Mohon tunggu...
Emanuel NurAji
Emanuel NurAji Mohon Tunggu... Guru - guru

non scholae sed vitae discimus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengelola AI (Artificial Intelligence) di Ruang Belajar Siswa

6 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 6 Juni 2023   09:02 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

AI (Artificial Intelligence) bagi sebagian pendidik saat ini terdengar asing. Apalagi bagi pendidik yang tinggal di daerah pedalaman dengan akses jaringan internet yang kurang memadai. Namun sebelum kita mengkaji dimanika AI di dunia pendidikan khususnya bagi pendidik dan peserta didik kita harus memahami dulu apa itu AI? 

AI (Artificial Intelligence) adalah cabang ilmu komputer yang luas yang berkaitan dengan pembuatan mesin pintar yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan memungkinkan mesin untuk memodelkan, atau bahkan memperbaiki, kemampuan pikiran manusia. Dan dari pengembangan mobil self-driving hingga proliferasi alat AI generatif seperti ChatGPT dan Bard Google , AI semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dan area yang diinvestasikan oleh perusahaan di setiap industri  (sumber: builtin.com). 

Dalam sejarahnya, konsep AI muncul pertama kali tahun 1940an. Pada tahun 1941, lahir cikal bakal mesin komputer oleh Insinyur Jerman pada Perang Dunia II bernama Conrad Zuse, komputer tersebut diberi nama Z3 untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali. Pada tahun 1942 Isaac Asimov menerbitkan Tiga Hukum Robotika , sebuah gagasan yang biasa ditemukan di media fiksi ilmiah tentang bagaimana kecerdasan buatan seharusnya tidak membahayakan manusia. 

Kemudian satu dekade berikutnya di tahun 1950 Alan Turing menerbitkan makalah "Computing Machinery and Intelligence," mengusulkan apa yang sekarang dikenal sebagai Tes Turing, sebuah metode untuk menentukan apakah sebuah mesin itu cerdas. Sampai di Tahun 2020,  OpenAI merilis model pemrosesan bahasa alami GPT-3 , yang mampu menghasilkan teks yang meniru cara orang berbicara dan menulis. Dari Sejarah inilah, saat ini mulai banyak berkembang aplikasi AI yang bisa digunakan oleh manusia dalam bekerja seperti ChatGPT, Google Maps, Asisten pribadi seperti Siri, Alexa, dan Cortana, Filter Snapchat, Mobil self-driving, sensor di alat kesehatan, dan lain-lain.

Lalu bagaimana AI bisa masuk dunia pendidikan? pertanyaan besar bagi pendidik adalah apakah AI akan menjadi ancaman atau harapan? 

Globalisasi dibidang pendidikan saat ini tidak bisa dihindari. bagaimanapun globalisasi telah mengubah paradigma manusia dalam berpikir maupun bertingkah laku. Teknologi telah mengubah segalanya menjadi lebih cepat, praktis dan membantu. Dunia pendidikan pun dikatakan berhasil apabila telah menguasai teknologi dengan baik dan bijaksana. Mau tidak mau, sekolah sekarang harus mengikuti perkembangan teknologi. Pendidik zaman sekarang harus mau atau bahkan wajib mempelajari teknologi. Setidaknya pendidik selangkah lebih maju dibanding dengan peserta didik. 

Sejak munculnya pandemi Covid 19 di akhir tahun 2019, dunia pendidikan di Indonesia mengalami gelombang tsunami yang besar. Dunia pendidikan berubah mulai dari aturan, sistem hingga norma. Setelah berakhirnya gelombang Covid ini, dunia pendidikan tidak bisa merubah semuanya, namun justru mengembangkan sistem menjadi lebih baik. 

Dengan berkembangnya teknologi, pendidikan dituntut untuk juga berkembang. Informasi yang mudah di dapat dan banyak membantu manusia saat ini sudah menjadi hal yang biasa. Guru atau pendidik mulai mengembangkan teknologi dengan banyak mengikuti pelatihan-pelatihan. Selain juga belajar sendiri karena kebutuhan. 

Bagi peserta didik, internet adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa dilepaskan dari sejak bangun pagi, aktivitas di sekolah hingga kegiatan di rumah maupun di luar rumah. Saat ini, gadget dan jaringan internet menjadi bagian dari kehidupan peserta didik. Banyak sekolah yang saat ini mulai meninggalkan penggunaan kertas (paperless) maupun buku. 

Ujian, tugas, membaca dan aktivitas yang lain dikerjakan melalui gadget. Dengan kondisi yang seperti ini, pemikiran dan tingkah laku peserta didik juga berubah. Kebebasan mengakases apapun di Gadget, khususnya penggunaan software bebas (open source software) memudahkan peserta didik melakukan eksplorasi. 

Tugas sekolah, penilaian dan ujian bisa dikerjakan dengan mudah dan hasil yang valid. Salah satu contoh aplikasi yang dikenal peserta didik saat ini adalah Chat GPT. ChatGPT adalah chatbot kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan konten tertulis dalam berbagai format, mulai dari esai hingga kode dan jawaban atas pertanyaan sederhana. Diluncurkan pada November 2022 oleh OpenAI, ChatGPT didukung oleh model bahasa besar yang memungkinkannya meniru tulisan manusia (sumber: builtin.com). Siswa SD hingga SMA pun saat ini sebagian besar tahu dan mengerti bagaimana menggunakan aplikasi ini. Kecepatan dalam menjawab soal, permasalahan muali dari yang mudah hingga sulit bagi AI cukup mudah. Bahkan aplikasi ini juga memberikan koreksi dari pertanyaan yang salah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun