Mohon tunggu...
Tri Wibowo BS
Tri Wibowo BS Mohon Tunggu... -

Editor, penerjemah, tukang ketik, mampir cengengesan | urip sawang sinawang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

World Writers #552 : Junichiro Tanizaki

8 Oktober 2014   18:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:53 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Junichiro Tanizaki(1886-1965) Novelis Jepang, yang kerap menyajikan kisah pengaruh Barat terhadap warisan kultural lama negeri kelahirannya. Setelah menerbitkan novel dengan gaya ortodoks, Tanizaki kemudian menggabungkan kisah Jepang tradisional dengan narasi eksperimental. Dia pernah menyatakan bahwa dirinya “tak tertarik dengan apapun kecuali kebohongan.”

Junichiro Tanizaki dilahirkan pada 24 Juli 1886 di Nihombashi di dekat distrik komersial Tokyo Bay. Keluarganya memiliki percetakan. Setelah mengalami beberapa kesulitan, keluarga Tanizaki kemudian kehilangan banyak hartanya. Tanizaki sangat menghormati ibunya, yang menyusuinya sampai dia berusia enam tahun. Meski menghadapi kesulitan keuangan, orang tuanya memanjakannya dan sering mengajaknya menonton pertunjukan teater. Pengalaman ini membuat Tanizaki menyukai drama dan seni tradisional Jepang.  Tanizaki mendapat pendidikan di Universitas Tokyo tetapi tak selesai karena kekuangan uang. Pada usia 24 tahun dia mempublikasikan salah satu cerpen terbaiknya, Shisei (The Tattooer) yang memperlihatkan pengaruh dari Edgar Allan Poe, Oscar Wilde dan gerakan Dekaden Perancis. Titik balik kehidupan Tanizaki adalah setelah peristiwa gempa bumi dahsyat di Tokyo pada 1923. Rumahnya rata dengan tanah. Tanizaki meninggalkan istri dan anaknya dan pindah ke Osaka. Di sana dia berhenti menggunakan model-model Barat dan mulai tertarik dengan literatur tradisional, khususnya kisah klasik Jepang Genji Monogatari, yang ditulis oleh Lady Murasaki Shikibu (980-1030). Tanizaki menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kansai. Dia meninggal di Yugawara, sebelah selatan Tokyo, pada 30 Juli 1965. Memoir masa anak-anaknya terbit secara berseri di sebuah majalah Jkepang pada 1955-1956 dan diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 1988 dengan judul Childhood Years: A Memoir.

Karya-karya Tanizaki antara lain Chijin No Ai (1924); Kojin (1926); Tade Kuu Mushi (1928-1929); Mõmoku Monogatari (1931); The Secret History of the Lord of Musashi (1935); Sasameyuki (1943-48), yang memenangkan Imperial Prize pada 1949; Shõsõ Shigemoto No Haha (1949-50); Kagi (1956), yang diangkat ke layar lebar pada 1959 dan 1983; Futen Rojin Nikki (1962);  dan lain-lain.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun