negara akan kembali mencapai angka normal seperti sebelum masa pandemi. Meskipun begitu, kesehatan warga negara pada umumnya harus menjadi prioritas utama dibandingkan pemulihan sektor pariwisata agar hubungan kedua negara tetap baik nantinya apabila pandemi dapat ditangani dengan baik sehingga membuka kesempatan kerjasama pariwisata kembali di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Upe, R. (2013, April 30). Hottest destinations for Australians revealed. Retrieved from The Sydney Morning Herald: https://www.smh.com.au/travel/travel-news/hottest-destinations-for-australians-revealed-20130430-2iqrq.html
Rahmat, M. Z. (2020, Desember 8). [INSIGHT] Indonesia's poor COVID-19responses take a toll on its global image This article was published in thejakartapost.com with the title "[INSIGHT] Indonesia's poor COVID-19responses take a toll on its global image". Click to read: https://www.thejak. Retrieved from The Jakarta Post: https://www.thejakartapost.com/academia/2020/12/07/insight-indonesias-poor-covid-19responses-take-a-toll-on-its-global-image.html
Nugroho, A. C. (2021, Januari 3). Menparekraf Sandiaga Uno Siapkan Travel Bubble di Bali, Warganya Diprioritaskan Vaksinasi. Retrieved from Bisnis.com: https://kabar24.bisnis.com/read/20210103/15/1337962/menparekraf-sandiaga-uno-siapkan-travel-bubble-di-bali-warganya-diprioritaskan-vaksinasi