Mohon tunggu...
Tri Wibowo BS
Tri Wibowo BS Mohon Tunggu... -

Editor, penerjemah, tukang ketik, mampir cengengesan | urip sawang sinawang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

World Writers #554 : Kahlil Gibran

10 Oktober 2014   14:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kahlil Gibran(1883-1931)  Filsuf, esais, novelis, penyair mistik dan pelukis Lebanon-Amerika. Pada 1960-an karya-karya Gibran secara khusus mempengaruhi kebudayaan populer Amerika. Dia juga memberi ilustrasi pada sejumlah buku-bukunya dengan gambarnya sendiri. Gibran percaya bahwa apabila cara hidup dan berpikir yang masuk akal dapat ditemukan maka manusia akan menguasai hidupnya sendiri.

Khalil Gibran dilahirkan pada 6 Januari 1883 di Bechari (Besharri), Lebanon, sebuah desa di pegunungan di Maronite Christians. Dia sudah berbakat melukis dan menulis sejak kecil. Ibu Gibran membawa putranya ini ke Amerika Serikat, tetapi ayahnya tetap di Lebanon. Pertama-tama keluarganya tinggal di Boston, kemudian di New York. Gibran kembali ke Lebanon pada 1897 selama dua tahun untuk mempelajari sastra Arab di Beirut. Bakat artistik Gibran telah dikenali sejak awal dan dia diperkenalkan dengan F. Holland Day, seorang fotografer, yang mengajarinya dalam seni dan sastra. Lewat Day ini Gibran bisa masuk ke lingkaran sastra Boston. Sang ibu meninggal saat Gibran berusia 20 tahun, dan kakak perempuannya menopangnya saat Gibran meniti karir sebagai penulis dan pelukis. Penolong paling bersemangat bagi Gibran adalah Mary Haskell, kepala sekolah perempuan progresif di Cambridge. Pada 1904 Gibran mengadakan pameran lukisannya yang pertama. Buku pertamanya adalah tentang musik, yakni Al-Musiqa (1905), yang kemudian diikuti dengan dua koleksi cerpen dan sebuah novel pada 1912. Dari 1908 sampai 1910 Gibran belajar seni rupa di Paris kepada August Rodin. Pada 1912 dia tinggal di New York, di mana dia mengabdikan diri untuk menulis dan melukis. Meski dia tertarik dengan hal-hal yang transendental, subyek dasar dari seni Gibran adalah tubuh-tubuh manusia telanjang yang saling bertautan dengan lembut.

Karya-karya awal Gibran ditulis dalam bahasa Arab dan dianggap penting bagi perkembangan sastra Arab modern. Sejak 1918 dia mulai lebih banyak menulis dalam bahasa Inggris dan berhasil merevolusi bahasa puisi pada 1920-an dan 1930-an. Buku pertamanya untuk perusahaan penerbit Alfred Knopf adalah The Madman (1918), sebuah buku tipis yang berisi aforisme dan ibarat-ibarat yang ditulis dalam irama biblikal, setengah puisi dan setengah prosa. Biasanya Gibran menggunakan nada profetik untuk mencela kejahatan yang menyiksa tanah kelahirannya atau yang mengancam umat manusia. Gayanya, yang merupakan kombinasi dari keindahan dan spiritualitas, menjadi dikenal dengan sebutan “Gibranisme.” Pada 1920 dia mendirikan perkumpulan penulis Arab yang dinamakan “Aribith” (ikatan pena), dan mendukung perjuangan untuk merevolusionerkan sastra Arab yang konservatif. Saluran penting untuk ide-ide baru ini adalah Al Magar, koran berbahasa Arab pertama di New York. Penulis lainnya yang ikut bersamanya antara lain Mikhail Nua’ima (1889-1988), Iliya Abu Madi (1889-1957), Nasib Arida (1887-1946), Badra Haddad (1881-1950) dan Ilyas Abu Sabaka (1903-1947). Tulisan-tulisan kritis Mikhail Mu’aima membuka jalan bagi kebebasan baru dalam ekspresi puitik. Meski Gibran bukan penulis puisi besar, dan sebagian besar tulisan prosanya dianggap tidak “puitis,” dia telah membuka pintu ke jenis kreativitas baru.

Gibran meninggal dunia karena sakit liver, mungkin karena dia semakin sering menenggak alkohol, pada 10 April 1931 di New York. Jenazahnya dibawa ke Lebanon. Di sebelah makamnya kemudian dibangun Museum Gibran. Atas keinginannya semua royalti bukunya diwariskan untuk desa kelahirannya.

Karya Gibran yang paling terkenal adalah The Prophet, berisi 26 esai puitis, dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 20 bahasa. Kisahnya tentang seorang nabi, yang telah tinggal di sebuah kota selama 12 tahun. Dia hendak berlayar kembali ke tanah asalnya. Duapuluh enam khotbahnya dimaksudkan untuk memberi semangat pada pendengarnya. Pada 1960-an The Prophet menjadi panduan “budaya-tanding” dan pada 1980 pesan spiritualismenya diadopsi oleh kalangan Yuppies. Puisi-puisi mistiknya kerap dibaca pada acara perkawinan bahkan sampai sekarang. Selain The Prophet, karyanya yang lain diantaranya adalah Ara'is al Murudj (1906); Stonefolds (1907); Al-Arwah al-Mutamarrida (1908); Daily Bread (1910); Fires (1912); Al-Agniha al-Mutakassira (1912); Dam'ah Wa-Ibtisamah (1914); The Madman (1918); Twenty Drawings (1919); Al-Mawakib (1919); Al-'Awasif (1920); The Forerunner (1920);  Al-Bada'i' Wa-al-Tara'if (1923); Sand and Foam (1926); Jesus, The Son of Man (1928); Earth Gods (1931); The Wanderer (932); Garden of the Prophet (1933); The Death of the Prophet (1933); dan lain-lain.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun