Harus disadari, influencer yang pro pemerintah sangat dimanjakan, sementara oposisi bisa seenaknya ditekan. Saya kira, sejak saya kenal seorang Pak Jokowi dahulu tak seperti itu.
Pak Jokowi wajib tegas jika kelompoknya salah. Tegas dan adil akan membalikkan keadaan yang sebenarnya. Merangkul dan adil bagi semuanya jangan kelompok sendiri.
Seperti yang diketahui, hari-hari ini pergumulan itu terjadi. Polarisasi semakin melebar. Pak Jokowi wajib adil. Influencer jangan dipakai untuk membenturkan kelompok oposisi. Â Influencer hanya sebagai alat untuk mengenalkan konsep. Soal kesuksesan atau kegagalan, itu tugas Pak Jokowi untuk bertanggung jawab pada rakyat yang memilih.
Semua itu adalah cerita tentang waktu. Memang ironis jika Pak Jokowi terus mengandalkan influencer, padahal Pak Jokowi adalah seorang yang dulu saya kenal sebagai seorang dengan predikat "media darling".
Lebih baik, Pak Jokowi menghidupkan semangat blusukan. Mengkomunikasikan dengan rakyat secara langsung, tanpa harus menggunakan influencer.
 *Penulis adalah Kader Bintang Muda Indonesia, NTT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H