Mohon tunggu...
Emanuel Ristian Handoyo
Emanuel Ristian Handoyo Mohon Tunggu... Dosen

Seorang pengajar di UAJY yang antusias mengeksplorasi teknologi dan transformasi digital. Memiliki fokus pada UX research, privasi informasi, serta perkembangan ekonomi digital. Aktif mengikuti tren AI terkini serta mengeksplorasi penerapan teknologi digital dalam konteks riset dan pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Dari Sintaks Rumit Menuju Vibe Coding

20 April 2025   19:46 Diperbarui: 20 April 2025   19:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidik, seniman dan desainer sedang mengembangkan aplikasi dengan vibe coding (Sumber: Imagen 3 by Google)

Perjalanan Saya Dulu dan Kini dalam Dunia Coding

Saya masih ingat jelas bagaimana rasanya belajar pemrograman beberapa tahun lalu. Berjam-jam menatap layar, berusaha memahami sintaks yang rumit, debugging error yang membuat frustrasi, dan rasa tidak berdaya ketika kode saya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Belajar coding terasa seperti mempelajari bahasa alien dengan aturan ketat yang tidak intuitif.

Dulu, saya harus menghafal banyak sintaks, mempelajari struktur bahasa pemrograman, dan memahami algoritma sebelum bisa membuat aplikasi sederhana. Perjalanan dari pemula hingga mampu membuat program yang berguna terasa panjang dan penuh rintangan. Tidak heran banyak teman saya menyerah di tengah jalan.

Tetapi kini, dengan fenomena "vibe coding" yang muncul, saya mengalami cara belajar dan membuat software yang sama sekali berbeda. Transformasi ini bagaikan siang dan malam.

Revolusi Vibe Coding Mengubah Pengalaman Pemrograman Saya

Vibe coding telah mengubah pendekatan saya terhadap pemrograman secara fundamental. Alih-alih bergulat dengan sintaks dan aturan ketat, saya kini bisa fokus pada masalah yang ingin saya pecahkan.

Dulu, waktu saya sebagian besar habis untuk memperbaiki error sintaks atau mencari tahu mengapa fungsi tertentu tidak bekerja. Sekarang, dengan AI sebagai co-pilot, saya bisa mengekspresikan ide dalam bahasa sehari-hari dan AI membantu menerjemahkannya menjadi kode fungsional.

Perbedaannya seperti antara harus menggambar setiap bingkai film animasi secara manual versus menggunakan perangkat lunak modern yang mengotomatisasi banyak proses. Kreativitas dan visi tetap penting, tapi alat baru ini menghilangkan banyak hambatan teknis yang dulu menghalangi saya.

Kemarin Koding Hari Ini Vibe Coding

Ketika saya pertama kali belajar pemrograman, segalanya tentang ketepatan teknis. Kesalahan satu tanda kurung atau titik koma bisa mengakibatkan seluruh program gagal. Proses belajar terasa seperti mempelajari tata bahasa yang sangat kaku sebelum bisa mengucapkan kalimat pertama.

Dengan vibe coding, saya mengalami pendekatan yang lebih natural. Saya mulai dengan masalah dan solusi yang saya bayangkan, lalu bekerjasama dengan AI untuk mengimplementasikannya. Pergeseran ini seperti beralih dari harus menghafal kamus sebelum bicara ke belajar bahasa melalui percakapan dengan penutur asli.

Dulu nilai seorang programmer terletak pada keahlian teknis mereka---seberapa efisien algoritma yang mereka tulis, seberapa rapi kode mereka. Kini, dengan vibe coding, nilai bergeser ke pemahaman domain dan kemampuan mengartikulasikan masalah dengan jelas. Ini membuka pintu bagi banyak orang dengan latar belakang beragam untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi.

Produktivitas Berlipat Ganda Tanpa Batalyon Programmer

Dulu saya sering membayangkan proyek software besar membutuhkan tim besar berisi puluhan programmer berpengalaman. Dengan vibe coding, saya menyaksikan transformasi produktivitas yang mencengangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun