Karl May(1842-1912) Pengarang Jerman yang banyak menulis kisah petualangan dan perjalanan, mulai dari gurun Arab atau Indian Amerika hingga ke Asia.Tokoh-tokoh dalam karangan May yang terkenal antara lain Winnetou, Old Shatterhand, Kara ben Nemsi dan Hadschi Alef Omar ibn Hadschi Abu Abbas ibn Hadschi Dawud al Gosarah. Pada usia lanjut May mengunjungi Asia dan menggambarkan kawasan itu dengan hidup dan penuh warna sehingga sangat mengesankan pembacanya. Meski relatif kurang dikenal di Amerika Serikat namun karya-karyanya banyak di baca di Eropa. Karya-karya May telah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa.
Karl May dilahirkan pada 25 Pebruari 1842 di Hohenstein-Ernstthal/Sachsen sebagai putra dari seorang penjahit. Dalam keluarganya ada 14 orang anak tetapi sembilan di antaranya meninggal waktu masih kecil. Selama lima tahun pertama hidupnya May sempat mengalami kebutaan temporer. Pada usia 19 tahun May lulus dari Plauen. Dia juga belajar di Waldenburg tetapi dia dikeluarkan karena dia mencuri enam lilin untuk dibawa pulang. Karir May hancur setelah dia dituduh mencuri sebuah jam, yang menurut May dipinjamkan kepadanya. Dan sejak itu dia kehilangan lisensi mengajarnya. Pengalaman ini menimbulkan krisis psikologis dalam dirinya. Dia ditahan dua kali karena kasus penipuan dan menghabiskan beberapa tahun di penjara. Tetapi selama di penjara ini dia menemukan banyak buku dan cerita-cerita yang bagus. Setelah dibebaskan pada 1874 May mulai mengirimkan tulisannya ke berbagai majalah. Ide besarnya adalah menulis cerita Indian dengan meniru gaya Fenimore Cooper. Dia kemudian bekerja sebagai wartawan di Dresden dan pada 1880 May menikahi Emma Pollmer tetapi berpisah pada 1903. Kemudian dia menikah dengan Klara Ploehn, janda yang 20 tahun lebih muda. May mulai terkenal pada 1890-an setelah karya-karyanya diterbitkan dan menjadi bestseller di dunia. Di perempat terakhir abad ke-19 May barangkali merupakan penulis buku remaja paling populer di Jerman. Pada 1895 dia membeli sebuah rumah di Radebeul yang dia namakan ‘Villa Shatterhand’ dan menjadi tempat tinggalnya sampai akhir hayatnya. Dari 1899 sampai 1900 Karl May berkelana dengan kapal dan singgah di Mesir, Palestina, Srilangka, Indonesia, Lebanon, Syria, Turki, Yunani dan Italia.
Sejak 1875 May menulis lebih dari 70 buah buku. Karya-karyanya itu antara lain Winnetou, yang diterbitkan dalam tiga jilid (1876-1893), yang berkisah tentang persahabatan Old Shatterhand, seorang pionir dengan Winnetou, kepala suku Indian Merah; Im Fernen Western (1880); Das Waldröschen (1882, 6 vol); Helden des Westens (1890); Die Bärenjäger (1891); In den Schluchten des Balkan (1892); Von Bagdad Nach Stambul (1892); Der Schut (1892), difilmkan pada 1964; Durch die Wüste (1892); Der Schatz im Silbersee (1894), difilmkan pada 1962; Im Lande des Mahdi (1895); Das Vermächtnis des Inka (1895); Im Reiche des Silbernen Löwen (1898-1902); Die Liebe des Ulanen (1901); Ardistan and Dschinnistan (1909), Mein Leben und Streben (1910); dan lain-lain.
May meninggal dunia pada 30 Maret 1912 di Radebeul karena penyakit pneumonia. Otobiografi May, Mein Leben und Streben (1910), diterbitkan kembali dalam versi ringkas setelah dia meninggal dengan judul Ich (1917). Menurut Albert Speer dalam catatan hariannya, Spandau: The Secret Diaries (1976), Hitler merujuk pada Karl May sebagai bukti bahwa “tidak perlu mengenal gurun untuk mengatur pasukan di teater perang Afrika … tak perlu pergi berkelana untuk mengenal dunia.” Menurut Speer, “Hitler ingin mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan oleh kecerdikan dan kehati-hatian yang dilekatkan pada karakter Winnetou.” Hitler menambahkan bahwa saat membaca karya-karya itu di malam hari, kisah-kisah May memberinya keberanian. Pada pertengahan Perang Dunia II Winnetou dicetak sebanyak 300.000 eksemplar untuk disebarkan kepada tentara Jerman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H