Karena itu, Habib Luthfi acap kali mengingatkan untuk pendakwah sebagai salah satu publik figur, tidak mengajarkan hal-hal yang jauh menyimpang dalam ajaran khazanah beragama dan bernegara. Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW dengan dakwah pada sikap yang lembut---tidak dengan doktrin kasar, kaku, keras dan ekstrem---jauh dari substansi ajaran nabi.
Komunikasi dakwah Habib Luthfi bin Yahya, dengan penuh kealiman, kesejukan, dan kearifan, seringkali menyerukan strategi pemberdayaan umat, serta terus-menerus mengingat sejarah kebangsaan kita. Peranan keagamaan dalam kebangsaan (nasionalisme), serta pemberdayaan ekonomi umat, saling bersinergi satu sama lain.
Sinergisitas paralel komunikasi dakwah yang alim dan arif, dari Habib Luthfi inilah yang kemudian memancarkan wajah berkilau dakwah Islam bagai intan permata yang kekinian dan kedisinian. Hal ini yang patut menjadi suri tauladan semua untuk mengabdi dan berbakti bagi nusa dan bangsa, dalam bingkai NKRI.
Semoga kedepan, banyak lahir pendakwah progresif yang tentu saja memiliki pengetahuan dan wawasan (alim), baik dalam khazanah Islam-klasik dan Islam-kontemporer sehingga kearifan seperti Habib Luthfi ini, terus mewarnai negeri ini. []
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI