Limbah tempurung kelapa merupakan salah satu jenis limbah yang banyak dihasilkan di Desa Trenten. Limbah ini biasanya dianggap sebagai sampah dan dianggurkan saja di pekarangan rumah warga. Tetapi sebenarnya limbah tempurung kelapa memiliki potensi besar untuk diubah menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan serta memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Proses pembuatan briket arang tempurung kelapa melibatkan beberapa tahap penting. Pertama, limbah tempurung kelapa harus dikumpulkan dan dibersihkan dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan. Kemudian, limbah tempurung kelapa tersebut harus dikarbonisasi untuk mengubah komponen organik menjadi karbon. Proses karbonisasi ini dilakukan dengan cara memanaskan limbah tempurung kelapa pada suhu yang tinggi selama beberapa jam.
Setelah itu, limbah tempurung kelapa yang telah dikarbonisasi dihaluskan menjadi tepung dalam mesin penepung. Partikel-partikel yang dihasilkan kemudian dicampur dengan tepung kanji sebagai bahan perekat untuk meningkatkan kualitas briket. Campuran ini kemudian dicetak menjadi bentuk briket menggunakan mesin pencetak briket.
Briket arang tempurung kelapa memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Pertama, briket ini memiliki nilai kalori yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Kedua, briket ini tidak beracun dan tidak berasap, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Ketiga, briket ini memiliki waktu pembakaran yang lebih lama, sehingga dapat digunakan secara efektif dalam berbagai aplikasi.Â
Selain itu, briket arang tempurung kelapa juga dapat membantu masyarakat desa dalam meningkatkan perekonomian mereka. Dengan menjual briket ini, masyarakat desa dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Briket arang tempurung kelapa organik bukan hanya sebuah produk yang ramah lingkungan, tetapi juga sebuah solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan limbah di Desa Trenten dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Trenten. Program ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya dalam mengimplementasikan konsep pengolahan limbah yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H