Mohon tunggu...
Tri Wibowo BS
Tri Wibowo BS Mohon Tunggu... -

Editor, penerjemah, tukang ketik, mampir cengengesan | urip sawang sinawang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

World Writers #527: Jonathan Swift

27 Februari 2014   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jonathan Swift(1667-1745)  Pengarang dan jurnalis Irlandia, seorang satiris prosa terkemuka dalam bahasa Inggris yang mempunyai banyak nama pena seperti Isaac Bickerstaff, A Dissenter, A Person of Qauality, A Person of Honour, M.B. Drapier, dan T.R.D.J.S.D.O.P.I.I. (The Reverend Doctor Jonathan Switft, Dean of Partick's in Ireland). Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Gulliver’s Travel (1726), kisah pengalaman Gulliver yang terdampar di negeri Liliput (orang-orang kerdil) dan raksasa.

Jonathan Swift dilahirkan pada 30 November 1667 di Dublin. Ayahnya adalah pengacara dan pegawai sipil di pemerintahan Inggris. Ibunya tak punya penghasilan untuk membiayai keluarganya setelah ayahnya meninggal. Swift “dicuri” oleh perawatnya ke Inggris dan pada usia empat tahun dia dikembalikan ke Irlandia. Ibunya kembali ke Inggris dan dia menyerahkan anaknya untuk dirawat oleh saudaranya yang kaya, Paman Godwin. Swift mendapat pendidikan di Kilkenny Grammar School (1674-1682), Trinity College di Dublin (1682-1689), dan pada 1892 dia meraih M.A. Saat di sekolah dia dikenal sebagai murid yang keras kepala. Ketika Revolusi anti-Katolik 1688 menimbulkan reaksi di Irlandia, Swift pindah ke Inggris ke rumah Sir William Temple di Moor Park, Surey – Nyonya Temple adalah saudara ibunya Swift. Dia bekerja di sana sebagai sekretaris (1689-1695, 1696-1699), tetapi tidak menyukai jabatannya itu. Pada 1695 dia ditahbiskan di Gereja Irlandia (Anglican), Dublin. Saat di Moor Park Swift juga menjadi guru seorang gadis bernama Esther Johnson. Dia memanggilnya Stella, dan saat dia tumbuh dewasa, Esther kelak menjadi orang penting dalam kehidupan Swift. Hubungan keduanya menjadi gosip, dan menurut dugaan mereka sebenarnya sudah menikah pada 1716. Stella meninggal pada 1728 dan Swift menyimpan segulung rambutnya diantara buku-bukunya sepanjang hidupnya. Pada masa kekuasaan Ratu Anne (1702-1714) Swift menjadi salah satu tokoh sentral dalam kehidupan politik dan kesusastraan di London. Dari 1695 sampai 1696 Swift menjadi pendeta mewakili Paus di Kilroot, dari 1700 di Laracor, dan pada 1701 menjadi Prebendari di Katedral St Patrick, Dublin. Dia juga ikut mendirikan Scriblerus Club, yang beranggotakan penulis-penulis seperti Pope, Gay, Congreve dan Robert Harley. Pada 1710 Swift mencoba masuk ke politik dengan mengikuti pihak Tory. Ketika kaum Tory kehilangan kekuasaannya, Swift mengundurkan diri. Dari 1713 sampai 1742 Swift menjadi pemimpin Katedral St. Patrick.

Banyak yang menduga bahwa Swift menderita penyakit Alzheimer – dan bahkan banyak yang menganggapnya gila. Akan tetapi sesungguhnya sejak usia 20-an dia mulai mengalami gangguan pendengaran. Swift telah memprediksikan keruntuhan mentalnya ketika dia menjelang usia 50 tahun. Dia pernah berkata kepada penyair Edward Young saat mereka menatap sebuah pohon; “Aku akan seperti pohon itu, aku akan mati dari atas.” Dia meninggal di Dublin pada 19 Oktober 1745. Dia meninggalkan banyak sekali naskah puisi dan prosa. William Thackeray pernah berkata, “menurutku dia adalah manusia besar, dan memikirkannya adalah seperti memikirkan kerajaan yang ambruk.”

Kisah Gulliver’s Travel aslinya berjudul Travels Into Several Remote Nations of The World... By Lemuel Gulliver. (1726). Kisahnya tentang Lemuel Gulliver, seorang dokter dan kapten yang mengunjungi tempat-tempat terpencil di dunia. Pada mulanya dia terdampar di negeri liliput, negerinya orang-orang kerdil yang saat itu sedang berperang. Perjalanan Gulliver kedua membawanya ke Brobdingnag, tempat tinggal sekelompok raksasa. Perjalan ketiga membawa Gulliver ke pulau melayang Liputa. Kemudian di Glubdubdrib, Pulau Para Penyihir, dia bertemu dengan orang-orang besar masa lalu dan mempelajari sejarah dari mereka. Gulliver juga bertemu Stru;dburg, yang hidup abadi dan karenanya hidup dalam kepedihan. Pada perjalanannya yang keempat dan paling menyedihkan, Gulliver mengunjungi pulau Houyhnhnms, sekelompok kuda yang cerdas dan baik yang dikuasai oleh makhluk kasar dan dekil, yang disebut kaum Yahoo. Cerita ini telah difilmkan beberapa kali diantaranya pada 1933 dan 1939, pada 1959 dengan judul The Three Worlds of Gulliver, pada 1966 dengan judul Gulliver's Travels Beyond Moon, pada 1976 dengan judul Gulliver’s Travels, pada 1981 dengan judul Gulliver in Lilliput, pada 1983 dengan judul Gulliver’s Travel Part 2, dan pada 1995 dengan judul Gulliver Travels. Diantara karya-karyanya yang terkenal selain Gulliver Travel adalah Battle of the Books (1697); A Tale of A Tub (1704); Arguments Against Abolishing Christianity (1708); Prediction for the Ensuing Year (1708); Drapier's Letters (1724); dan A Modest Proposal (1729).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun