Peringkat 10 di klasemen Liga Inggris. Setelah musim 2013/14 berhasil jadi runner-up, kepergian Suarez dan masalah cedera Sturridge serta pemain transfer baru yang mengecewakan (Balotelli, Lambert dan Borini) kami hanya berhasil finis di peringkat enam. Buruk, untuk standar tim sebesar Liverpool. Karena hal-hal ini, Rodgers dipecat dan penggantinya masih belum jelas.
Empat hari kemudian, tepatnya 8 Oktober 2015, pengganti Rodgers diumumkan. Penggantinya adalah Jurgen Klopp, mantan pelatih Borussia Dortmund yang baru saja mengundurkan diri di musim panas 2015. Klopp juga pelatih yang sudah mempunyai nama dan taring baik di Jerman maupun di Eropa; ia berhasil membawa Dortmund juara Bundesliga dua kali berturut-turut (2011 dan 2012), menjuarai DFB-Pokal (2012) dan membawa Dortmund ke final UEFA Champions League 2013, tetapi kalah dari Jupp Heynckes dan Bayern Munchen. Identitas Klopp sebagai manajer yang pantang menyerah, mempunyai mental juara dan passion-nya terhadap sepakbola menjadikannya kandidat sempurna untuk posisi manajer Liverpool.
And I was right. Very, very right.Â
"We must turn from doubters to believers." - Jurgen Klopp
Kata-kata ini merupakan salah satu kutipan dari konferensi pers pertama Klopp sebagai manajer Liverpool. Klopp mengajak seluruh fans Liverpool untuk lebih optimis. Mengajak kita semua untuk percaya bahwa klub ini bisa lagi melakukan hal-hal yang sekadar menjadi kenangan masa lalu.Â
DI musim pertamanya, Klopp hanya bisa membawa Liverpool ke peringkat delapan di liga, tetapi berhasil mencapai final UEFA Europa League 2016, dimana Liverpool harus kalah dari Sevilla dengan skor 3-0.
Kekalahan ini membuat Klopp membangun ulang skuad Liverpool. Klopp memanfaatkan biaya transfer untuk mengontrak pemain-pemain krusial. Selain dalam bursa transfer, Klopp membangun mental pemain dengan sistem Gegenpressing-nya, sistem pertahanan yang mengharuskan setiap pemain di lapangan mengejar bola setiap Liverpool kehilangan bola. Â
Dengan sistem baru ini, Liverpool berhasil mendapatkan peringkat empat dua kali berturut-turut di musim 2017 dan 2018 kemudian menjadi runner-up di 2019, serta mencapai final UEFA Champions League dua tahun berturut-turut di 2018 dan 2019.
Klopp memaksimalkan bakat pemain-pemain lama di Liverpool. Jordan Henderson, kapten baru Liverpool yang sempat dianggap sebagai pemain yang gagal, menjadi pemain kunci di lapangan dan menjadi sosok pemimpin yang kunci juga diluarnya. Joe Gomez, bek muda yang rentan cidera, menjadi salah satu bek terbaik di Inggris setelah Klopp mengembangkan talentanya. Tetapi, salah satu pemain akademi Liverpool yang menjadi bintang di era Klopp adalah bek kanan Trent Alexander-Arnold.Â
Trent lahir dan besar di Liverpool, menjadi pemain kunci di akademi dan akhirnya mendapatkan debutnya pada tahun 2016. Ia berkembang setiap musim dan sekarang menjadi salah satu bek kanan terbaik di dunia, menjadi anggota Premier League Team of the Season pada tahun 2019 sebagai bek kanan terbaik di Liga Inggris musim 2018/19.
Seperti yang disebutkan tadi, Klopp memanfaatkan bursa transfer untuk membangun skuad Liverpool miliknya. Pemain-pemain baru yang berkualitas berdatangan setiap tahunnya. Mulai dari tahun 2016 saat Klopp mengontrak Gini Wijnaldum dan Sadio Mane, Â lalu 2017 mendatangkan Mohamed Salah, Naby Keita (dipinjamkan kembali ke Leipzig) dan Andrew Robertson dan pada 2018 mendatangkan Virgil van Dijk di musim dingin dan Alisson Becker, Fabinho dan Xherdan Shaqiri di musim panas. Setiap pemain yang dibeli Klopp mempunyai peran krusial dalam kesuksesan Liverpool setiap musimnya.