Saat ini disetiap tempat banyak sekali kita jumpai penjual makanan. Dari depan mini market sampai di foodcourt. Ya jelas namanya juga foodcourt...
Makanannya pun bermacam macam. Makanan khas dari dalam negeri sampai luar negeri. Sekedar camilan sampai ke makanan berat.
Semua itu ada karena pelaku usaha jeli melihat peluang bisnis kuliner. Didukung perilaku masyarakat yang hedonis. Masyarakat menengah yang mau menunjukan identitas keberadaan mereka. Lebih tepattnya manusia kaya baru yang tamak dan rakus. Masyarakat jenis ini akan membeli apa saja memakan apa saja asal identtitas mereka muncul. Gadget terbaru, nggak peduli belinya harus antri atau barang black market. Ngggak peduli apakah barang itu sesuai kebutuhan atau tidak. Sing penting nggayaaa....
Pun di ranah makan. Masyarakat ini akan memakan apa saja yang dipandang menaikan derajat mereka. Sushi, makanan jepang. Lidah indonesia mana ada yang doyan ikan mentah ini. Tapi demi gengsi mereka bilang uenak banget. Dan nyatanya warung warung sushi tersebar dimana mana, dan laku. Makanan luar negeri lainnya pun tak luput laris. Dari yang dijual di emperan toko sampai dalam restoran. Kebab, makanan timur tengah, burger, pizza, sampai minuman bermerk luar negeri mereka sikat. Walaupun lidah mereka nggak terima.
Buat yang benar benar tidak doyan masyarakat ini di kelabuhi dengan kemasan dan cara menyajikan. Ayam bakar di mall, bebek goreng waralaba, ayam goreng waralaba. Semuanya antri untuk menikmati. Lihat di bebek kaleyo, ayam lepas, ayam bahagia, chiken story dan lain lain. Tempat tempat itu tidak pernah sepi. Meski menunya biasa saja yaitu ayam dan bebek. Bukan rasa yang mereka cari tapi gengsi. Selamat buat kreatifitas pelaku waralaba ayam dan bebek ini.
Makan itu gengsi, makan itu identitas, makan itu jati diri.
Makan enak itu gampang kok resepnya.
Makanlah dalam keadaanperut benar benar lapar, dan stop makan sbelum kenyang. Ini ajarran nabi Mohammad yang sangat manjur. Dalam keadaan seperti ini makanan apa saja, dimakan di mana saja pastilah sangat enak.
Jangan lupa bersyukur dan berbagi. Sempurnalah kenikmatannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H