Mohon tunggu...
Tri Wibowo BS
Tri Wibowo BS Mohon Tunggu... -

Editor, penerjemah, tukang ketik, mampir cengengesan | urip sawang sinawang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

World Writers #598: Léopold Senghor

1 Desember 2015   05:31 Diperbarui: 1 Desember 2015   08:35 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Léopold  Senghor (1906-2001) Penyair dan negarawan Senegal, pendiri Blok Demokratik Senegal. Senghor terpilih menjadi Presiden Senegal pada era 1960-an. Dia mengundurkan diri dari jabatannya pada 1980. Senghor adalah salah seorang pengusul konsep Négritude, yang didefinisikan sebagai ekspresi artisitik dan sastra dari pengalaman kulit hitam Afrika. Dalam konteks sejarah istilah ini dipakai sebagai reaksi terhadap kolonialisme Perancis dan sebuah pertahanan dari kebudayaan Afrika. Négritude sangat mempengaruhi penguatan identitas Afrika di dunia orang kulit hitam yang berbahasa Perancis.

Léopold Sédar Senghor dilahirkan pada 9 Oktober 1906 di Joal-la-Portugaise, sebuah desa kecil sekitar tujuh puluh mil sebelah selatan kota Dakar. Ayahnya adalah keturunan bangsawan dan pedagang kaya. Sampai usai tujuh tahun dia tinggal di Djilor bersama ibu dan pamannya. Pada usia duabelas tahun Senghor masuk sekolah misi Katolik di Ngazobil. Senghor kemudian melanjutkan studi ke Paris di Lycée Louis-le-grand setelah memenangkan bea siswa pemerintah.

Pada periode ini dia mulai banyak membaca puisi-puisi penyair Afrika-Amerika dari kelompok Harlem Renaissance dan penyair Perancis seperti Rimbaud, Mallarmé, Baudelaire, Verlaine dan Valéry. Pada 1932 Senghor mendapat kewarganegaraan Perancis. Senghor bertugas di resimen infantri kolonial dan pada 1935 dia mendapatkan derajat agrégation dalam tata bahasa. Sejak 1935 dia bekerja sebagai pengajar, terutama di Lycée Descartes di Tours, kemudian di Paris di Lycée Marcelin Berthelot. Saat pecah Perang Dunia II dia bergabung dengan pasukan Perancis, tetapi tertangkap oleh tentara Jerman dan menghabiskan delapan bulan di penjara perang.

Pada periode  ini Senghor mempelajari bahasa Jerman dan menulis puisi yang dipublikasikan dalam Hosties Noires (1948). Pada 1944 dia diangkat menjadi profesor Bahasa Afrika di École de la France d’Outre-Mer. Pada 1945 dan 1946 Senghor  terpilih mewakili Senegal di Majelis Konstituen Perancis. Pada 1948 Senghor menikah dengan Ginette Eboué, tetapi berakhir dengan perceraian. Saat Senegal bergabung dengan Republik Sudn untuk membentuk Federasi Mali, Senghor menjadi presiden majelis federal. Pada Agustus 1960 Senegal memisahkan diri dari federasi dan Senghor terpilih menjadi presiden pertama Senegal.

            Koleksi puisi pertamanya adalah Chants d'Ombre (1945), yang diilhami oleh filsuf Henri Bergson dan isinya bertemakan pengasingan dan nostalgia. Karyanya yang lain diantaranya Les Classes Nominales en Wolof et les Substantifs à Initiale Nasale (1944); L'Article Conjoctif en Wolof (1945); L'Harmonie Vocalique en Sérère (1945); Anthologie de la Nouvelle Poésie Négre et Mangache (1948); Chants pour Naëtt (1949); L'Apport de la Poésie Négre (1953); Langage et Poésie Négro-africaine (1954); Éthiopiques (1956); Nocturnes (1961); Poèmes (1964); Élégies Majeures (1979); Liberté IV: Socialisme et planification (1983); Poémes (1984); Ce que je Crois (1988); Oeuvre poétique (1990); dan lain-lain.

Sejak meninggalkan jabatan kepresidenan pada 1980 Senghor tinggal di Paris, Normandia dan Dakar. Pada 1983 Senghor terpilih menjadi anggota Académie Française. Dia meninggal di Perancis pada 20 Desember 2001. Penghargaan yang pernah diterimannya antara lain Dag Hammarskjöld Prize (1965), Peace Prize of German Book Trade, Haile Sellassie African Research Prize (1973), dan Apollinaire Prize for Poetry (1974). Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa antara lain Spanyol. Inggris, Jerman, Rusia, Swedia, Italia, Cina, Jepang dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun