udara pagi yang beku
 mengantarkan langkah kaki tergesa
 ketika matahari belum menyembulkan sinar hangatnya
 sementara embun masih melekat
 pada dedaunan yang berdebu
 tiba di ujung peron
 beberapa wajah menunggu dalam hening
 di bangku panjang duduk berdampingan
 tak berbincang
 desir semilir angin mengusik resah
 gelisah lingkupi perempuan bermantel biru
 pada dua rel kereta yang bersisian
 pandangannya menerawang jauh
 ia rasakan langit tersedu
 seketika hatinya gerimis
 ~**~**~**~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!