Mohon tunggu...
Dian Khairani
Dian Khairani Mohon Tunggu... -

Dian Khairani Mahasiswi PBA-UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konseling Kesehatan yang Tepat Ketika Masa Pranatal

28 Februari 2015   22:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Melahirkan sang anak dengan sehat dan selamat, dan menjadi anak soleh dan solehah nantinya”.

Inilah salah harapan yang paling dipanjatkan oleh semua orang tua (ibu hamil) ketika melahirkan anaknya nanti. Untuk mendukung hal tersebut tentunya harus dimulai dengan usaha secara fisik dan psikis dan menjauhkan dari bahaya-bahaya selama kehamilan. Tentu saja dengan merawat dan menjaga kehamilannya dalam berbagai hal seperti, makanan dan minuman, pekerjaan, tahayul, pemakaian obat-obat penenang tanpa resep dokter dll. Kebiasaan minum jamu atau obat-obat tanpa resep dokter adalah hal yang harus ditinggalkan ketika masa kehamilan.

Kenapa?? Sebab, minum jamu adalah salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti, kecacatan, abortus, kelainan ginjal, bahkan kematian janin dalam kandungan. Hal ini disebabkan dari kandungan bahan herbal dan zat-zat yang mungkin tidak baik bagi ibu. Wanita hamil yang bekerja, juga tidak boleh untuk melakukan pekerjaan berat yang bisa meningkatkan stress sehingga dapat mengganggu kehamilannya. Selain itu faktor terhadap cerita-cerita tahayul juga harus dijauhkan dari Ibu hamil. Sebagai contoh, yang sering terjadi dalam masyarakat Indonesia salah satunya adalah, anggapan bahwa sewaktu wanita sedang hamil, suaminya membunug seekor ular, maka anak yang akan dilahirkan kulitnya akan bersisik seperti ular. Ini merupakan tayahul yang sangat berkembang di kalangan masyaraka Indonesia.

Seperti yang kita tahu bahwa, masa kehamilan disebut juga masa pranatal (masa ibu mengandung selama 9 bulan), tahapan-tahapan perkembangan janin di dalam kandungan secara biologis dimulai, pada saat terjadinya konsepsi (pembuahan), yaitu bersatunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Kedua sel tersebut bersatu dan berkembang di dalam rahim.

Adapun proses pembuahan terjadi karena pecahlah inti telur dan lepaslah 23 kromosom dari kromosom ayah dan ibu. Kemudian kromosom tersebut mengandung bagian yang lebih kecil lagi yang membawa faktor-faktor keturunan yang disebut gen. Adapun proses pembuahan berlangsung selama 280 hari (40 minggu) terhitung mulai sesudah hari pertama menstruasi terakhir. Hurlock (1993) mengatakan bahwa orang awam menghintung kehamilan selama 9 bulan kalender.  Sebagaian ilmuwan menggunakan bulan yang lamanya 28 hari (lunar) sebagai tolok ukur yang bertepatan dengan periode siklus mentruasi wanita. Kemudian, urutan proses perkembangan janin dimulai dari kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin dan alat berkembang dengan urutan tertentu dan hal ini sama pada semua fetus.

Sudah menjadi tren dikalangan masyarakat di Indonesia untuk memiliki anak kembar. Memiliki anak kembar sendiri dianggap anugerah indah dari Tuhan. Adapun untuk proses terjadinya anak kembar bersaudara disebabkan oleh, dua sel telur yang dibuahi oleh dua sel sperma pada saat yang sama. Dan proses kembar identik disebabkan satu sel telur yang telah dibuahi membelah diri sebelum tumbuh. Selain itu, faktor lingkungan maupun sikap ibu saat masa kehamilan dinilai sangat penting terhadap kelahiran sang anak. Selain faktor lingkungan seperti, ketegangan emosional dan psikis, cerita tahayul, sikap menerima atau menolak terhadap kehamilannya juga berpengaruh terhadap bayi yang akan dilahirkan. Peran lingkungan masyarakat dan keluarga, juga sangat mendukung untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan buruk seperti stress, pada ibu hamil. Pada perkembangan masa prenatal Allah telah menyinggungny dalam Al-Qur’an surah Al-Mukminun ayat 12-14 berikut:

"Dan sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami Menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian, air mani itu Kami Jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami Jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami Jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami Bungkus dengan daging. Kemudian, Kami Menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik".

Dari yang telah dipaparkan diatas sudah jelaslah bahwa peran Ibu hamil dalam menjaga kehamilannya sangat berpengaruh terhadap masa depan anak-anak bangsa yang di banggakan negeri ini dimasa mendatang. Dan tentu saja implikasi pendidikan terhadap sang anak nantinya sangat mempunyai peran penting. Sudah semestinya para Ibu hamil untuk menjauhkan dari segala cerita tahayul maupun faktor lain yang tidak bermanfaat, untuk kemudian menerima konseling kesehatan yang lebih bermanfaat dan baik untuk ibu hamil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun