Pandemi Covid-19 membuat perekonomian warga terpuruk sehingga banyak yang menganggur dan mengalami tekanan hidup. Bersumber data dari kompas, pada kamis (1/10/2020), sampai 28 september 2020, pemerintah telah mencairkan dana Rp. 304,62 triliun atau 43,8% dari total Rp. 695,2 triliun untuk anggaran penanganan virus korona dan pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, penanganan kesehatan, program bantuan sosial bagi masyarakat miskin serta dunia usaha juga menjadi fokus.
Di lain sisi, KAMI masih sangat agresif melakukan kampanye propaganda berdalih menyelamatkan bangsa. KAMI telah menampilkan sebuah paradoks, melihat realita di tengah masyarakat saat ini. Jadi apa yang mau diselamatkan jika protokol kesehatan, telah dilanggar dan juga arahan untuk tidak berkerumun ditentang?
Nampaknya, libido berkuasa itu telah menjadikannya melakukan hal-hal diluar akal sehat. Bukannya mendapat simpatik masyarakat, malah sebaliknya. Seorang calon pemimpin semestinya memberikan contoh, memunculkan gagasan dan ide-ide besar demi kemajuan bangsanya, Pancasila sebagai way of life. Bagaimana bisa kita bertahan untuk hidup? Sedangkan sisi kemanusiaan-- right to life (hak untuk hidup)-- itu saja diabaikan.Â
Dengan mengabaikan berbagai anjuran di tengah wabah yang sedang mengudara tak menentu kapan menurun, birahi kekuasaan sebaiknya ditahan untuk sementara waktu sembari memperbaiki kondisi bangsa dari lesunya berbagai sektor pembangunan, jika KAMI memang benar-benar hendak menyelamatkan Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI