Mohon tunggu...
Emanuel Dapa Loka
Emanuel Dapa Loka Mohon Tunggu... Freelancer - ingin hidup seribu tahun lagi

Suka menulis dan membaca... Suami dari Suryani Gultom dan ayah dari Theresia Loise Angelica Dapa Loka. Bisa dikontak di dapaloka6@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Jalan Kehormatan Seorang Guru - Kompasianer

24 Maret 2015   13:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:07 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer Agust Dapa Loka kembali mengeluarkan karya terbaru berupa antologi puisi berjudul “Gemerisik Ilalang Padang Sabana” (2015). Tahun 2011, dia meluncurkan novel berjudul Perempuan itu Bermata Saga (Elex Media Komputindo – Gramedia Group).

[caption id="attachment_357176" align="aligncenter" width="448" caption="Menteri Anies Baswedan. Sumber foto: indonesiabetter.com"][/caption]

Kata Anies Baswedan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)dalam buku kumpulan puisi karya Agustinus Dapa Loka:

Sebagai seorang guru, Pak Agust Dapa Loka jelas menempuh jalan kehormatan. Selama ini ia memilih hadir bersama anak-anak kita, bersama para pemilik masa depan. Ia berdedikasi terhadap dunia pendidikan, bahkan dalam kondisinya yang saat ini sedang sakit. Ia contoh nyata betapa optimisme dan sudut pandang positif mampu mengalahkan segala halangan dan rintangan. Dalam sakitnya, selain terus mengajar, Pak Agust juga menyempatkan menulis novel dan puisi. Ia cukup produktif.

[caption id="attachment_357178" align="aligncenter" width="449" caption="Cover buku "]

1427177306686505196
1427177306686505196
[/caption]

Ini kumpulan puisi pertamanya. Dalam kumpulan puisi ini ia menceritakan kegelisahan seorang anak bangsa atas permasalahan yang terjadi di sekeliling dan di negara tercintanya. Dalam “Gemerisik Ilalang Padang Sabana”, kita mendapati puisi itu bernada getir dalam menceritakan keseharian, tapi juga penuh semangat bahwa tekad yang kuat mampu melibas kendala apa pun yang datang kepada kita.

Gemerisikilalang padang sabana

adalah tekad yang tak bisa mati

sebelum puisiku dikubur bersama

di ujung tanah yang sudah lama menanti

Komentar Agust atas pengantar Pak Menteri, “Pak Anies memberi atau menyuburkan sikap optimistis yang pernah nyaris hilang itu. Dia menyiramnya. Tugas saya untuk merawat”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun