Mohon tunggu...
emas putri
emas putri Mohon Tunggu... Petani - Penulis

Start small

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Si Perantara Berbagi Kebahagiaan

31 Desember 2020   16:39 Diperbarui: 29 April 2021   11:20 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan tak pernah lepas dari adanya kepedihan ataupun kebahagiaan. Hidup sejatinya menjalankan setiap proses kehidupan dengan penuh rasa syukur hingga dapatkan kedamaian dan kebahagiaan pun kan tercipta.

Tak melulu soal harta, tahta, renatta. Nyatanya kebahagiaan tak selalu diciptakan dari ketiga hal itu. Uppss, dua tepatnya, harta dan tahta. Hanya diri dan hati lah yang dapat wujudkan bahagia yang sesungguhnya.

Kebahagiaan pun tercipta ketika hal sederhana saja sudah dapat membuat orang lain bahagia. Karna dengan melihat orang lain bahagia, ada kebahagiaan tersendiri yang tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata.

Kisah bahagia ini tercipta ketika bulan terakhir di setiap tahun jadi bulan yang spesial untuk seseorang. Hati ingin bersua namun apa daya, kejadian pedih dengan adanya pandemi Covid-19 terus merajalela, harapan akan berakhirnya kepedihan itu pun terus membara di setiap bulan setelah kemunculannya.

Namun, harapan hanyalah sekadar harapan. Nyatanya wabah itu tetap bergeliat, tak hanya menghilangkan banyak moment - moment indah, tapi juga telah banyak merenggut korban jiwa.

Ya tentu, pemerintah dengan segala upaya telah dilakukan untuk mengatasi keterpurukan yang sedang terjadi. Berbagai kondisi dilakukan untuk menghadapi nya, hingga new normal pun digalakkan untuk tetap berlangsungnya kehidupan. Banyak hal yang dijadikan acuan untuk menjalani kehidupan new normal ini. Salah satunya, tidak berkerumun atau bergerombol.

Semakin ketatnya sebuah perjalanan, untuk ciptakan kebahagiaan pun serasa hanya angan. Merayakan pesta tak mungkin diselenggarakan. Berkumpul bersama pun tak semudah yang dibayangkan.

Desember 2020, bulan spesial itu tak lagi indah, pupus sudah harapan yang kesekian kalinya untuk ciptakan kebahagiaan. Hingga ada satu cara yang dapat dilakukan, coba kirimkan hadiah spesial di hari spesial untuk nya yang spesial. Ya, memang raga ini tak bisa bersama, tapi satu - satunya cara coba ku lakukan untuk wujudkan kebahagiaan itu. Tepat di hari ulang tahunnya, ku kirimkan hadiah seperti apa yang di idamkan oleh nya sebelumnya.

JNE pun jadi perantara untuk ku ciptakan kebahagiaan. Memberi tak lagi hanya angan, JNE yang sedang merayakan usianya yang ke -30. Usia yang telah mencapai 3 dekade ini tak pernah di isi dengan sia-sia.

Pakeeettt...!! Kata yang selalu terlontar di setiap sisi kehidupan ekspedisi yang pastinya membawa kebahagiaan di segala sisi. Dari kurir yang bahagia karna telah berhasil antarkan pesanan dengan selamat maupun beragam ekspresi suka dan tawa yang terpancar dari wajah para customer setianya. Penantian yang berujung bahagia.

Kebahagiaan di 3 dekade nya yang terpancar jelas terasa, meski sempat diterpa isu yang tak sedap saat menjelang kebahagian itu tercipta, tetap saja pancaran itu tak dapat di redupkan. Dan itu pun bukan menjadi alasan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam berbagi kebahagiaan.

Perihnya kenyataan tak jadikan pilu berkelanjutan, JNE tetap ikut andil dalam memberi kebahagiaan kepada sesama, terutama customer spesial nya. Hadiah spesial ku ini diperantarai oleh JNE kepada customer spesialnya di hari yang spesial.

Tentu, semua dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Memang terlihat lebay, namun hidup harus terus berlanjut. Dengan kurir yang menggunakan masker dan menjaga batas jarak aman dalam memberikan paket kepada penerima. Itu jadi bagian penting untuk mensukseskan berakhirnya wabah ini. 

Tidak berhenti di situ saja, penerima pun juga punya andil untuk mematuhi aturan yang berlaku, paket yang diterima harus disterilkan terlebih dahulu guna menjaga keamanan paket dari virus maupun hal yang tidak di inginkan.

Kebahagiaan yang ku berikan ini juga dilakukan oleh nya di hari spesialnya dengan menyantuni orang-orang yang kurang mampu. Sederhana saja katanya, bubur sum-sum dengan kuah gula merah yang legit dikirimkannya kepada mereka yang membutuhkan.

Harapan yang hilang kini telah kembali. Terimakasih telah menyalurkan kebahagiaan yang sempat pupus. Meski raga tak bersama, senyuman yang terukir indah ku dapatkan dari nya yang jauh disana. Dan biarkan rantai kebahagiaan ini terus berlanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun