Mohon tunggu...
Bayu Sasongko
Bayu Sasongko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

wong jogja yang glidhig di jakarta. Menulis untuk berbagi. Dapat juga dibaca di www.bukubebas.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rejeki yang Halal

17 Juli 2013   13:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:25 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yusuf Qardhawi (2000) mendefinisikan istilah halal sebagai segala sesuatu yang boleh dikerjakan, syariat membenarkan dan orang yang melakukannya tidak dikenai sanksi dari Allah Swt.
Ada pertanyaan dalam diri saya. Para pedagang yang berdagang di tempat tempat yang dilarang oleh pemerintah seperti trotoar dan sebagainya, mendapatkan hasil yang halal atau haram? Barang dagangannya halal atau haram?

Dalam agama memang tidak ada larangan berdagang di trotoar atau di badan jalan. Dari sisi itu ya sah sah saja mereka berdagang, mencari rejeki. Namun negara memiliki aturan yang harus dipatuhi oleh warga negaranya. Salah satunnya adalah larangan berdagang di sejumlah tritoar dan badan jalan. Dan agamapun menganjurkan untuk mematuhi peraturan pemerintah. Nah, buat pedagang yang melanggar aturan pemerintah, rejeki yang didapat halal atau haram?

Penertiban PKL  menjadi dilema buat pemerintah. Satu sisi pemerintah menginginkan sebuah kota yang tertata rapi, bebas macet, bersih dari sampah. Di  sisi lain pemerintah juga harus memperhatikan warganya. Saat ini Pemprov DKI Jakarta sedang berusaha untuk menertibkan PKL di Tanah Abang. Jokowi dan Ahok menghimbau agar para PKL mentaati peraturan yang ada. Bukan sekedar melarang berdagang di badan jalan, pemprov juga menyediakan tempat usaha lain.Banyak perlawanan tentunya. Setiap kebijakan pemerintah pasti ada kontra.Yang menjadi pertanyaan besar juga buat saya, kenapa mereka melawan kebijakan pemerintah dengan alasan mencari makan. Kasarnya melawan kebijakan pemerintah mengatasnamakan perut. Mari kita berpikir panjang....

Tidak ada yang salah dengan alasan itu. Kebutuhan dasar manusia hidup adalah pangan, sandang, papan. Semua orang mencari rejeki untuk memenuhi ketiga kebutuhan dasar tersebut. Mari kita bikin rantai sebab akibat.. Karena bahasannya PKL kita awali dengan PKL yang melanggar aturan. Mereka berdagang di Badan jalan. Akibatnya jalanan macet. Dengan kemacetan ini secara tidak sadar para PKL ini telah mengganggu hak orang lain untuk mencari makan. Ada Office Boy yang dipecat gara gara terlambat. OB itu terlambat karena macet. Macetnya karena banyak PKL di badan jalan.

Bangun kesadaran bahwa semua orang di dunia ini mencari makan dengan cara yang berbeda beda. Jangan sampai cara yang dipilih merugikan orang lain atau menghambat orang lain dalam mencari makan. Pemprov Jakarta  memberikan solusi agar semua penghuni Jakarta memiliki keneyamanan yang "sama" dalam mencari rejeki. Para pedagang berjualan ditempatnya, para karyawan tidak kena macet di jalan, anak sekolah tidak terlambat, sopir angkutan bisa ngirit BBM dan onderdil karena jalannya lancar. Akan terjadi banyak perubahan hanya dengan sedikit pengorbanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun