Mohon tunggu...
Mas Subchiatun
Mas Subchiatun Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah melukis dunia.

Seorang ibu yang selalu ingin mengetahui, belajar, dan mencoba sesuatu yang baru nan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku

20 Februari 2022   20:48 Diperbarui: 20 Februari 2022   21:02 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisiku pucat pasi tanpa diksi
Mengembara di jari-jemari tanpa lelah
Menjamur penuh gemuruh ke segala arah

Puisiku hambar tanpa asa
Menempel pada kertas-kertas pesanan
Menjadi simbol eksistensi diri

Puisiku kosong tanpa pesan
Dijadikan syair membelai semata
Dilelang murah tak seberapa

Puisiku cermin diriku
Puisiku harus melangit
Menyampaikan pesan tak berkelit

Puisiku tak boleh teronggok di ruang gelap
Puisiku harus disantap lahap
Bagi siapa saja yang butuh nutrisi

Puisiku harus terus berlari
Tanpa henti!

Tangerang, 1 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun