[caption id="attachment_187643" align="aligncenter" width="600" caption="sumber gambar: camilan.sepocikopi.com"][/caption]
"Maafkan aku, Pras. Waktu itu kondisiku sangat labil hingga terucap kata agar kau melupakan aku" lirih suaraku berucap penuh harap.
Aku terkapar sakit dan aku dengan sifat manjaku begitu berharap kau ada di sampingku saat itu, walau kutahu itu tak mungkin. Semestinya kutahu jarak memisahkan kita terlalu jauh.....dan kau bukanlah seekor burung elang yang bebas terbang kemanapun kau suka.
"Ning, aku pahami jika saat itu kau sedang emosi. Tapi.... maaf, kata yang terucap dan sempat terdengar serta terbaca olehku membuat hatiku tawar" jawabmu hampir tak terdengar olehku saat itu. Hanya tarikan napas panjang dan bulir air mata sebagai wujud rasa sesalku. Ahhhh.... rupanya tak ada maaf darimu!
"Apapun argumentmu, luka itu telah membekas! Kuizinkan kau pergi meninggalkan aku seperti permintaanmu. Selamat jalan, semoga bahagia senantiasa menyertaimu di hari-hari selanjutnya" Kali ini begitu tegas kata-katamu kudengar. Tanpa ampun untukku! Terpaku aku, terdiam tak bergerak saat vonis itu kuterima.
Tahukah kau, Pras....apa yang kutulis dan apa yang kuucap, itu bukan dari hati kecilku? Aku menyesali semua yang telah terjadi , dan kau begitu keras hati tidak memberikan aku kesempatan untuk meralat yang sudah kukatakan. Terlanjur sudah ....toh yan telah terjadi tak mungkin dirubah kembali. Ibarat cermin yang pecah, hanya puing-puing tajam yang tersisa dan siap melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Andai kau lihat aku saat ini Pras, aku bagaikan jasad tanpa jiwa, gamang dan kehilangan semangat untuk melanjutkan kehidupanku. Tanpa kau,....aku limbung! Berkali-kali kucoba untuk bangkit dari keterpurukanku, sulit sekali rasanya. Mengapa tak sedikitpun hatimu tergamit untuk memaafkan aku, padahal tak bosan-bosannya aku menghiba padamu? Aku mulai meragukan cinta yang kau katakan tulus itu. Bukankah cinta itu sangat pengertian?
Tak adakah hal indah yang tersisa dalam benakmu tentang aku, Pras? Apakah yang sudah kita jalani bersama selama ini tak dapat mengikat hatimu untuk kembali padaku?
"Katakan, apa yang harus kulakukan untuk meluluhkan hatimu" Aku akan berusaha melakukannya sebisa aku.
"Nothing" ... satu kata jawaban singkatmu, cukup menghujam hati dan jantungku! Aku merasa seperti berbuat salah yang sangat besar.
"Aku bukan laki-laki seperti pada umumnya!" itu katamu. Dan akupun tidak menganggap kau laki-laki biasa, di mataku kau adalah sosok lelaki luar biasa, laki-laki yang sanggup membuatku jatuh hati padamu. Bersamamu aku merasa menemukan apa yang kucari selama ini.